Biden Disebut Mengumpat ke Netanyahu, AS-Israel Renggang?

Isu ini telah dibantah Gedung Putih

Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden disebut-sebut sempat mengumpat bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu adalah orang jahat.

Laporan tersebut mengutip pejabat Gedung Putih yang menyebut Biden bimbang dengan dukungan terhadap Israel. Di satu sisi, beberapa anggota partai dan warga AS meminta AS tak lagi mendukung serangan Tel Aviv ke Gaza.

Baca Juga: DPR AS Usulkan Bantuan Terbaru untuk Israel Senilai Rp275 Triliun

1. Dibantah Gedung Putih

Biden Disebut Mengumpat ke Netanyahu, AS-Israel Renggang?Presiden Amerika Serikat Joe Biden (instagram.com/joebiden)

Namun, kabar yang beredar ini langsung dibantah Gedung Putih. Juru bicara Gedung Putih Andrew Bates menegaskan hubungan antara Biden dan Netanyahu baik-baik saja.

“Presiden tidak mengatakan hal itu dan tidak akan pernah. Hubungan mereka saling menghormati selama puluhan tahun, sebagai presiden maupun secara pribadi,” kata Bates.

Baca Juga: Hamas Tuntut Israel Bebaskan Pemimpin Fatah Marwan Barghouti 

2. Pernah mengkritik Israel

Biden mengakui keselamatan warga Israel benar-benar dipertaruhkan setelah serangan Hamas pada 7 Oktober. Dia menekankan komitmennya mendukung Israel tidak dapat digoyahkan. Namun, dia juga memberikan kritik kepada negara sekutunya tersebut.

"Keamanan Israel bisa saja bergantung pada AS, namun saat ini Israel memiliki lebih dari AS. Israel memiliki Uni Eropa (UE), memiliki Eropa, dan memiliki sebagian besar dunia. Namun mereka mulai kehilangan dukungan tersebut dengan pemboman tanpa pandang bulu yang terjadi," kata Biden saat berpidato penggalangan dana kampanye pada Selasa (12/12/2023).

Baca Juga: Netanyahu Bantah Bakal Tukar Tahanan dengan Hamas

3. Netanyahu perlu berubah untuk selesaikan konflik

Kritik Biden tidak hanya berhenti di situ. Dia juga menggambarkan pemerintahan Israel saat ini paling konservatif dalam sejarah negara tersebut dan secara fundamental menentang solusi dua negara.

Biden menyebut Netanyahu perlu berubah untuk menjadi moderat, guna mencapai solusi jangka panjang bagi konflik dua negara.

Namun, Biden melihat hal itu sulit diwujudkan karena pemerintahan Netanyahu mencakup partai ultranasionalis sayap kanan.

Topik:

  • Dheri Agriesta

Berita Terkini Lainnya