McDonald's di AS Didenda Ketahuan Pekerjakan Anak di Bawah Umur

Perusahaan dituding abaikan keselamatan pekerja anak

Jakarta, IDN Times - Departemen Tenaga Kerja Amerika Sertikat (AS) menjatuhkan sanksi kepada 16 gerai McDonald’s di dua negara bagian AS, yaitu Texas dan Louisiana karena melanggar undang-undang pekerja anak. Pelanggaran tersebut berdampak pada 83 anak di bawah umur.

Sejak Mei, McDonald's telah dituduh melanggar undang-undang pekerja anak yang melibatkan 305 individu di bawah umur.

Dalam kasus terbaru, waralaba McDonald’s yang berlokasi di Louisiana dan Texas memiliki staf berusia 14 hingga 15 tahun, yang bekerja untuk shift lebih lama dari yang diizinkan undang-undang.

1. Pekerja anak melakukan pekerjaan pegawai dewasa

Waralaba McDonald’s di Texas, yang dioperasikan oleh Marwen dan Son, telah melanggar undang-undang dengan mengizinkan tujuh anak mengoperasikan penggorengan dan oven manual. Bahkan, dua dari tujuh anak juga diizinkan menggunakan pemadat sampah.

Padahal, pekerjaan tersebut sangat berbahaya jika dilakukan oleh anak di bawah umur. Atas pelanggaran tersebut, departemen menjatuhkan denda sebesar sebesar 21.466 dolar AS, dikutip dari KXAN.

Sedangkan di Louisiana, penyelidik menemukan pemilik waralaba CLB Investments mempekerjakan 72 pekerja berusia 14 dan 15 tahun untuk bekerja lebih lama dari yang diizinkan undang-undang di 12 lokasi McDonald's di Kenner, Jefferson, Metairie, dan New Orleans. Departemen akan menghukum CLB Investments dengan membayar denda sebesar 56.106 dolar AS.

Baca Juga: Kongres Texas Pimpin Aksi Mogok Makan untuk Lindungi Hak Pekerja

2. Anak-anak harus dilindungi dari ancaman bahaya di tempat kerja

Devisi Upah dan Jam Kerja AS menekankan, perusahaan harus memastikan keselamatan anak di bawah umur yang bekerja, serta tidak memperbolehkan pekerjaan mengganggu waktu pendidikan.

“Pemberi kerja tidak boleh membahayakan keselamatan dan kesejahteraan pekerja muda atau mengganggu pendidikan mereka,” ungkap Betty Campbell, Administrator Regional Divisi Upah dan Jam Kerja, dikutip dari US Departement of Labor.

“Sementara itu, mempelajari keterampilan baru dalam angkatan kerja merupakan bagian penting dari pertumbuhan dan kewajiban pertama pemberi kerja, yang harus memastikan anak-anak di bawah umur dilindungi dari ancaman bahaya di tempat kerja,” lanjutnya.

Undang-Undang Standar Ketenagakerjaan yang Adil memungkinkan peluang kerja yang sesuai bagi kaum muda, tetapi mencakup pembatasan penting pada jam kerja dan tugas yang sesuai dengan usianya.

Pengusaha sangat dianjurkan untuk menghindari pelanggaran atau akan ada konsekuensi yang mahal, jika undang-undang pekerja anak di bawah umur tidak dijalankan dengan baik. Perusahaan juga bisa menghubungi Divisi Upah dan Jam Kerja jika dirasa memerlukan panduan.

3. Pelanggaran pekerja anak di AS melonjak

Dilansir CBS News, pelanggaran McDonald's menandakan ada lebih banyak perusahaan yang mempekerjakan karyawan di bawah umur.

Pejabat Departemen Tenaga Kerja telah menemukan 3.876 pelanggaran di semua perusahaan AS tahun lalu. Angka ini naik lebih dari 60 persen dari tahun 2018.

Pada saat yang sama, pembuat undang-undang setempat bergerak untuk melonggarkan perlindungan pekerja anak. Beberapa negara bagian, termasuk Arkansas, Lowa, Minnesota, dan Missouri telah mengusulkan undang-undang yang akan meningkatkan jumlah jam kerja remaja.

Perwakilan di negara bagian tersebut berpendapat, remaja sudah terlambat untuk melakukan atletik sekolah. Jadi jam kerja yang lebih lama tidak berbeda dan bahkan dapat membantu kaum muda menjelajahi karier potensial.

Baca Juga: Hak Aborsi di Ohio Akan Diputuskan Pada Pemilu November

Sanggar Sukma Photo Verified Writer Sanggar Sukma

Mahasiswi

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya