Ogah Pakai Masker, Pengacara Trump Tularkan COVID Saat Sidang Gugatan

Rudy Giuliani sempat minta saksi di sidang agar lepas masker

Jakarta, IDN Times - Pengacara Presiden Donald Trump, Rudy Giuliani, sedang menjalani perawatan di rumah sakit sejak dua hari lalu karena tertular COVID-19. Namun, mantan Wali Kota New York itu ternyata menjadi pembawa virus dan telah menularkan ke koleganya, Jenna Ellis, yang ikut mendampingi saat sidang gugatan hasil pemilu di negara bagian Michigan, Amerika Serikat. 

Harian Wall Street Journal (WSJ) Selasa, 8 Desember 2020 melaporkan konfirmasi bahwa Ellis terpapar COVID-19 datang dari Giuliani sendiri. Ketika diwawancarai dari Pusat Medis Georgetown University, ia mengakui didampingi Ellis ke beberapa negara bagian dalam beberapa pekan terakhir. Ia bepergian dengan Ellis untuk menghadiri sidang dengar mengenai tuduhan adanya kecurangan pemilu 3 November 2020 lalu yang hingga kini belum terbukti. 

Selama mereka mengikuti sidang dengar itu baik Giuliani dan Ellis terekam kamera tidak mengenakan masker. Namun, dalam sidang yang dihadiri pada 2 Desember 2020 lalu, Giuliani malah sempat meminta salah satu saksi yang ia panggil agar melepas maskernya. Saksi tersebut bernama Jessy Jacob, seorang pekerja yang dirumahkan lantaran terkena dampak pandemik. 

"Saya tidak ingin memaksa Anda bila Anda tidak merasa nyaman, tetapi apakah Anda lebih nyaman bila melepas masker, sehingga kami bisa mendengar (suara) lebih jelas?" tanya Giuliani kepada Jacob. 

Perempuan itu terlihat enggan dan bertanya kepada hakim bila suaranya tetap terdengar meski mengenakan masker.

Bagaimana kondisi Giuliani kini? Apakah Trump pada akhirnya mengakui kekalahan dari Joe Biden?

1. Pengacara Trump turut mengonsumsi obat remdesivir ketika dirawat

Ogah Pakai Masker, Pengacara Trump Tularkan COVID Saat Sidang GugatanPengacara Rudy Giuliani bersama kliennya sekaligus Presiden Amerika Serikar, Donald Trump. (Instagram.com/therudygiuliani)

Ketika diwawancarai, Rudy Giuliani mengatakan kondisinya kini sudah mulai membaik. Selama dirawat di rumah sakit, ia diberi beberapa obat seperti remdesivir dan dexamethasone. Itu merupakan jenis obat stereoid yang biasa digunakan untuk kasus parah COVID-19. 

"Saya tidak mengalami demam, hanya sedikit batuk dan (gejala) itu hampir hilang. Saya sudah bisa berjalan-jalan dan saya pikir mereka (tenaga medis) segera membolehkan saya pulang," kata Giuliani. 

Jenna Ellis termasuk salah satu tamu yang hadir dalam pesta natal di Gedung Putih pada pekan lalu. Ellis diundang oleh penasihat di bidang perdagangan Gedung Putih, Peter Navarro. 

Giuliani pun menegaskan Ellis tidak tertular ketika diadakan pesta natal di Gedung Putih. Di pesta itu turut dihadiri oleh Donald Trump dan Melania yang sempat terlihat tak mengenakan masker. 

"Ia tidak tertular virus corona di pesta itu," ujarnya lagi. Sementara, Ellis tidak bersedia memberikan komentar kondisi yang dialaminya, tertular COVID-19. 

Baca Juga: Klaster Gedung Putih Bertambah, Kini Putra Sulung Trump Kena COVID-19

2. Pengacara Trump sempat kentut saat hadiri sidang gugatan di Michigan dan terinfeksi COVID-19

Ogah Pakai Masker, Pengacara Trump Tularkan COVID Saat Sidang GugatanPengacara Donald Trump, Rudy Giuliani (www.twitter.com/@LidiaNews)

Cerita unik lainnya dari sidang dengar di negara bagian Michigan yaitu Rudy Giuliani  sempat kentut. Peristiwa memalukan itu bahkan didengar anggota parlemen di negara bagian setempat dan disiarkan langsung tanpa diedit. 

Salah satu anggota Partai Demokrat, Darrin Camilleri yang ikut hadir dalam sidang dengar tersebut membenarkan Giuliani sempat buang gas dalam ruang sidang. Video yang menggambarkan Giuliani kentut di ruang sidang kemudian menjadi viral dan lelucon di berbagai program talkshow di Negeri Paman Sam. Salah satunya adalah program Jimmy Kimmel Live. 

"Saya bisa katakan kepada Anda hadir sebagai cameo di program Jimmy Kimmel untuk meminta keterangan dari Rudy Giuliani saat sidang dengar yang tidak menunjukkan bukti apapun dan membuatnya terkejut sehingga ia kentut, benar-benar tidak saya prediksi sebelumnya," cuit Camilleri. 

Camilleri menilai memeriksa tuduhan penipuan pemilu di masa pandemik hanya membuang-buang dana pembayar pajak semata. "Itu (tuduhan terjadi penipuan pemilu) tindakan pengecut dan kejam," kata dia seperti dikutip laman Business Insider. 

Ia menjelaskan sidang dengar yang berlangsung pada pekan lalu berlangsung sangat aneh, sebab pihak Trump selaku penggugat tidak menunjukkan bukti yang konkrit. Gugatan tim hukum Trump di hampir seluruh negara bagian telah ditolak. Bahkan,

Mahkamah Agung menolak tuntutan tim hukum Trump agar menghentikan proses penghitungan suara di negara bagian Pennsylvania. MA justru mengesahkan kemenangan Biden di negara bagian tersebut.

3. Trump berencana maju di pemilu AS tahun 2024

Ogah Pakai Masker, Pengacara Trump Tularkan COVID Saat Sidang GugatanPresiden Amerika Serikat Donald Trump, Ibu Negara Melania Trump dan putra mereka Barron menuruni tangga pesawat Air Force One saat tiba di Pangkalan Udara Andrews usai liburan Thanksgiving, di Maryland, Amerika Serikat, pada 1 Desember 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Yuri Gripas

Trump memang masih ogah mengakui kemenangan Biden dalam pemilu 3 November 2020 lalu. Tetapi, ia justru sudah memberikan bocoran akan kembali maju dalam Pilpres Amerika Serikat pada 2024 mendatang. 

Majalah People, Kamis, 3 Desember 2020 melaporkan pernyataan itu disampaikan Trump ketika menggelar makan malam Natal di Gedung Putih pada Rabu, 2 Desember 2020 lalu. Acara itu tertutup untuk media.

Namun, video yang menggambarkan suasana makan malam dan pernyataan Trump beredar di dunia maya. Salah satunya disebabkan anggota Partai Republik dari Oklahoma merekam pernyataan Trump menggunakan fitur live streaming di Facebook. 

"Ini merupakan empat tahun yang luar biasa. Kita akan coba (untuk bisa duduk) empat tahun lagi. Atau kita akan jumpa lagi empat tahun mendatang," ungkap Trump seperti yang terekam di dalam video. 

Bahkan, diam-diam Trump sudah berhasil mengumpulkan dana mencapai US$170 juta atau setara Rp2,4 triliun sejak ia kalah dalam pemilu 3 November lalu. Sejumlah uang itu terus terkumpul lantaran Trump terus mengklaim bahwa pemilu 3 November lalu dicurangi. Kantor berita Associated Press melaporkan, Trump lalu meminta kontribusi dari publik dengan tujuan menjadi dana untuk mempertahankan pemilu. 

Berdasarkan orang yang kenal Trump, uang itu mulai dikumpulkan setelah pemilu 3 November. Jumlah uang yang diduga setara dengan nominal kampanyenya dulu, akan menjadi faktor politik yang kuat di Partai Republik. 

Baca Juga: Biar Gak Kena COVID-19, Donald Trump Konsumsi Obat Malaria

Topik:

  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya