Pemerintah Bantu Pulangkan 177 WNI yang Terdampak Pandemik dari Turki

Mereka dipulangkan dengan naik maskapai Singapore Airlines

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Indonesia pada (10/6) lalu memulangkan 177 WNI yang terdampak pandemik COVID-19. Sebanyak 135 dari 177 WNI itu merupakan pekerja spa yang kontraknya tidak lagi diperpanjang di Turki. 

Proses pemulangan itu langsung disaksikan oleh Duta Besar Indonesia untuk Turki, Lalu Muhammad Iqbal. Pada hari itu Turki belum memulai penerbangan rute internasional. Penerbangan ke luar Turki baru dimulai pada (11/6). 

Ratusan WNI itu, kata Iqbal, dipulangkan dengan menggunakan maskapai Singapore Airlines dengan nomor penerbangan SQ966. 

"Sebelum terbang, para WNI itu sudah menjalani tes PCR dan dinyatakan negatif," kata Iqbal melalui keterangan tertulis pada (11/6) lalu. 

Sebelum pesawat lepas landas, Iqbal sempat masuk ke dalam kabin dan berbicara kepada ratusan WNI tersebut. Ia mengucapkan terima kasih kepada para WNI atas kerjasama, rasa solidaritas, dan kepatuhan terhadap imbauan yang disampaikan oleh perwakilan RI di Turki. 

"Selama tiga bulan terakhir, teman-teman sudah menyaksikan sendiri bahwa tak seorang WNI pun yang ditinggalkan oleh pemerintah di manapun dan dalam keadaan apapun. Negara selalu hadir. Selamat kembali ke kampung dan salam untuk keluarga," tutur dia lagi. 

Bagaimana nasib ratusan WNI ini usai tiba di Indonesia?

1. Sebelum dipulangkan, para WNI turut menerima bantuan logistik dari pemerintah

Pemerintah Bantu Pulangkan 177 WNI yang Terdampak Pandemik dari Turki(WNI yang dipulangkan dari Turki pada 10 Juni 2020) Dokumentasi KBRI Ankara

Iqbal menjelaskan ratusan WNI yang dipulangkan melalui program repatriasi mandiri adalah mereka yang terkena dampak pandemik COVID-19. Selain mayoritas merupakan pekerja spa yang tinggal di Bali, WNI lainnya terdiri dari pekerja rumah tangga (14 orang), mahasiswa yang sudah berakhir studinya (12 orang), jemaah tabligh (7 orang), serta pelancong yang terjebak penutupan akses penerbangan internasional (9 orang). 

Di dalam rombongan itu, kata Iqbal, ada dua WNI yang diketahui sakit berat. Mereka merupakan pekerja rumah tangga dan mahasiswa. 

"Tetapi pihak rumah sakit telah mengizinkan untuk pulang dan kembali ke Indonesia. Perawatannya nanti dilanjutkan usai tiba di Tanah Air," kata diplomat senior itu. 

Ratusan WNI berangkat ke Indonesia pada (10/6) dini hari. Mereka tiba di Jakarta di hari yang sama sekitar pukul 18:30 WIB. 

Selama pandemik, pemerintah turut memberikan bantuan logistik bagi ribuan WNI yang terdampak lantaran Turki mengeluarkan kebijakan pembatasan pergerakan manusia sejak (11/3) lalu. Data yang dirilis oleh KBRI Ankara menyebut, perwakilan RI di Turki telah memberikan bantuan langsung ke 2.842 WNI. 

"Bantuan diberikan dalam bentuk bantuan logistik (1.683 orang), bantuan finansial (107 orang), bantuan keimigrasian dan kekonsuleran (1.010 orang), bantuan penanganan WNI sakit COVID-19 maupun non COVID-19 (16 orang) maupun bantuan pemulangan (26 orang)," tutur dia lagi. 

Baca Juga: Jadi Bangunan Bersejarah di Turki, Inilah 7 Fakta Museum Hagia Sophia

2. WNI mengucapkan terima kasih karena telah dibantu ketika terdampak pandemik di Turki

Pemerintah Bantu Pulangkan 177 WNI yang Terdampak Pandemik dari Turki(Sebagian WNI yang ikut dipulangkan dari Turki ke Indonesia) Dokumentasi KBRI Ankara

Sementara, WNI yang dibantu oleh pemerintah selama terdampak di Turki mengucapkan terima kasih. Bahkan, majikan dari para pekerja sempat dihubungi oleh perwakilan RI di Turki agar permasalahan gaji yang belum tuntas, dibayar oleh majikan. 

"Dari awal-awal sekali saya sudah dibantu oleh bapak-bapak di KBRI dan KJRI. Kami dikirimi bahan makanan, dibantu telepon majikan supaya semua gaji dibayar, dibantu supaya izin tinggal yang sudah lewat tidak didenda sampai dibantu pemulangan. Senang sekali saya," ungkap seorang pekerja spa di hotel di daerah wisata Kapadokia, Firda Yani. 

Firda ikut dalam rombongan pemulangan WNI ke Tanah Air. KBRI pun sudah berkoordinasi dengan pihak Badan Pelindungan Pekerja Migran (BP2MI) terkait nasib mereka setelah tiba di Tanah Air. 

Iqbal menjelaskan WNI yang bekerja sebagai pekerja migran begitu tiba di Tanah Air langsung ditangani dan dibantu untuk bisa pulang ke daerah asal. 

"BP2MI juga akan memfasilitasi pengobatan lebih lanjut kepada pekerja migran yang sakit. Sedangkan, Kemlu akan memberikan bantuan bagi WNI non pekerja migran," tutur Iqbal. 

3. Pembukaan rute penerbangan internasional menandakan sektor pariwisata Turki mulai bergeliat

Pemerintah Bantu Pulangkan 177 WNI yang Terdampak Pandemik dari Turkihagiasophia.com

Pemerintah Turki pelan-pelan mulai memulihkan kembali sektor ekonomi yang kena pukulan keras karena pandemik COVID-19. Pemerintah mengklaim sudah berhasil mengendalikan virus yang diberi nama Sars-CoV-2 itu, sehingga pelan-pelan mereka sudah mulai membuka diri. 

Harian Hurriyetdailynews (11/6) lalu melaporkan Turki sudah mulai membuka penerbangan domestik sejak (1/6). Sedangkan, penerbangan dengan rute internasional dibuka secara perlahan-lahan. Mereka memulai dengan membolehkan maskapai nasional Turkish Airlines disewa untuk penerbangan menuju ke tiga negara yakni Jerman, Inggris dan Belanda. Pesawat itu berangkat dari Bandara di Kota Istanbul. 

Menurut harian itu, ada kriteria ketat yang diberlakukan oleh kedua pihak agar penumpang boleh pergi dari negara asal menuju ke Turki dan sebaliknya. Hanya maskapai nasional saja yang dibolehkan untuk disewa dari Turki ke tiga negara itu dan sebaliknya. Selain itu, hanya penduduk tutup atau warga lokal yang dibolehkan menumpang di penerbangan yang telah disewa. 

Sedangkan, dibukanya penerbangan rute internasional menandakan sektor pariwsata Turki juga mulai bergeliat. Hal itu dikonfirmasi oleh Dubes Iqbal. Ia mengatakan sektor pariwisata sudah resmi dibuka pada (20/6) mendatang. 

"Saya ikut diundang bersama menterinya bersama 20 dubes lain," tutur Iqbal menjawab pertanyaan IDN Times

Tidak diketahui apakah Turki tidak khawatir terhadap adanya turis yang datang dari Indonesia mengingat kurva penyebaran COVID-19 di Tanah Air masih terus naik dan belum mencapai puncak. Tetapi, Iqbal menyebut Turki melakukan pemeriksaan ketat terhadap kesehatan para pendatang di pintu-pintu kedatangan seperti bandara. Semua yang tiba diwajibkan untuk mengikuti tes PCR. 

"Turki hanya membutuhkan waktu satu jam untuk tes PCR. Di sini, tidak ada kekurangan untuk tes PCR karena sudah ada 3 perusahaan yang bisa memproduksi test kit dan mengekspor ke negara lain," ujarnya. 

Turki juga tak kekurangan jumlah tempat tidur di rumah sakit. Di titik puncak wabah COVID-19, Iqbal menjelaskan, kapasitas tempat tidur yang terisi mencapai 70 persen. 

Baca Juga: Pra New Normal, KBRI Bantu 4.500 WNI di Turki yang Terdampak Pandemik

Topik:

Berita Terkini Lainnya