Trump Sebut Pemimpin ISIS Baghdadi Menangis Saat Diserbu, Ini Faktanya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Washington DC, IDN Times - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mendeskripsikan penangkapan pemimpin kelompok teroris ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi, dengan detil. "Dia meninggal setelah berlari ke dalam sebuah terowongan buntu, merengek, menangis, dan berteriak tiada henti," kata Trump menggambarkan detik-detik terakhir Baghdadi, seperti dilansir dari CNN.
Trump juga mengungkapkan bahwa tayangan yang ia saksikan selama penyerbuan Baghdadi membuatnya seperti "sedang menonton sebuah film".
Trump juga menyinggung "anjing cantik" yang digunakan pasukan Amerika Serikat untuk mendeteksi lokasi Baghdadi, dan terluka akibat ledakan di dalam terowongan.
1. Muncul keraguan mengenai pernyataan Trump
Deskripsi Trump itu menjadi bahan perbincangan karena ia begitu rinci dalam mengumumkan detik-detik kematian seorang teroris. Ini berbeda ketika Barack Obama mengabarkan tentang penyerbuan tentara Amerika Serikat ke tempat persembunyian Osama bin Laden di Pakistan, yang mengakibatkan tewasnya pemimpin Al-Qaeda itu.
Saat itu, Obama memberikan pernyataan resmi singkat dan padat, tanpa menyebutkan seperti apa ekspresi yang ditunjukkan bin Laden menjelang hari terakhirnya di dunia. Keraguan pun muncul mengenai akurasi deskripsi Trump tersebut.
2. Video yang disaksikan Trump tidak bersuara
Seperti dilaporkan The New York Times, ketika penyerbuan berlangsung, apa yang Trump saksikan adalah tayangan pengintaian jarak jauh dari udara dan ditampilkan di sejumlah layar. Masing-masing layar menampilkan sudut pandang berbeda dari atas secara real time atas apa yang terjadi di Idlib, Suriah.
Di layar, Trump dan para staf yang bersamanya juga bisa melihat tanda panas dari orang-orang yang bergerak di lapangan. Ini mengindikasikan siapa teman atau lawan. Akan tetapi, tidak ada suara apa pun yang ditampilkan oleh tayangan-tayangan itu. Trump, atau siapa pun yang menyaksikannya ketika itu, juga tidak mungkin melihat situasi di dalam terowongan.
Baca Juga: Jasad Pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi Dibuang ke Laut
3. Muncul pertanyaan bagaimana Trump tahu Baghdadi "merengek, menangis dan berteriak tiada henti"
Editor’s picks
Oleh karena itu, timbul pertanyaan bagaimana Trump mendapatkan informasi tentang detik-detik kematian Baghdadi, termasuk bahwa ia "merengek dan menangis serta berteriak tiada henti" ketika tidak bisa lagi melarikan diri. Muncul berbagai asumsi tentang ini.
Trump bisa saja menerima laporan tentang Baghdadi saat itu dari para komandannya di lapangan secara langsung. Kemungkinan lainnya adalah informasi tersebut disampaikan melalui rantai komando di tubuh militer, hingga sampai ke Trump.
4. Menteri Pertahanan Amerika Serikat menolak menggunakan deskripsi yang sama dengan Trump
Sementara itu, para pejabat di Pentagon dilaporkan menolak untuk mengonfirmasi apakah Baghdadi memang menunjukkan emosi seperti yang disebutkan oleh Trump di detik-detik terakhir kehidupannya. Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Mark T. Esper, juga enggan untuk menggunakan deskripsi yang sama dengan Trump tentang Baghdadi.
"Saya tak punya detail soal itu," ujarnya kepada ABC saat wawancara untuk program This Week. "Presiden mungkin punya kesempatan untuk berbicara dengan para komandan di lapangan," tambahnya.
Namun, jika ini yang terjadi, Trump tidak mungkin menerima informasi langsung ketika peristiwa berlangsung.
Ini karena militer Amerika Serikat menetapkan prosedur di mana tidak ada komunikasi dua arah dari lapangan ke Gedung Putih, dan sebaliknya. Tujuannya, untuk menghindari adanya kritik atau instruksi kepada pasukan di lapangan yang akan membahayakan keseluruhan operasi.
5. Trump berencana merilis video penyerbuan Baghdadi
Hal yang tak kalah mengherankan adalah rencana Trump untuk merilis video penyerbuan Baghdadi hingga kematiannya. "Kami sedang memikirkannya. Mungkin saja," ujar Trump kepada para reporter, seperti dilansir dari Politico. "Kami mungkin mengambil beberapa bagian tertentu dan merilisnya."
Trump menambahkan, "kami mengalami akhir pekan yang luar biasa untuk negara kami. Kami menangkap seorang laki-laki yang semestinya sudah ditangkap sejak dulu. Sayangnya, ini tidak terjadi."
"Banyak hal luar biasa yang telah terjadi. Jadi, itu adalah hari yang sangat besar dan akhir pekan yang sangat besar, dan kami sangat bahagia," ucap Trump lagi.
Baca Juga: Ajudan Baghdadi Jadi Kunci Tentara Amerika Serikat Temukan Si Teroris