Blinken: Rusia Selalu Anggap AS Sumber Masalah

Antony Blinken angkat kondisi di Ukraina

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken kembali menyebutkan bahwa Rusia selalu menganggap Washington sebagai sumber masalah di dunia ini.

“Menlu Rusia selalu menganggap setiap masalah di dunia ini adalah salah Amerika Serikat,” kata Blinken, dalam jumpa pers di Hotel St Regis, Jakarta, Jumat (14/7/2023).

Blinken dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov memang berada di dalam satu ruangan saat gelaran pertemuan Menlu ASEAN pekan ini. Pantauan IDN Times di lokasi, kedua menlu ini tak pernah bersinggungan saat di acara maupun berdekatan di dalam satu foto.

Baca Juga: Putin Klaim Prigozhin Tolak Gabung Militer Rusia Usai Wagner Membelot

1. Kembali angkat kondisi di Ukraina

Blinken: Rusia Selalu Anggap AS Sumber MasalahMenteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken. (IDN Times/Sonya Michaella)

Sementara itu, Blinken menegaskan, perang di Ukraina akan berdampak ke kawasan Indo Pasifik dan negara berkembang jika terus dilanjutkan. Khususnya, terkait ekspor biji-bijian.

“Jika Rusia terus melanjutkan invasi dan ancaman, hal ini bisa berdampak kepada negara-negara berkembang. Mereka bisa membayar harga pangan yang tinggi dan bisa terjadi kelangkaan,” ucap Blinken.

Baca Juga: Indonesia Serukan Lagi Perdamaian Konflik Rusia-Ukraina

2. Indonesia serukan lagi perdamaian Rusia dan Ukraina

Blinken: Rusia Selalu Anggap AS Sumber MasalahMenteri Luar Negeri RI Retno Marsudi membuka pertemuan Pleno AMM/PMC di Jakarta. (dok. Kemlu RI)

Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi kembali menyerukan perdamaian konflik antara Rusia dan Ukraina.

"Sebagai sahabat Rusia dan Ukraina, Indonesia akan bekerja tanpa lelah untuk menyerukan penyelesaian konflik di Ukraina secara damai," tegas Retno dalam pertemuan Menlu ASEAN dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, di Hotel Shangri-La, Jakarta, Kamis (13/7/2023).

“Paradigma kolaborasi dibutuhkan untuk menyelamatkan dunia. Sebagai teman Rusia maupun Ukraina, Indonesia tak kenal lelah untuk menyerukan perdamaian. Kemitraan kita harus mewujudkan paradigma ini dalam tindakan nyata,” kata Retno.

Baca Juga: Zelenskyy: NATO Aneh jika Gak Kasih Kepastian Kapan Ukraina Bergabung

3. Lebih dari 9 ribu warga sipil dilaporkan tewas

Blinken: Rusia Selalu Anggap AS Sumber MasalahSeorang pria mengucapkan selamat tinggal kepada putrinya melalui jendela bus selama evakuasi penduduk lokal ke Rusia, di kota Donetsk yang dikuasai pemberontak, Ukraina, Sabtu (19/2/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Alexander Ermochenko.

Sementara itu, PBB melaporkan, perang Rusia-Ukraina hari ke-500 telah merenggut lebih dari 9 ribu nyawa warga sipil, termasuk 500 anak-anak.

Misi Pemantau Hak Asasi Manusia PBB di Ukraina (HRMMU) mengatakan, pada Jumat (7/7/2023), mereka menyesalkan biaya sipil yang mengerikan dari perang di Ukraina.

Kendati telah mencatat 9 ribu korban, misi tersebut memperingatkan bahwa jumlah korban sebenarnya kemungkinan jauh lebih tinggi daripada angka kematian terkonfirmasi.

Misi pemantauan PBB di Ukraina juga mencatat tiga kali lebih banyak warga sipil tewas dalam 500 hari terakhir, dibandingkan dengan 8 tahun permusuhan sebelumnya di Ukraina timur, ketika separatis yang didukung Rusia merebut Krimea dan daerah lainnya.

Topik:

  • Dheri Agriesta

Berita Terkini Lainnya