Membahayakan, Facebook Hapus Ratusan Akun Terkait Saracen

Akun-akun tersebut mempublikasikan pesan memecah belah

Jakarta, IDN Times - Facebook menemukan ratusan akun, laman dan grup yang berhubungan dengan Saracen dan menghapus semuanya. Seperti dilaporkan Reuters, akun-akun itu punya kaitan dengan Saracen yang menyebarluaskan ujaran kebencian dan disinformasi.

Saracen sendiri pertama kali menarik perhatian publik setelah Polri mengungkap keberadaannya pada 2017 lalu. Kala itu, kepolisian menangkap tiga orang yang diduga sebagai bagian dari jaringan itu. Saracen sendiri diduga sudah melakukan aksi sejak 2015.

1. Pesan-pesan yang disampaikan terkait Pemilu dan memecah belah

Membahayakan, Facebook Hapus Ratusan Akun Terkait Saracenunsplash.com/Glen Carrie

Kepala Kebijakan Cybersecurity Facebook Nathaniel Gleicher mengatakan, "Akun-akun dan halaman-halaman tersebut secara aktif bekerja untuk menyembunyikan apa yang sebenarnya mereka lakukan dan berhubungan dengan Kelompok Saracen, sindikat online di Indonesia."

Gleicher menambahkan bahwa apa yang sebenarnya mereka lakukan adalah "menggunakan pesan-pesan menipu dan jaringan laman serta akun terselubung untuk mendorong narasi memecah belah terkait isu-isu penting yang jadi perdebatan publik" di dalam negeri.

Baca Juga: Kenapa Bos Saracen Divonis Ringan? Ini Alasan Hakim

2. Bos Saracen menerima vonis 10 bulan hukuman penjara

Membahayakan, Facebook Hapus Ratusan Akun Terkait Saracenunsplash.com/William Iven

Jasriadi, pria yang disebut berada di balik Saracen, telah mendapatkan vonis dari Pengadilan Negeri Pekanbaru. Ia harus mendekam selama 10 bulan di balik jeruji besi. Hukuman yang ringan tersebut sempat menjadi kontroversi di masyarakat karena dianggap terlalu ringan.

Hakim Riska mengatakan tidak ada bukti yang bisa mendukung tuduhan bahwa Jasriadi menyebarkan ujaran kebencian dan hoax melalui Grup Saracen. Opini bahwa Grup Saracen telah menyebarkan hoaks dan SARA, kata Hakim Riska, hanya dibentuk oleh media yang memberitakan kasus ini. 

"Sejak kasus muncul di media, sudah terbentuk opini bahwa Saracen bersifat negatif untuk menyebarkan ujaran kebencian," kata Hakim Riska. Jasriadi sendiri diputus karena terbukti secara ilegal mengakses Facebook. Ia memutuskan mengajukan banding.

3. Pengamat menyebut ada yang lebih berbahaya dari Saracen

Membahayakan, Facebook Hapus Ratusan Akun Terkait Saracenunsplash.com/Tim Bennett

Sementara itu, Ketua Setara Institute Hendardi menilai Muslim Cyber Army (MCA) adalah kelompok penyebar ujaran kebencian dan disinformasi yang lebih berbahaya dibandingkan Saracen. 

"Melihat personel dan pola gerakan MCA, kelompok ini memiliki daya rusak lebih daripada Saracen," ujarnya. Salah satu yang membuat MCA lebih berbahaya, menurut Hendardi, adalah pergerakan yang lebih cair. Sedangkan Saracen beroperasi dengan struktur yang lebih terorganisir.

Mirip Saracen, MCA juga membombardir media sosial dengan pesan-pesan yang mengesankan bahwa kepemimpinan nasional saat ini tidak mampu mengurus negara. Kedua sindikat juga memiliki ratusan anggota yang diduga saling terhubung melalui grup WhatsApp.

4. Facebook juga baru saja menghapus akun-akun palsu di negara lain

Membahayakan, Facebook Hapus Ratusan Akun Terkait Saracenunsplash.com/Thought Catalog

Melalui blog resmi Facebook, Gleicher menulis pihaknya baru saja menghapus sekitar 800 akun yang menyasar masyarakat di wilayah-wilayah khusus seperti Timur Tengah dan Rusia. Langkah yang sama juga diambil Twitter. Menurut Gleicher, akun-akun itu bisa ditemukan berkat kerja sama berbagi informasi antara kedua platform

"Administrator laman dan pemilik-pemilik akun biasanya memperlihatkan diri mereka sendiri sebagai warga lokal, seringkali memakai akun-akun palsu, kemudian mengunggah berita tentang peristiwa terkini," tulis Gleicher.

"Ini termasuk komentar-komentar yang dikesankan seperti sedang disampaikan oleh media pemerintah Iran tentang hubungan Israel-Palestina dan konflik di Suriah serta Yaman, termasuk peran Amerika Serikat, Arab Saudi dan Rusia."

Baca Juga: Facebook Izinkan 60 Perusahaan Raksasa untuk Akses Data Pengguna

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya