Sebut Perempuan di Atas 25 Harusnya Melajang, Pejabat Jepang Dikecam

Intinya sih...
- Naoki Hyakuta, pemimpin Partai Konservatif Jepang, membuat pernyataan kontroversial tentang perempuan di atas usia 30 tahun menjalani histerektomi dan perempuan lajang di atas usia 25 tahun tidak boleh menikah.
- Hyakuta mengklarifikasi bahwa pernyataannya adalah "fiksi ilmiah" dan meminta maaf kepada mereka yang merasa tersinggung. Partainya meraih kemenangan dalam pemilihan umum Dewan Perwakilan Rakyat pada Oktober 2023.
Jakarta, IDN Times - Naoki Hyakuta, pemimpin Partai Konservatif Jepang, baru-baru ini menjadi sorotan setelah mengeluarkan pernyataan yang kontroversial mengenai perempuan dan angka kelahiran di Jepang. Dalam sebuah siaran di saluran YouTube-nya, Hyakuta menyarankan ide hipotetis yang mengusulkan agar perempuan di atas usia 30 tahun menjalani histerektomi dan bahwa perempuan lajang di atas usia 25 tahun seharusnya tidak diizinkan menikah.
1. Kontroversi pernyataan Naoki Hyakuta
Dilansir Kyodo News, pernyataan tersebut muncul dalam siaran di saluran YouTube-nya, di mana Hyakuta membahas penurunan angka kelahiran di Jepang. Ia menekankan bahwa pernyataannya adalah "fiksi ilmiah", dan dia tidak mendukung ide-ide tersebut. Meskipun demikian, ungkapan tersebut mendapat kecaman keras dari berbagai pihak. Banyak yang merasa bahwa pernyataan itu tidak hanya kontroversial, tetapi juga sangat merendahkan. Hyakuta kemudian mengklarifikasi bahwa komentarnya bersifat hipotetis dan meminta maaf kepada mereka yang merasa tersinggung.
2. Permintaan maaf dan klarifikasi
Setelah mendapat reaksi negatif, Hyakuta memposting permintaan maaf di akun X (sebelumnya Twitter), mengakui bahwa pernyataannya terlalu keras. Dia menegaskan bahwa tujuan awalnya adalah untuk membahas masalah penurunan angka kelahiran di Jepang melalui pendekatan fiksi ilmiah. Hyakuta mengatakan bahwa ia tidak bermaksud untuk mempromosikan ide-ide tersebut sebagai kebijakan nyata, melainkan hanya sebagai spekulasi seorang novelis, melansir The Asahi Shinbun.
Ia menyatakan bahwa pernyataan itu memang kasar dan bisa menimbulkan rasa tidak nyaman. Beberapa anggota partainya, termasuk Kaori Arimoto, juga mengkritik komentar tersebut meskipun dalam konteks fiksi ilmiah. Hyakuta menegaskan kembali bahwa ide tersebut tidak seharusnya terjadi dalam kenyataan. Permintaan maafnya tidak hanya ditujukan kepada mereka yang merasa tersinggung, tetapi juga kepada masyarakat yang merasa pernyataan tersebut tidak pantas.
3. Pertumbuhan Partai Konservatif Jepang
Partai Konservatif Jepang, yang didirikan oleh Hyakuta pada 2023, meraih kemenangan dalam pemilihan umum Dewan Perwakilan Rakyat pada Oktober 2023. Dalam pemilihan tersebut, partai ini berhasil memperoleh tiga kursi dan memenuhi syarat untuk diakui sebagai partai politik nasional setelah meraih lebih dari 2 persen suara. Keberhasilan tersebut menandai langkah awal yang signifikan bagi partai yang baru berdiri ini. Namun, kontroversi yang ditimbulkan oleh Hyakuta dapat berdampak pada reputasi dan pertumbuhan partai di masa depan.
Naoki Hyakuta adalah seorang mantan novelis, produser televisi, dan politikus asal Jepang yang merupakan salah satu pendiri dan pemimpin Partai Konservatif Jepang. Ia dikenal karena pandangan politik sayap kanannya dan pandangannya yang kontroversial, yang sebelumnya juga pernah terlibat dalam berbagai pernyataan kontroversial, termasuk penyangkalan terhadap peristiwa Pembantaian Nanjing dan penggambaran serangan udara AS sebagai genosida. Meskipun demikian, partainya tetap menjadi kekuatan politik yang harus diperhitungkan dalam lanskap politik Jepang. Ke depan, Partai Konservatif Jepang mungkin perlu meninjau kembali strategi komunikasinya untuk menghindari dampak negatif dari komentar kontroversial.
Dilansir The Independent, jumlah kelahiran di Jepang pada paruh pertama tahun 2024 turun ke level terendah sejak 1969, berdasarkan data awal pemerintah dari bulan September, menyoroti tantangan berat yang dihadapi negara tersebut dalam menangani penurunan populasi.
Jepang mencatat 350.074 kelahiran antara Januari dan Juni, 5,7 persen lebih sedikit dibandingkan periode yang sama tahun lalu, menurut laporan awal dari kementerian kesehatan. Ini melanjutkan tren penurunan angka kelahiran dalam beberapa tahun terakhir, dengan jumlah total kelahiran pada tahun 2023 juga merupakan yang terendah sejak pencatatan dimulai pada tahun 1899.