Trump Main Golf saat 97.000 Warga AS Meninggal akibat Virus Corona

Trump minta bisnis beroperasi kembali saat pandemik

Washington DC, IDN Times - Presiden Amerika Serikat Donald Trump memilih bermain golf saat libur panjang Memorial Day pada Sabtu (23/5). Keputusan Trump untuk bersantai di salah satu klub golf miliknya di Virginia itu menuai protes dari berbagai pihak mengingat ada lebih dari 97.000 warga Amerika Serikat yang meninggal dunia akibat virus corona.

Menurut laporan NBC News, Trump meninggalkan Gedung Putih pada pagi hari dengan menggunakan topi dan kaos berwarna putih, lalu tanpa memakai masker pelindung sama sekali. Terakhir kali Trump bermain golf adalah pada 6 Maret lalu ketika menerima kunjungan pemerintah Brazil di resort pribadinya di Florida.

1. Koordinator gugus tugas COVID-19 Gedung Putih mendukung warga yang ingin berlibur

Trump Main Golf saat 97.000 Warga AS Meninggal akibat Virus CoronaSeorang polisi mengontrol pembatasan sosial saat pandemik COVID-19 di Domino Park di Brooklyn, New York, Amerika Serikat, pada 16 Mei 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Eduardo Munoz

Apa yang dilakukan Trump dengan bermain golf tersebut dianggap tidak menjadi persoalan oleh Dr Deborah Birx selaku koordinator gugus tugas COVID-19 Gedung Putih. Dalam konferensi pers pada Jumat (22/5), ia mengaku mendukung warga Amerika Serikat yang ingin beraktivitas di luar ruangan saat libur panjang ini.

"Tolong, saat Anda ke luar rumah pada akhir pekan ini, pahami bahwa Anda boleh berada di luar dan Anda boleh bermain golf, dan Anda bisa bermain tenis dengan bola yang ditandai," kata Brix. "Anda boleh ke pantai jika Anda menjaga jarak dua meter. Namun, ingat itu adalah ruang Anda, dan bahwa itu merupakan ruang yang Anda perlukan untuk memastikan Anda menjaga jarak."

Baca Juga: Juru Bicara Wapres AS Mike Pence Positif Tertular COVID-19

2. Trump sempat mengaku merindukan bermain golf ketika pada saat yang sama jutaan orang terinfeksi virus corona

Trump Main Golf saat 97.000 Warga AS Meninggal akibat Virus CoronaWisatawan di depan Gedung Putih di Washington, Amerika Serikat, pada 23 Mei 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Mary F. Calvert

Pada waktu lebih dari satu juta warga Amerika Serikat terinfeksi virus corona dan puluhan ribu lainnya meninggal dunia di awal bulan ini, Trump justru mengaku bahwa dirinya merindukan bermain golf. "Saya sangat ingin bermain golf tapi terlalu sibuk sekarang," kata Trump dalam sebuah wawancara.

"Saya benar-benar merindukannya [bermain golf]. Saya belum bermain, sungguh, sejak masalah yang kita punya ini dimulai," tambahnya, merujuk kepada pandemik COVID-19. "Saya belum bisa bermain golf untuk beberapa lama. Saya sangat sibuk, dan saya pikir ini cuma persoalan biasa, tapi kita segera kembali ke situasi normal."

3. Ia menegaskan ingin membuka perekonomian lagi walau belum ada tanda penurunan kasus COVID-19

Trump Main Golf saat 97.000 Warga AS Meninggal akibat Virus CoronaRelaksasi pembatasan akibat virus corona membuat warga ke luar rumah saat libur panjang Memorial Day di Ocean City, Maryland, Amerika Serikat, pada 23 Mei 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Kevin Lamarque

Sampai hari ini, total ada lebih dari 1,6 juta kasus COVID-19 di Amerika Serikat dan belum ada tanda kurva akan melandai dalam waktu dekat. Trump sendiri secara terbuka menolak melakukan lockdown dan masih bersikeras prioritasnya adalah soal ekonomi.

Berbagai pengamat menilai Trump khawatir kebijakan ketat untuk merespons virus corona akan mencederai peluangnya terpilih kembali sebagai presiden.Bahkan, ketika ditanya apa yang akan pemerintah federal lakukan seandainya Amerika Serikat mengalami gelombang kedua virus corona, Trump menegaskan "kami takkan menutup negara".

"Kami akan memadamkan api. Kami takkan menutup negara," ujar Trump, seperti dikutip CNBC pada Kamis (21/5). "Kami bisa memadamkan api. Entah itu bara api atau kobaran api, kami akan memadamkannya. Tapi kami takkan menutup negara," tegasnya.

Dr. Anthony Fauci selaku anggota gugus tugas COVID-19 Gedung Putih mengatakan kepada The Washington Post bahwa ia "tak ragu" akan ada gelombang berikutnya, bahkan mungkin sampai akhir tahun.

"Virus itu takkan menghilang," kata Fauci. "Itu adalah virus yang sangat mudah menular di berbagai waktu, tempat atau lainnya. Selama itu masalahnya, selalu ada risiko untuk muncul kembali," jelasnya lagi.

Baca Juga: Dikritik karena Minum Obat Malaria, Ini Pembelaan Diri Donald Trump

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya