Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Selain Azerbaijan, Ini 5 Penembakan Pesawat Penumpang Lainnya

ilustrasi (Unsplash.com/JP Valery)
Intinya sih...
  • Pesawat Azerbaijan Airlines jatuh di Kazakhstan, menewaskan 38 orang. Presiden Ilham Aliyev menuduh Rusia sebagai dalangnya.
  • Tupolev Tu-154 milik Siberia Airlines jatuh ke Laut Hitam pada 2001 akibat ditembak oleh pasukan Ukraina yang sedang latihan.
  • Pesawat Iran Air jatuh di Teluk Persia pada 1988 setelah ditembak oleh kapal penjelajah AS USS Vincennes yang mengira pesawat itu jet tempur F-14 milik Iran.

Jakarta, IDN Times - Pesawat Azerbaijan Airlines yang jatuh di Kazakhstan dan menewaskan 38 orang penumpang, diduga karena ditembak oleh pasukan Rusia. Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev, menuduh Moskow melakukan hal tersebut.

"Tidak seorang pun dapat menyangkal fakta ini. Sekali lagi, kami tidak mengatakan bahwa ini dilakukan dengan sengaja, tetapi memang dilakukan (Rusia)," katanya pada Minggu (29/12/2024), dikutip CNN.

Serangan terhadap pesawat komersial telah beberapa kali terjadi dalam sejarah penerbangan modern. Selain pesawat Azerbaijan tersebut, berikut ini adalah lima insiden penembakan dan pengeboman pesawat komersial lainnya, yang menewaskan puluhan hingga ratusan penumpangnya.

1. Rudal menghantam pesawat Siberia Airlines

ilustrasi (Unsplash.com/JP Valery)

Pesawat Tupolev Tu-154 milik maskapai Siberia Airlines sedang dalam penerbangan dari Tel Aviv, Israel menuju Novosibirsk, Rusia. Tapi pesawat tersebut kemudian jatuh ke Laut Hitam.

Dilansir Aviation Safety Network, insiden terjadi pada 4 Oktober 2001 dan menewaskan 78 penumpang dan awaknya. Pesawat tenggelam hingga kedalaman 2000 meter.

Pada saat kecelakaan terjadi, pasukan pertahanan Ukraina sedang melakukan latihan di dekat kota Feodosia di Krimea. Rudal permukaan-ke-udara rupanya menghantam pesawat Tupolev tersebut.

Rudal meledak sekitar 15 meter di atas pesawat, mengakibat kerusakan serius, dekompresi kabin penumpang dan kebakaran.

Ukraina butuh waktu lama untuk mengakui tersebut. Namun kemudian, Presiden Leonid Kuchma mengakui bahwa militernya bersalah. Menteri Pertahanan Oleksandr Kuzmuk mengundurkan diri dan Ukraina membayar 15,6 juta dolar (Rp252 miliar) kepada keluarga korban.

2. Pengeboman pesawat UTA di Niger

ilustrasi (Unsplash.com/Rita Morais)

Pesawat penumpang milik maskapai penerbangan Prancis Union de Transports Aeriens (UTA), pada 19 September 1989, melakukan penerbangan dari Brazzaville di Republik Kongo menuju Prancis.

Dilansir BBC, tapi pesawat itu tidak pernah sampai di tujuan karena meledak di atas gurun sahara di wilayah Niger. Sebanyak 156 penumpang dan 14 awaknya tewas semuanya.

Pesawat tersebut adalah McDonnell Douglas DC-10-30 diproduksi pada 1973. Pesawat seri ini pertama kali terbang pada 13 Maret 1973, dan pesawat yang meledak tersebut adalah pesawat yang ke-125 yang diproduksi.

Ledakan itu disebabkan oleh bom koper yang ditanamkan oleh agen rahasia Libya. Pada 1999, pengadilan Prancis secara in absentia memutuskan enam warga Libya bersalah dan menjatuhkan hukuman seumur hidup.

Salah satu dari enam orang tersebut adalah Abdullah al-Senussi, saudara ipar Muammar Khadafi.

3. Israel tembak pesawat Libyan Airlines

ilustrasi pesawat (Unsplash.com/John McArthur)

Pada 21 Februari 1973, pesawat Libyan Airlines milik pemerintah Libya melakukan penerbangan dari Tripoli menuju Kairo. Tapi pesawat tersebut tersesat ketika cuaca buruk melanda, memaksa pilot untuk berbelok ke atas Semenanjung SInai.

Dilansir Al Jazeera, wilayah tersebut berada di bawah kendali Israel setelah Perang Enam Hari. Dua jet tempur Israel mencegat pesawat Boeing 727–224 milik maskapai itu dan memerintahkannya untuk mendarat.

Akan tetapi, pilot menolak dan jet tempur F-4 Phantom II Israel melepaskan tembakan yang membuat pesawat Libyan Airlines terbakar. Sebanyak 106 orang yang ada di dalamnya, semuanya tewas.

4. Pesawat Itavia jatuh ke Laut Mediterania

ilustrasi (Unsplash.com/Gary Lopater)

Pada 27 Juni 1980, pesawat jet penumpang maskapai Itavia dalam penerbangan dari Bologna ke Sisilia, jatuh di Laut Mediterania dan menewaskan 81 orang di dalamnya. Penyebab kecelakaan itu masih menjadi misteri.

Dilansir CBS News, namun ada dugaan bahwa pesawat itu terkena rudal setelah dilakukan pemeriksaan terhadap reruntuhan pesawat yang diangkat dari dasar laut beberapa tahun kemudian.

Jejak radar juga menunjukkan adanya serangkaian aktivitas pesawat di bagian langit tersebut ketika pesawat Itavia jatuh.

Pada 2023, mantan Perdana Menteri Italia Giuliano Amato, berpendapat bahwa pesawat itu tidak sengaja ditembak oleh angkatan udara Prancis sebagai upaya gagal untuk membunuh Muammar Khadafi, pemimpin Libya saat itu.

"Versi yang paling dapat dipercaya adalah tanggung jawab angkatan udara Prancis, yang terlibat dengan AS dan berpartisipasi dalam perang di langit pada malam tanggal 27 Juni," ujarnya.

5. Pesawat Iran Air dihantam rudal kapal penjelajah AS

ilustrasi penumpang di dalam pesawat (Unsplash.com/Suhyeon Choi)

Pesawat Airbus A300 milik maskapai Iran Air, jatuh pada 3 Juli 1988, di Teluk Persia. Pesawat tersebut membawa 290 orang dan sedang melakukan penerbangan dari Iran menuju Dubai.

Dilansir CNN, Teluk Persia saat itu dalam kondisi tegang dan kacau. Kapal penjelajah USS Vincennes bersama kapal fregat USS Montgomery, sedang terlibat baku tembak dengan kapal perang Iran yang mengancam kapal tanker Pakistan.

Ketika pesawat tersebut terbang di atas USS Vincennes, kapten kapal mengonfirmasi adanya pesawat tak dikenal yang dihubungi tapi tidak menanggapi panggilan. Di sisi lain, kapten juga diberitahu informasi keliru bahwa bisa jadi pesawat tersebut adalah jet tempur F-14 milik Iran.

Kapal penjelajah AS kemudian memutuskan untuk meluncurkan rudal permukaan-ke-udara, menghantam pesawat penumpang tersebut dan menewaskan semua orang didalamnya. Militer AS menyebut insiden itu sebagai kecelakaan tragis yang disesalkan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us