Krisis Alat Medis untuk Lawan COVID-19, AS Terima Bantuan dari Rusia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
New York City, IDN Times - Dalam sebuah momen yang sangat langka, pemerintah Amerika Serikat menerima bantuan alat medis yang ditawarkan oleh Rusia untuk menghadapi pandemik COVID-19. Media-media Barat menyebut peristiwa ini sebagai "kudeta" oleh Presiden Vladimir Putin dari sisi public relations.
Radio Liberty mengutip pernyataan resmi Departemen Luar Negeri Amerika Serikat yang mengungkap bahwa pesawat Rusia untuk mengangkut alat-alat medis itu sudah tiba di Bandara Internasional John F. Kennedy, New York, pada Rabu siang waktu setempat (1/4). Selanjutnya, alat-alat itu didistribusikan ke sejumlah rumah sakit yang memerlukan melalui lembaga tanggap darurat setempat.
1. Bantuan itu disebut sebagai hasil percakapan antara Donald Trump dan Vladimir Putin
Alat-alat medis yang dikirim Rusia terdiri dari, antara lain, masker, ventilator serta perlengkapan perlindungan pribadi seberat 60 ton. Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat Morgan Ortagus mengatakan ini adalah hasil percakapan telepon antara Trump dan Putin pada Senin (30/3). Gedung Putih kemudian membeli alat-alat itu dari Rusia.
Bahkan, Trump mengungkap perihal kerja sama dengan Rusia itu dalam konferensi pers di awal minggu dan memberi pujian kepada Putin. "Kedua negara telah menyediakan bantuan kemanusiaan kepada satu sama lain saat krisis di masa lalu dan tanpa ragu akan melakukannya lagi di masa depan," kata Ortagus. "Ini waktu untuk bekerja sama melawan musuh bersama yang mengancam kehidupan kita semua."
Baca Juga: Trump Ingatkan Warga AS Akan Hadapi Kondisi Menyakitkan karena Corona
2. Sejumlah pihak di Amerika Serikat sulit menerima fakta bahwa kali ini negara mereka yang dibantu oleh Rusia
Selama berdekade-dekade, hubungan antara Amerika Serikat dan Rusia mengalami kerenggangan. Kedua negara saling berkompetisi untuk memperlihatkan dominasi paling besar di dunia. Begitu Perang Dingin usai, Amerika Serikat dianggap mengambil posisi sebagai pemimpin dunia.
Begitu Trump menjadi presiden, relasi kedua negara mulai terlihat kontras dengan sejarah. Sejumlah pihak di Amerika Serikat pun mengkritik kerelaan Gedung Putih untuk menerima bantuan dari Rusia. Ini karena di mata mereka, selama ini yang terjadi adalah Amerika Serikat yang mengulurkan tangan sebagai negara paling berkecukupan -- bukan sebaliknya.
Editor’s picks
"Tak ada yang perlu dilihat di sini. Hanya pesawat militer Rusia yang mendarat di JFK dengan 60 ton suplai medis untuk mendukung respons Amerika Serikat terhadap #COVID19. Sebuah keuntungan propaganda ketika pemerintah kita menyusut dari peran kepemimpinan Amerika dalam krisis global," cuit Brett McGurk, mantan diplomat di masa pemerintahan Barack Obama, George W. Bush dan Trump.
Sementara itu, juru bicara Putin, Dmitry Peskov, mengingatkan Amerika Serikat untuk melakukan hal yang sama ketika diperlukan.
"Penting untuk dicatat bahwa saat menawarkan bantuan kepada kolega-kolega di Amerika Serikat, Presiden [Putin] berpikiran bahwa ketika produksi perlengkapan dan alat medis Amerika Serikat mendapatkan momentum, mereka juga bersedia membalas waktu diperlukan," kata Peskov, seperti dikutip Reuters.
3. Kasus COVID-19 di Amerika Serikat jauh lebih banyak dibandingkan di Rusia
Menurut data John Hopkins University, saat ini ada 200.000 kasus COVID-19 di Amerika Serikat. Sebanyak lebih dari 5.100 orang meninggal dan menjadikan negara itu sebagai yang paling banyak mencatatkan kematian akibat virus corona. Jumlah ini jauh lebih sedikit dibandingkan Rusia. Negara itu melaporkan sebanyak 2.777 kasus dan 24 kematian hingga sekarang.
Krisis alat-alat medis yang sangat krusial dalam memerangi COVID-19 di Amerika Serikat sudah dilaporkan sejak awal Maret lalu. Ini berkaitan dengan terhambatnya impor dari Tiongkok yang juga berjuang melawan wabah virus tersebut sejak Januari. Apalagi ada lebih dari 80.000 kasus dan 3.200 kematian di Tiongkok.
Ini membuat pemerintah memutuskan semua produksi perlengkapan medis mulai dari masker hingga ventilator harus diprioritaskan untuk kebutuhan dalam negeri lebih dulu, dan bukan untuk diekspor ke Amerika Serikat. Para staf medis di berbagai rumah sakit di Negeri Paman Sam pun menyuarakan kekhawatiran.
"Tanpa perlindungan memadai, lebih banyak staf rumah sakit kita yang jatuh sakit, yang mana berarti tak ada orang untuk merawat pasien," ujar Nancy Foster, Wakil Presiden Asosiasi Rumah Sakit Amerika Serikat, kepada Time. Dengan kata lain, petugas medis dan pasien pada akhirnya akan sama-sama rentan.
Pembaca bisa membantu kelengkapan perlindungan bagi para tenaga medis dengan donasi di program #KitaIDN : Bergandeng Tangan Melawan Corona di Kitabisa.com
Baca Juga: Rekor Baru, 101.657 Penduduk Amerika Serikat Terinfeksi Virus Corona!