Bertemu Dubes AS untuk PBB, Menlu RI Bahas Ukraina dan Myanmar 

Presidensi Indonesia di G20 juga dipuji

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi saat ini sudah berada di New York, Amerika Serikat (AS). Dalam kunjungannya ke New York, Retno bertemu dengan Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk PBB Linda Thomas-Greenfield.

Keberadaan Retno di AS ini merupakan rangkaian dari kunjungan kerja untuk menghadiri KTT ASEAN-AS di Washington DC, 12-13 Mei mendatang.

Dalam pertemuan ini, Thomas-Greenfield sempat memuji presidensi Indonesia di G20.

Baca Juga: Jokowi Pastikan Vladimir Putin Hadiri Presidensi G20 di Bali

1. Bahas dampak perang Rusia-Ukraina

Bertemu Dubes AS untuk PBB, Menlu RI Bahas Ukraina dan Myanmar Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di markas PBB New York. (Dok. Kementerian Luar Negeri)

Retno dan Thomas-Greenfield membahas isu-isu yang menjadi perhatian internasional, utamanya dampak perang Rusia dan Ukraina.

“Perlunya tindakan bersama untuk mengatasi ketahanan pangan global; dan pentingnya menjaga integritas institusi multilateral yang kita ikut bangun bersama,” demikian pernyataan dari Kedutaan Besar AS di Jakarta, yang diterima IDN Times, Senin (9/5/2022).

Baca Juga: Indonesia Banjir Dukungan di Presidensi G20 

2. Implementasi Konsensus ASEAN soal Myanmar dan bantuan kemanusiaan

Bertemu Dubes AS untuk PBB, Menlu RI Bahas Ukraina dan Myanmar Twitter.com/Myanmar Now

Selain perang Rusia dan Ukraina, keduanya juga membahas terkait situasi politik di Myanmar.

“Mereka sepakat akan kebutuhan mendesak untuk mengimplementasikan Lima Poin Konsensus ASEAN terkait situasi di Myanmar,” lanjut pernyataan itu.

Keduanya sepakat untuk siap mengirimkan bantuan kemanusiaan ke manapun dan untuk siapa saja yang membutuhkan, dengan tidak memihak kepada siapa saja.

Baca Juga: Krisis Kemanusiaan di Afghanistan Memburuk saat Taliban Berkuasa

3. Kondisi di Afghanistan

Bertemu Dubes AS untuk PBB, Menlu RI Bahas Ukraina dan Myanmar Pasukan Taliban berpatroli di sebuah landasan sehari setelah penarikan pasukan Amerika Serikat dari Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afganistan, Selasa (31/8/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer.

Senada dengan kondisi di Myanmar, kondisi di Afghanistan pun tak kunjung membaik usai pemerintahan sipil diambil alih oleh Taliban.

“Keharusan adanya menegakkan hak-hak perempuan dan anak perempuan di Afghanistan, juga agar Taliban mengizinkan anak perempuan di Afghanistan kembali ke sekolah menengah di seluruh negeri sesegera mungkin,” tutup pernyataan itu.

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya