Menlu Irak-Turki Bertemu Bahas Teroris hingga Ekspor Minyak

Isu air dan keagamaan juga ikut dibahas

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan, pada Selasa (22/8/2023), mengunjungi Baghdad untuk melakukan pembicaraan dengan mitranya mengenai pasokan air, ekspor minyak, hingga organisasi teroris yang ada di Irak.

Menteri Perminyakan Irak dan Turki tidak mencapai kesepakatan untuk segera melanjutkan ekspor minyak di Irak utara, tetapi setuju untuk mengadakan pembicaraan lebih lanjut di masa depan.

Kunjungan ini sekaligus mempersiapkan perjalanan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, yang tanggalnya belum diumumkan.

1. Menteri Luar Negeri Turki mengecam kelompok PKK

Fidan mengecam kelompok separatis Kurdi yang beroperasi di wilayah utara Irak sebagai musuh Turki dan Irak. Ia juga mendesak Irak untuk melarang kelompok tersebut sebagai organisasi teroris seperti yang telah dilakukan Ankara.

Dilansir The National News, Fidan mendesak Irak untuk menandai Partai Pekerja Kurdistan (PKK) sebagai organisasi teroris.

Dalam sebuah pernyataan setelah bertemu dengan mitranya, Fidan mendesak pejabat Irak untuk tidak membiarkan musuh dan organisasi teroris PKK meracuni hubungan bilateral mereka.

Baca Juga: Serangan Turki kian Gencar, 3 Orang Partai Kurdistan Tewas di Irak

2. Kegiatan PKK dinilai mengancam kedaulatan Irak

Mengutip ABC News, Baghdad sering mengeluh tentang serangan udara yang dilakukan Turki di Irak utara, dan menganggap itu sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan.

Sedangkan, Turki menggambarkan kegiatan PKK di sana sebagai tantangan terhadap kedaulatan Irak. Ia menuduh kelompok itu menduduki daerah-daerah di Irak dan berusaha menghubungkan Irak dengan Suriah.

Masalah PKK diperkirakan akan menjadi topik utama dalam kunjungan Erdogan, bersamaan dengan dimulainya kembali ekspor minyak dari wilayah semi-otonom Kurdi di Irak utara melalui pelabuhan Ceyhan di Turki.

3. Turki telah menghentikan pengiriman minyak di wilayah Kurdi

Para pejabat di Baghdad dan Irbil telah lama berselisih mengenai pembagian pendapatan minyak. Pada 2014, wilayah Kurdi memutuskan untuk secara sepihak mengekspor minyak melalui pipa independen ke Ceyhan.

Melansir Arab News, Turki telah menghentikan pengiriman minyak dari wilayah Kurdi melalui Ceyhan pada Maret. Keputusan ini mengikuti Kamar Dagang Internasional di Paris, yang berpihak pada Baghdad, dan menyatakan bahwa semua ekspor minyak harus melalui perusahaan pemasaran minyak milik negara Irak, SOMO.

Keputusan tersebut mengharuskan Ankara untuk memberikan kompensasi kepada Baghdad atas ekspor minyak yang tidak sah dari pemerintah daerah Kurdi dari 2014 hingga 2018.

4. Isu air hingga keagamaan juga ikut dibahas

Menteri Luar Negeri Irak Fouad Hussein mengatakan, setelah pertemuannya dengan Fidan, mereka telah mendiskusikan masalah minyak dan hampir menyelesaikan sebuah solusi.

Hussein mengatakan, diskusi dengan mitranya dari Turki juga difokuskan pada isu-isu air. Kedua negara telah berselisih mengenai pengelolaan sumber daya air bersama, di tengah-tengah kekeringan yang semakin parah di Irak.

"Mengingat tantangan kita bersama dalam menghadapi perubahan iklim dan ketergantungan historis Irak terhadap sungai Tigris dan Eufrat yang berasal dari Turki, maka sangat penting bagi Irak untuk mendapatkan pembagian air yang adil," kata Hussein, dikutip Associated Press.

Kedua menteri luar negeri juga berbicara tentang pembakaran Al-Qur'an di depan umum di Eropa baru-baru ini, yang memicu protes massa di Irak. Fidan mengatakan, kedua negara yang mayoritas penduduknya Muslim akan tetap bersatu dan memperingatkan para penistan agama.

Baca Juga: Turki Kecam Pendekatan PBB ke Siprus Utara

Sanggar Sukma Photo Verified Writer Sanggar Sukma

Mahasiswi

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya