[UPDATE] AS Cetak Rekor, dalam Sehari Ada 1 Juta Kasus COVID-19

Total 851.324 warga di AS meninggal karena COVID

Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat pada Senin, 3 Januari 2022 lalu melaporkan ada lebih dari 1 juta warga yang terpapar COVID-19 dalam kurun waktu 24 jam. Ini merupakan rekor kasus harian tertinggi yang pernah terjadi di dunia. 

Stasiun berita Channel News Asia, Rabu (5/1/2022), melaporkan data itu dikutip dari John Hopkins University. Total ada 1.080.211 kasus baru COVID-19 di Negeri Paman Sam yang dilaporkan dua hari lalu. 

Rekor itu tercatat seiring dengan varian Omicron menjadi galur yang dominan di AS. Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) AS mencatat 95,4 persen kasus COVID-19 di AS adalah galur Omicron. 

Tetapi, menurut John Hopkins, adanya rekor kasus harian itu disebabkan akumulasi penundaan laporan sejak akhir pekan lalu. Laboratorium di AS menunda pelaporan karena sedang memasuki musim libur Natal dan Tahun Baru 2022.

Meski demikian, hal tersebut tidak bisa menutupi kenyataan kondisi pandemik COVID-19 di AS belum membaik. Bahkan, bila dibandingkan laporan kasus harian pada Senin, 27 Desember 2021, angkanya masih lebih rendah. 

Sedangkan, data dari World O Meter pada hari ini, dalam kurun waktu 24 jam terakhir, Negeri Paman Sam melaporkan ada 539.357 kasus COVID-19. Ini menempatkan AS sebagai negara di peringkat pertama dengan kasus harian COVID-19 tertinggi. 

Sementara, bila dirangkum dari semua negara, maka dalam waktu 24 jam terakhir ada 2.048.548 kasus baru COVID-19. Namun, sebanyak 647.542 di antaranya berhasil pulih. Di sisi lain, angka kematian harian akibat COVID-19 di dunia masih tergolong tinggi yakni 5.994. 

Total warga dunia yang telah terpapar COVID-19 sejak 2020 lalu mencapai 295.309.551. Lalu, apa yang dilakukan oleh Pemerintah AS ketika Omicron sudah menjadi galur yang dominan di sana? Apalagi pejabat di kabinet Presiden Joe Biden satu demi satu sudah tertular COVID-19. 

1. Ahli penyakit menular AS prediksi puncak Omicron akan terjadi beberapa minggu lagi

[UPDATE] AS Cetak Rekor, dalam Sehari Ada 1 Juta Kasus COVID-19Salah satu staf Kepresidenan Amerika Serikat di bidang kesehatan, Dr. Anthony Fauci. (Instagram.com/doc.fauci)

Sementara, menurut ahli penyakit menular di AS, Anthony Fauci, warga Negeri Paman Sam harus waspada dan kembali memakai masker, sebab dalam beberapa pekan terakhir, kasus COVID-19 di sana naik dengan tren menunjukkan bentuk vertikal. Bahkan, puncak kasus COVID-19 dengan galur Omicron diprediksi bakal terjadi dalam beberapa pekan mendatang. 

Tetapi, Fauci menambahkan, puncak COVID-19 Omicron tidak akan berlangsung lama. Sebab, bila melihat situasi yang terjadi di Afrika Selatan juga sempat ada lonjakan drastis. Tetapi, kasusnya segera turun dengan cepat. 

Sementara, tingkat kematian dan warga yang dirawat di rumah sakit AS malah menurun dalam beberapa pekan belakangan. Padahal, kasus harian COVID-19 sedang mengalami kenaikan. Artinya, vaksin booster yang diberikan mulai bekerja. 

Dalam kurun waktu tujuh hari terakhir, jumlah kematian berada di angka 9.382. Angkanya dari minggu ke minggu turun hingga 10 persen. 

Sebelumnya, kasus COVID-19 di AS mencetak rekor pada periode 5 Januari 2021 hingga 11 Januari 2021. Ketika itu, kasus harian di AS menembus angka 258 ribu. 

Kini para pejabat berwenang juga mengalami dilema yang sama seperti pejabat di Indonesia. Mereka harus membuat kebijakan yang seimbang. Di satu sisi tidak mengorbankan kesehatan, sedangkan di sisi lainnya tak berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi. 

Baca Juga: Menhan AS, Lloyd Austin, Terkonfirmasi Positif COVID-19

2. Presiden Biden siapkan 500 juta tes cepat gratis bagi warga AS

[UPDATE] AS Cetak Rekor, dalam Sehari Ada 1 Juta Kasus COVID-19Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, bersama Wakil Presiden Amerika Serikat, Kamala Harris. (Instagram.com/whitehouse)

Salah satu kebijakan dari Presiden Biden untuk membendung gelombang baru akibat galur Omicron, yakni membuka pusat pengujian COVID-19 di New York. Lalu, pemerintahannya membeli 500 juta alat tes cepat bagi warga dan mulai digunakan pada bulan ini. 

Pemerintah AS juga akan mengerahkan sekitar 1.000 tenaga medis militer untuk membantu rumah sakit yang mengalami lonjakan rawat inap. Kantor berita Reuters melaporkan, kekhawatiran Biden terhadap varian baru ini berdasarkan data bahwa 1 dari 4 warga AS belum vaksinasi.

Fauci mendesak warga AS yang belum vaksinasi agar segera divaksinasi. Bagi warga yang sudah divaksinasi, maka didorong untuk mengambil vaksin booster.

Lebih dari 70 persen dari populasi AS telah menerima satu suntikan dan masih ada 50 juta orang yang belum diinokulasi. 

"Dengan Omicron, musim dingin akan semakin berat dalam beberapa minggu atau bulan mendatang,” ungkap Fauci. 

3. Pemerintah Indonesia imbau WNI tak berkunjung ke AS sementara waktu

[UPDATE] AS Cetak Rekor, dalam Sehari Ada 1 Juta Kasus COVID-19Ilustrasi pesawat (Pesawat) (IDN Times/Arief Rahmat)

Sementara, Kementerian Kesehatan kembali mewanti-wanti masyarakat agar sementara waktu tak bepergian ke luar negeri di masa pandemik COVID-19. Hal ini untuk mencegah penambahan kasus impor varian Omicron masuk ke Tanah Air. 

Dikutip dari situs resmi Kemenkes, jumlah kasus Omicron kini sudah mencapai 254. Semua kasus itu dibawa oleh pelaku perjalanan internasional. Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, hanya sedikit yang merupakan transmisi lokal.

"Semua kasus merupakan pelaku perjalanan luar negeri, dengan asal negara kedatangan paling banyak Turki, Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), dan Amerika Serikat," ujar Nadia pada Sabtu, 1 Januari 2022. 

Bahkan, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, kasus Omicron paling banyak di Tanah Air diperoleh usai berkunjung dari Turki. Ia mengaku masih menelusuri apakah warga Indonesia mayoritas transit di Turki atau terpapar usai mengunjungi negara itu.

Turki diketahui menjadi salah satu tempat wisata favorit bagi warga Indonesia. Di masa pandemik, ia tetap diserbu turis asal Indonesia lantaran tak menerapkan kebijakan wajib karantina setelah tiba di sana. Selain itu, Pemerintah Turki juga resmi memberlakukan bebas visa bagi turis asal Indonesia.

Meski begitu, Nadia meminta warga untuk kembali memikirkan niat mereka bila ingin ke luar negeri di tengah situasi pandemik. Apalagi, menurut penelitian dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), varian Omicron lebih cepat menular dibandingkan Delta.

"Jangan egois, harus bisa menahan diri dulu untuk tidak bepergian ke negara dengan transmisi penularan COVID-19 yang tinggi seperti Amerika Serikat, Turki, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab. Kita harus bekerja sama melindungi orang terdekat kita agar tidak tertular COVID-19," katanya lagi.

Baca Juga: Perangi Omicron, Biden Siapkan 500 Juta Tes Cepat Gratis Bagi Warga AS

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya