10 Warga Afrika Selatan Meninggal karena Wabah Kolera

37 orang kini sedang dirawat di rumah sakit

Jakarta, IDN Times - Wabah kolera kini menyerang Afrika Selatan. Dilansir dari African News, Selasa (23/5/2023), wabah ini muncul di Hammanskraal, yang terletak di utara ibu kota Pretoria.

Setidaknya, 10 orang dilaporkan telah meninggal akibat penyakit ini. Selain itu, 37 orang juga dilaporkan sedang dirawat di Rumah Sakit Distrik Jubilee di Provinsi Gauteng, karena mengalami gejala mirip kolera.

Baca Juga: 22 Orang Tewas dalam Wabah Kolera yang Melanda Suriah usai Gempa

1. Ada anak berusia 3 tahun jadi korban

10 Warga Afrika Selatan Meninggal karena Wabah Kolerailustrasi wabah kolera (who.int)

Di antara 10 orang yang meninggal tersebut, dilaporkan ada seorang anak berusia 3 tahun yang menjadi korban.

Provinsi Gauteng yang mencakup Pretoria dan Johannesburg merupakan kota terbesar di Afrika Selatan. Saat ini, pemerintah setempat sedang mengupayakan agar masyarakat waspada terkait wabah ini.

Baca Juga: 1.316 Warga Malawi Tewas sebab Kolera, WHO: Terburuk dalam Sejarah

2. Harus minum air bersih

10 Warga Afrika Selatan Meninggal karena Wabah Kolerapixabay.com/geralt

Anggota Dewan Eksekutif untuk Kesehatan dan Kebugaran Provinsi Gauteng, Nomantu Nkomo-Ralehoko menegaskan bahwa pemerintah meminta agar warga harus minum air bersih dan menjaga kebersihan.

Wabah kali ini adalah yang kedua kalinya terjadi di tahun ini. Pada Februari 2023 lalu, Afsel sempat diserang wabah yang sama dan dikonfirmasi masuk dari Malawi.

Baca Juga: AS Minta Maaf Tuduh Afrika Selatan Kirim Senjata ke Rusia

3. Lebih dari 1.000 warga di Malawi meninggal karena kolera

10 Warga Afrika Selatan Meninggal karena Wabah Kolerafakta menarik Malawi (Instagram.com/riasworld58)

Sementara itu, Malawi juga didera wabah yang sama sejak awal tahun ini. Hingga Februari 2023, setidaknya ada 1.316 warga Malawi yang meninggal karena kolera.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mengatakan bahwa Malawi saat ini sedang mengalami wabah kolera terburuk dalam sejarahnya. WHO telah bertindak untuk mengatasi penyebaran wabah.

Untuk mengatasi penyebaran wabah, Malawi telah meluncurkan vaksinasi. Namun, pengiriman vaksin dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terbatas karena adanya lonjakan kasus global.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya