Mantan Pendeta di AS Didakwa Atas Kasus Pembunuhan Tahun 1975

Pelaku meninggalkan tubuh korban di tengah hutan

Jakarta, IDN Times - Kejaksaan Delaware Country, Amerika Serikat (AS) mengumumkan bahwa mereka telah mengajukan tuntutan pidana terhadap David Zandstra yang berusia 83 tahun atas kasus pembunuhan.

Zandstra, yang merupakan seorang pendeta pada tahun 1970-an, didakwa dengan pasal berlapis berupa penculikan anak di bawah umur, memiliki alat kejahatan dan pembunuhan tingkat pertama, kedua dan ketiga.

Jaksa di wilayah Delaware Country, Jack Stollsteimer, mengatakan bahwa Zandstra melawan ekstradisi ke Pennsylvania. Kejaksaan saat ini sedang mencari surat perintah gubernur untuk membawa Zandstra kembali ke Delaware Country.

"Kami akan mengadilinya, menghukumnya dan dia akan mati di penjara," kata Stollsteimer.

"Dan kemudian dia harus mencari tahu apa yang dianut oleh Tuhan yang dia percayai bagi mereka yang jahat terhadap anak-anak kita," lanjutnya.

1. Buku harian yang ditulis saksi menjadi titik terang bagi polisi

Pada Januari 2023, polisi Pennsylvania mendapat bukti baru dari informan rahasia yang berteman baik dengan salah satu putri Zandstra pada tahun 1970-an. Informan ini diketahui sering menginap di rumah Zandstra, kata kantor kejaksaan.

Dilansir CNN, informan menunjukkan kepada polisi buku harian yang dia simpan pada tahun 1975, di mana dia menulis bahwa Zandstra saat itu menyentuh daerah selangkangannya pada dua kesempatan saat dia sedang menginap di rumahnya.

Informan juga memberitahu penyelidik bahwa ayahnya kadang-kadang juga melakukan tindakan tersebut kepada putrinya sendiri.

Buku harian yang ditulis oleh informan juga memuat insiden lain, yang menurutnya merupakan sebuah percobaan penculikan.

Baca Juga: Polisi India Bunuh Diri usai Tembak Mati Istri dan Keponakan

2. Keterangan pelaku

Pada Senin (17/7/2023), para pejabat mewawancarai Zandstra di dekat rumahnya yang ada di Georgia. Menurut polisi, Zandstra sendiri yang mengajukan untuk berbicara tentang kasus ini. Dihadapkan dengan keterangan saksi baru, Zandstra akhirnya mengakui perbuatannya.

"Dia lega," kata polisi itu.

"Rasanya seperti ada beban yang terangkat dari pundaknya," lanjutnya, dikutip dari NBC News.

Pada 15 Agustus 1975, Zandstra datang untuk menemui Harrington dan berjalan ke kamp Alkitab yang diselenggarakan oleh jemaatnya, Gereja Reformasi Kristen Kapel Gereja Trinity.

Jaksa mengatakan bahwa Zandstra secara rutin menjemput anak-anak untuk dibawa ke kamp pada tengah hari. Harrington juga berteman baik dengan anak-anak lain yang ada di rumah Zandstra.

Zandstra memberitahu petugas bahwa dia menjemput Harrington saat dia berjalan ke gereja dan mengantarnya ke hutan terdekat, tempat dia memarkirkan kendaraan.

Harrington memintanya untuk dibawa pulang, tetapi Zandstra malah memerintahkan Harrington untuk melepas pakaian. Ketika dia menolak untuk melepas pakaian, Zandstra meninju kepalanya dan dia tidak pernah sadar kembali setelah itu.

Zandstra lalu meninggalkan tubuh Harrington yang setengah telanjang di tengah hutan dan menutupinya dengan dedaunan.

3. Keluarga korban berharap pelaku bertanggung jawab atas perbuatannya

Keluarga korban mengatakan sangat berharap pelaku yang sudah melakukan kejahatan keji ini dapat dimintai pertanggungjawaban.

“Sulit untuk mengungkapkan emosi yang kami rasakan saat kami sudah selangkah lebih dekat menuju keadilan,” kata keluarga tersebut.

"Penculikan dan pembunuhan yang telah dilakukan selamanya akan mengubah keluarga kami dan kami merindukannya setiap hari," lanjutnya, dikutip dari The New York Times.

Kantor Kejaksaan Negeri Delaware County telah mengumpulkan sampel DNA dari Zandstra yang akan dibandingkan dengan DNA lain, yang sudah dikumpulkan dalam kasus terbuka lainnya di Pennsylvania dan di seluruh negeri.

“Kami prihatin bahwa mungkin ada lebih banyak korban telah dilecehkan secara seksual oleh pria ini. Kami ingin meminta pertanggungjawabannya atas semua yang sudah dia lakukan,” kata Stollsteimer.

Baca Juga: Tidak Restui Hubungan, Pria India Penggal Kepala Adik Perempuannya

Sanggar Sukma Photo Verified Writer Sanggar Sukma

Mahasiswi

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya