Jakarta, IDN Times - Masalah teknis pada sistem pengumpulan tol elektronik (Electronic Toll Collection/ETC) di sekitar 100 gerbang tol berlanjut di Jepang pada Senin (7/4/2025), dan telah menyebabkan gangguan di 8 prefektur, termasuk di Tokyo. Hal ini terjadi sehari setelah masalah pertama kali muncul pada Minggu dini hari.
Dilansir Kyodo News, sejauh ini belum ada indikasi kapan masalah yang memengaruhi 17 dari 23 jalan tol yang dioperasikan oleh Central Nippon Expressway Co ini akan teratasi.
Operator mengatakan, prefektur Tokyo, Kanagawa, Yamanashi, Gifu, Shizuoka, Aichi, dan Mie terkena dampak pada Minggu (6/4/2025). Masalah ini juga menyebar ke beberapa pintu tol di prefektur Nagano pada Senin.
Setelah gangguan tersebut, operator membuka jalur yang terdampak untuk lalu lintas dengan mengizinkan pengemudi menggunakan gerbang ETC tanpa membayar tol. Pihaknya meminta pengemudi membayar biaya tersebut secara online melalui kode QR di situs web perusahaan, NHK News melaporkan.
Central Nippon Expressway mengungkapkan bahwa pihaknya memulai perbaikan sistem pada Sabtu, menjelang revisi biaya tambahan larut malam yang akan diberlakukan pada Juli mendatang. Diperkirakan, pekerjaan itu telah menyebabkan kegagalan tersebut.
Operator jalan tol meminta maaf atas gangguan tersebut pada konferensi pers pada Minggu.
"Ini adalah kegagalan skala besar pertama dari sistem ETC, sejak Japan Highway Public Corp diprivatisasi pada 2005," kata perusahaan tersebut.
Polisi melaporkan bahwa pada Minggu, lima orang, termasuk dua anak-anak dilarikan ke rumah sakit setelah kecelakaan empat kendaraan di dekat simpang susun Toyokawa di Jalan Tol Tomei di prefektur Aichi yang mengalami kemacetan lalu lintas akibat kegagalan sistem.
Tidak ada korban jiwa yang dilaporkan dari insiden tersebut, namun hingga sore, sistem ETC mati di 16 dari 23 sektor jalan tol yang dioperasikan oleh Central Nippon Expressway.
Sistem ETC diluncurkan secara nasional pada 2001 setelah uji coba. Kementerian Perhubungan mengatakan jumlah pengguna ETC terus meningkat, dan mencapai sekitar 95 persen mobil yang melaju di jalan tol pada Januari 2025.