Selandia Baru Loloskan RUU Nol Karbon untuk Selamatkan Lingkungan

Selandia Baru berkomitmen kurangi emisi gas karbon

Wellington, IDN Times - Parlemen Selandia Baru telah meloloskan Rancangan Undang-undang (RUU) Nol Karbon pada Kamis (7/10). NZ Herald melaporkan bahwa Menteri Perubahan Iklim, James Shaw, berambisi untuk menjadikan RUU tersebut sebagai bentuk komitmen negaranya untuk meletakkan kebijakan perubahan iklim melampaui politik remeh-temeh dan sikap partisan.

Dengan RUU Nol Karbon, Selandia Baru menyematkan label sebagai pemimpin dalam mengurangi emisi gas rumah kaca. Perdana Menteri Jacinda Ardern pun berterima kasih kepada oposisi, Partai Nasional, yang mendukung penuh legislasi ambisius tersebut. Dilansir dari The Guardian, Ardern mengatakan Selandia Baru "berada di sisi sejarah yang benar".

1. Krisis iklim jauh lebih penting dibanding politik praktis

Selandia Baru Loloskan RUU Nol Karbon untuk Selamatkan LingkunganPerdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern dan Konselor Negara Myanmar Aung San Suu Kyi menghadiri KTT Asia Timur (EAS) di Bangkok, Thailand, pada 4 November 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Athit Perawongmetha

Keberhasilan untuk meloloskan RUU Nol Karbon, menurut Shaw, menunjukkan bahwa parlemen Selandia Baru mampu bekerja sama. "Kompromi seharusnya tidak menjadi kata yang kotor dalam politik," ujarnya. "Beberapa hal terlalu besar untuk politik dan yang terbesar di antara semuanya adalah perubahan iklim."

"Kebijakan perubahan iklim selama ini menjadi sebuah sepak bola politik, ditendang-tendang di lapangan dan sering menjadi gol oleh perubahan pemerintah dan, faktanya, perubahan dalam pemerintahan," lanjutnya, merujuk pada frekuensi krisis lingkungan jadi alat politik atau bahkan dikalahkan oleh kepentingan lainnya.

2. Ardern menilai perubahan iklim adalah "tantangan terbesar kita saat ini"

Selandia Baru Loloskan RUU Nol Karbon untuk Selamatkan LingkunganRibuan orang melakukan demonstrasi perubahan iklim dengan aktivis remaja perubahan iklim Greta Thunberg di Vancouver, British Columbia, Kanada, pada 25 Oktober 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Jennifer Gauthier

"Saya sangat percaya dan terus meyakini pernyataan saya bahwa perubahan iklim merupakan tantangan terbesar kita saat ini," tutur Ardern, di hadapan parlemen, usai lolosnya RUU Nol Karbon.

"Tidak bisa dielakkan, level permukaan laut kita terus meningkat, dan tidak bisa dibantah, kita sedang mengalami peristiwa-peristiwa cuaca ekstrem — terus melaju seperti itu," tambahnya.

"Tidak bisa diingkari, ilmu pengetahuan mengatakan kepada kita dampaknya terhadap flora dan fauna, dan ya juga terhadap penyebaran penyakit di area-area di mana kita belum pernah melihatnya." 

Baca Juga: Selandia Baru Minta Peternak Kurangi Emisi Karbon atau Bayar Denda

3. Ardern menegaskan Selandia Baru tidak bisa menjadi pengikut, melainkan pemimpin

Selandia Baru Loloskan RUU Nol Karbon untuk Selamatkan LingkunganPerdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, saat memperkenalkan RUU Karbon Nol di parlemen pada 8 Mei 2019. instagram.com/jacindaardern

Menurut Ardern, kini saat Selandia Baru benar-benar memimpin dalam aksi melawan perubahan iklim. "Jika kita sungguh-sungguh memikirkan apa artinya itu bagi kita, kita perlu mulai bergerak melampaui target. Kita perlu mulai bergerak melampaui aspirasi. Kita harus mulai bergerak melampaui pernyataan soal harapan dan segera memperlihatkan aksi."

Oleh karena itulah, ia berterima kasih kepada partai oposisi yang tidak membiarkan politik menghalangi mereka untuk turut mendukung RUU yang disodorkan pemerintah. "Selandia Baru tidak bisa jadi pengikut yang lamban," kata Ardern. Ini karena "sejujurnya kita tidak mengambil risiko itu, tidak untuk lingkungan, tidak juga untuk penghasil pangan kita".

4. Selandia Baru berambisi mengurangi seluruh emisi gas karbon sampai titik nol pada 2050

Selandia Baru Loloskan RUU Nol Karbon untuk Selamatkan LingkunganPerdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, ketika bertemu dengan para petani di negaranya pada 11 Agustus 2019. instagram.com/jacindaardern

Salah satu latar belakang mengapa Selandia Baru bersikeras untuk mengambil langkah progresif terkait perubahan iklim adalah Persetujuan Paris 2015 (Paris Agreement) yang ditandatangani oleh pemerintahan sebelumnya. Persetujuan itu bertujuan untuk membatasi peningkatan temperatur global sampai 1,5 derajat Celcius di atas level era pra-industri.

Untuk mencapainya, Selandia Baru menetapkan dua target. Pertama, mengurangi emisi seluruh gas karbon, kecuali biogenic methane (emisi dari hewan ternak seperti domba dan sapi, hingga ke titik nol pada 2050.

Kedua, mengurangi emisi biogenic methane antara 24 sampai 47 persen pada 2050, termasuk target sementara untuk memangkas emisi biogenic methane sebanyak 10 persen di bawah level 2017 pada 2030. "Kita punya potensi di sini untuk memimpin dan menanamkan nilai tinggi kepada produk-produk kita," tegas Ardern.

Baca Juga: Greta Thunberg Tuding Pemimpin Dunia Tak Becus Atasi Perubahan Iklim

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya