Aset Anak Pemimpin Junta Myanmar Ada di Thailand, Pencucian Uang?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pejabat Thailand menemukan sejumlah aset milik anak pemimpin junta militer Myanmar, Min Aung Hlaing dalam penggerebekan di Bangkok, September 2022 lalu.
Kepolisian Thailand menggerebek sebuah apartemen milik taipan asal Myanmar. Taipan ini diduga melakukan pencucian uang dan dagang narkoba.
Baca Juga: Aset Anak Pemimpin Myanmar Ada di Rumah Bandar Narkoba Thailand
1. Taipan yang ditangkap merupakan teman dekat pemimpin junta
Dilansir dari Irrawaddy, Jumat (13/1/2023), akta kepemilikan dan buku nasabah bank milik dua anak dari Min Aung Hlaing ditemukan di rumah taipan Myanmar yang bernama Tun Min Latt.
Tun ditangkap bersama dengan tiga warga negara Thailand. Setelah diselidiki, Tun ternyata merupakan teman dekat dari Min Aung Hlaing. Tun diketahui memiliki bisnis di bidang perhotelan, energi dan pertambangan.
Baca Juga: Menlu RI Jadi Utusan Khusus Atasi Isu Myanmar
2. Diduga memasok senjata untuk militer Myanmar
Editor’s picks
Tun juga diduga kerap memasok kebutuhan untuk militer Myanmar, termasuk senjata. Sejumlah foto menunjukkan Tun dan Min berada di dalam sebuah pameran senjata pada 2019 silam.
Meski ditemukan sejumlah aset di dalam rumah Tun, namun dua anak Min Aung Hlaing ini dikabarkan tidak menghadapi tuntutan hukum.
Sementara itu, kedua anak Min Aung Hlaing ini juga sudah dijatuhi sanksi oleh Amerika Serikat (AS) dan Kanada atas ulah ayahnya yang merebut kekuasaan Myanmar dengan cara kudeta.
Baca Juga: Junta Myanmar Bunuh Lebih dari 160 Anak pada 2022
3. Keluarga junta menyembunyikan harta di negara lain
Sebuah kelompok aktivis Myanmar meyakini bahwa keluarga Min Aung Hlaing memang banyak memiliki harta yang disembunyikan di negara lain, salah satunya Thailand.
Terkait penemuan ini, masyarakat Thailand pun mendesak pemerintahnya untuk tegas agar tak ada jejak junta militer yang mereka sebut penjahat perang di Myanmar. Masyarakat Thailand juga meminta agar akses keluarga junta ke bank-bank dan properti di Thailand segera diblokir.