Arab Saudi Mulai Bangun Gedung Megah di Pusat Kota Riyadh 

Gedung ini disebut mirip Ka'bah

Jakarta, IDN Times - Arab Saudi kini sedang membangun gedung raksasa di pusat ibu kota Riyadh. Peluncuran proyek tersebut diluncurkan langsung oleh Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman.

Pangeran MBS menyebut dirinya akan memimpin proyek ini, yang di bawah Perusahaan Pengembangan Murabba Baru, yang bertujuan untuk mengembangkan pusat kota modern terbesar di dunia yang berlokasi di Riyadh.

Proyek ini digadang-gadang bakal menampilkan museum, universitas teknologi dan desain, teater dan lebih dari 80 tempat hiburan.

Baca Juga: Arab Saudi Bakal Kirim Astronaut Perempuan Pertama 

1. Proyek bernama The Mukaab

Dilansir dari Middle East Eye, Senin (20/2/2023), proyek Pangeran MBS ini bertajuk The Mukaab yang direncanakan bakal rampung dibangun pada 2030 mendatang.

Proyek ini juga disebut sebagai wajah baru Riyadh dan bakal menjadi salah satu bangunan terbesar di dunia.

Mega proyek Murabba sendiri termasuk dalam visi baru Saudi pada 2030. Salah satu proyeknya yang terkenal dan cukup menuai perhatian adalah proyek Neom. 

Baca Juga: WNI Ditangkap di Arab Saudi karena Kibarkan Bendera Partai 

2. Dikritik karena mirip Ka’bah

Kendati demikian, pembangunan gedung ini sempat dikirik karena bentuknya yang menyerupai Ka’bah.

“Membangun Ka’bah Baru secara eksklusif untuk kapitalisme rasanya agar terlalu sulit,” tukas salah satu jurnalis, Murtaza Hussain.

Bangunan ini sedianya akan berbentuk kubus dan ditutup dengan fasad atau muka bangunan segitiga tumpang tindih. Arsitektur bangunan ini terinspirasi gaya di wilayah Najd.

Selain itu, di kawasan tersebut juga akan dibangun lebih dari 100 ribu unit hunian, 9 ribu kamar hotel, 980 meter lahan untuk pertokoan dan 1,4 meter persegi untuk perkantoran.

3. Saudi juga bakal buka kasino untuk warga Israel

Selain mega proyek ini, Pangeran MBS juga disebut adalah membuka wisata kasino di Pulau Tiran dan Sanafir untuk bisa dikunjungi orang Israel.

Diketahui, selama ini Israel dilarang masuk Arab Saudi karena kebijakan Raja Salman dalam rangka mendukung Palestina.

Seorang pejabat proyek wisata Laut Merah di Arab Saudi mengatakan, Kerajaan tidak akan memberlakukan batasan apa pun pada perempuan termasuk mengenakan bikini.

Menurut situs web Hotelier, Senior Travel Trade Director, Loredana Pettinati, mengatakan selama dia berada di UEA, proyek tersebut tidak akan membedakan antara pria dan perempuan, abaya tidak wajib dan bukti pernikahan tidak diperlukan untuk  memesan hotel.

Baca Juga: 5 Ide Gila Proyek Arab Saudi, Salah Satunya Wisata Kasino untuk Israel

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya