Pra New Normal, KBRI Bantu 4.500 WNI di Turki yang Terdampak Pandemik

Pemerintah turut memfasilitasi pemulangan 180 WNI ke RI

Jakarta, IDN Times - Turki mulai memasuki normal baru sejak (1/6) lalu. Dalam pemberian keterangan persnya, Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan di hari itu beberapa pembatasan pergerakan manusia mulai dicabut. Warga Turki sudah bisa berkunjung ke beberapa tempat publik mulai dari museum, pantai, taman, restoran, kafe dan pusat kebugaran. 

Laman TRT World (28/5) lalu melaporkan warga Turki juga sudah bisa bepergian antarkota. Tempat penitipan anak dan taman kanak-kanak juga telah buka. Namun, pembatasan yang ketat tetap diberlakukan kepada warga Turki yang berusia di atas 65 tahun dan di bawah 18 tahun. 

Selama tiga bulan masa pembatasan pergerakan manusia itu, perwakilan pemerintah di Turki fokus dengan tugas memberikan perlindungan bagi 4.500 WNI yang tinggal di sana. 

"Di masa darurat, KBRI Ankara dan KJRI Istanbul telah memberikan bantuan langsung dalam bentuk logistik kepada 2.842 WNI, bantuan finansial untuk 107 orang, bantuan keimigrasian dan kekonsuleran untuk 1.010 orang, bantuan penanganan WNI sakit COVI-19 maupun non Covid-19 bagi 16 orang maupun bantuan pemulangan (ke Indonesia) 26 orang," ujar Minister Councellor KBRI Ankara yang juga bertugas sebagai Ketua Satgas Penanganan Dampak COVID-19 bagi WNI di Turki, Harliyanto melalui keterangan tertulis pada Minggu (7/6). 

Ia menambahkan yang turun tangan untuk memberikan perlindungan bagi WNI di masa darurat bukan bagian konsuler saja. Atase perdagangan, pertahanan dan kepolisian juga melakukan tugas memberi perlindungan bagi WNI. 

WNI dengan latar belakang apa yang terkena dampak paling parah dari masa pandemik di Turki?

1. Kelompok paling rentan yang menerima bantuan adalah pekerja spa yang kehilangan pekerjaan

Pra New Normal, KBRI Bantu 4.500 WNI di Turki yang Terdampak Pandemikaa.com.tr

Menurut data dari KBRI Ankara, WNI yang paling rentan terdampak dari pandemik COVID-19 di Turki adalah para pekerja spa yang tak lagi diperpanjang kontraknya karena tempat mereka bekerja tutup sementara waktu. Selain itu, ada pula pekerja migran Indonesia yang bekerja di rumah tangga namun tanpa dilengkapi dokumen. 

"Mereka lah yang sebagian besar yang menerima bantuan logistik, finansial dan pemulangan ke Tanah Air," ungkap Harliyanto. 

Kehadiran pemerintah, ujarnya lagi, diwujudkan dengan menyiapkan hotline dan tautan internet khusus agar mereka bisa mengajukan permintaan bantuan 24 jam sehari dan 7 hari seminggu. 

"Apapun kondisi WNI, kami berusaha untuk hadir dengan solusi sesegera mungkin selama 3 bulan terakhir," kata dia. 

Bagi WNI yang hendak kembali ke Tanah Air dari Turki harus dipastikan dalam kondisi fit dan tidak terpapar COVID-19. 

Baca Juga: [FOTO] Ketika Walkot Tri Rismaharini Menjabat Tangan Presiden Erdogan

2. Pemerintah juga berkomunikasi dengan WNI dan memberi asupan ilmu pengetahuan secara virtual

Pra New Normal, KBRI Bantu 4.500 WNI di Turki yang Terdampak PandemikDiskusi daring KBRI Ankara dengan Najwa Shihab (Instagram.com/@indonesiaankara)

Selain memberikan bantuan langsung, perwakilan pemerintah di Turki juga menggelar beragam diskusi virtual dengan topik berbeda untuk menambah pengetahuan WNI. Dengan adanya diskusi tersebut, diharapkan ada kegiatan bermanfaat yang bisa diikuti selama mereka di rumah saja. 

Salah satu diskusi virtual yang memecahkan rekor yakni ketika KBRI Ankara mengundang tamu khusus jurnalis senior Najwa Shihab dalam puncak hari Kartini. Ruang pertemuan dengan aplikasi Zoom memenuhi batas kuotanya yakni 1.000 orang. Bahkan, KBRI memberi kesempatan anak-anak muda di Indonesia untuk berkomunikasi dengan perempuan yang menjadi host program Mata Najwa itu. 

Duta Besar Indonesia untuk Turki, Lalu Muhammad Iqbal turut mengajak WNI untuk berdiskusi sekaligus mengecek kondisi mereka melalui platform daring itu. Pemerintah turut menggandeng Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) maupun paguyuban untuk bisa menjangkau lebih banyak WNI. 

"KBRI Ankara juga membentuk Satgas Perlindungan WNI yang beranggotakan para WNI yang tersebar di 81 provinsi di Turki serta di Siprus Utara," kata Iqbal. 

Berdasarkan data KBRI Ankara ada sekitar 4.500 WNI yang bermukim di Turki. Sebanyak 1.500 adalah pekerja spa, 2.700 orang adalah pelajar dan mahasiswa serta sisanya adalah para ekspatriat dan mereka yang tinggal di Turki karena pernikahan. 

3. Turki mencatat 4.692 kematian akibat COVID-19

Pra New Normal, KBRI Bantu 4.500 WNI di Turki yang Terdampak PandemikIlustrasi virus corona. IDN Times/Arief Rahmat

Turki yang memiliki penduduk sekitar 83 juta mencatat 4.692 kematian akibat COVID-19. Sementara, kasus aktif COVID-19 yang masih tersisa mencapai 27.471. Pasien yang sembuh dari infeksi virus Sars-CoV-2 mencapai 137.969. 

Presiden Erdogan memutuskan untuk melonggarkan pembatasan pergerakan manusia karena ia mengklaim sudah bisa mengendalikan pandemik COVID-19 di negaranya. Ia juga mengklaim berhasil mencegah negaranya menjadi episentrum dunia penyakit tersebut. 

Tempat lainnya yang banyak dikunjungi warga dan kembali dibuka adalah pasar tertua di Turki, Grand Bazaar. Pasar tersebut ditutup sejak (23/3) lalu dan dibuka lagi pada (1/6). Stasiun berita Al-Jazeera melaporkan itu menjadi penutupan pasar terlama dalam sejarah 550 tahun pasar tersebut didirikan. Namun, semua pengunjung diwajibkan mengenakan masker dan jumlah individu di dalam pasar dibatasi agar tidak terjadi kerumunan. 

Baca Juga: Sebabkan Kepanikan Publik Saat Atasi COVID-19, Mendagri Turki Mundur

Topik:

Berita Terkini Lainnya