Cerita WNI Korban TPPO Online Scam Myanmar, Disuruh Menipu

Mereka diminta menipu WNI juga lewat dunia maya

Jakarta, IDN Times - Kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) online scamming semakin marak terjadi di kawasan Asia Tenggara. Korbannya pun mayoritas adalah Warga Negara Indonesia (WNI). Tak tanggung-tanggung, mereka ditawari gaji ribuan dolar AS dengan pekerjaan sebagai call center atau operator.

Kasus ini terjadi pada Mawar (nama samaran). Ia tergiur untuk bekerja di luar negeri dengan gaji ratusan dolar AS. Tak disangka, Mawar malah terjerat dengan sindikat online scamming tersebut.

“Awalnya ditawarin sama teman, kerja di Dubai jadi telemarketing. Gajinya 800 dolar AS, sekitar Rp12 jutaan plus insentif dan fasilitas lainnya. Saat itu, saya tidak langsung terima tawaran karena saya masih punya pekerjaan juga,” kata Mawar, dalam acara seminar Pencegahan Kasus Online Scamming dan Perlindungan WNI di Luar Negeri, Jumat (21/7/2023).

Dalam rasa bimbangnya ini, Mawar terus-terusan menerima rayuan dari temannya untuk ikut bekerja di luar negeri dengan iming-iming segudang keuntungan yang akan didapat dari pada bekerja di Indonesia.

“Saya akui, saya kurang pengetahuan dan kurang mencari tahu jenis pekerjaan apa yang sedang ditawarkan ke saya saat itu,” tuturnya.

Baca Juga: Sumbar Berupaya Pulangkan Warganya Korban Perdagangan Orang di Myanmar

1. Diterbangkan ke Thailand tanpa visa kerja

Cerita WNI Korban TPPO Online Scam Myanmar, Disuruh MenipuIlustrasi Suasana Bangkok, Thailand (IDN Times/Dwifantya Aquina)

Mawar yang sebelumnya bekerja sebagai konsultan kecantikan di sebuah klinik kecantikan di Jakarta, akhirnya menerima tawaran pekerjaan di luar negeri tersebut karena merasa tak enak dengan temannya.

“Setelah saya terima tawarannya, di tengah-tengah dibilang ada perubahan. Tidak jadi kerja di Dubai tapi di Thailand. Di situ saya masih percaya. Yang penting digaji dan dijanjikan lebih mudah pulang ke Indonesia karena dekat dari Thailand. Jujur, saya memang belum pernah ke luar negeri,” ucap Mawar.

Segala sesuatu pun diurus, termasuk pembuatan paspor. Namun, Mawar mengaku tak diminta untuk memberi dokumen keperluan membuat visa kerja. Padahal jika ingin bekerja di luar negeri, seseorang harus memiliki visa kerja, bukan memakai visa wisata atau bebas visa seperti di negara-negara ASEAN. 

“Sudah semuanya diurus, saya hanya bawa paspor dan saat itu memang saya gak ngerti. Jadi ya tidak ada visa kerja masuk ke Thailand. Sampai di Bangkok, saya langsung ditempel sama orang yang tidak saya kenal, disuruh ikutin dia. Saya ditaruh di hotel atau apartemen, saya juga kurang tahu, selama tiga hari. Di situ kebutuhan saya semua diberikan,” ungkapnya.

Baca Juga: [WANSUS] Nestapa Korban TPPO Myanmar: Ditipu, Tak Digaji, dan Disiksa

2. Diterbangkan ke perbatasan Myanmar

Cerita WNI Korban TPPO Online Scam Myanmar, Disuruh Menipu14 WNI korban TPPO berhasil dipulangkan dari Myanmar. (dok. Kemlu RI)

Usai tiga hari berada di Bangkok, Mawar lantas diberi tiket pesawat untuk terbang ke Maesot, perbatasan Myanmar dan Thailand. Sebelum ke Maesot, teman Mawar sempat memperingatkan untuk berhati-hati karena akan melewati hutan dan sungai.

“Di sini saya sudah mulai merasa aneh. Kerja kok harus lewat sungai dan naik perahu? Teman saya ini bilang, menyuruh saya pakai celana jeans dan sepatu karena bakal lewat hutan, sungai, naik perahu menyeberang sungai,” ucap dia.

Tak disangka, Mawar dibawa ke wilayah Myawaddy. Wilayah di Myanmar yang merupakan wilayah konflik di mana otoritas Myanmar pun tak bisa menembus masuk. Di daerah ini, terjadi peperangan antara junta militer dan kelompok pemberontak.

“Ternyata saya diarahkan ke Myawaddy. Sampai di sana saya dikawal kayak orang-orang tentara, pakai seragam dan bawa senjata panjang. Dibawa ke tempat seperti apartemen. Bangunannya baru, cuma sudah ada yang menempati,” kata Mawar lagi.

3. Diminta menipu WNI juga lewat dunia maya

Cerita WNI Korban TPPO Online Scam Myanmar, Disuruh MenipuContoh lowongan kerja palsu yang merekrut WNI ke Kamboja. (dok. Migrant Care)

Di Myawaddy inilah Mawar bekerja sebagai penipu, untuk menipu para warga Indonesia juga lewat dunia maya. Mawar diminta untuk membuat akun palsu untuk menjerat para korban yang nantinya akan mentransfer sejumlah uang.

“Saya disuruh menipu warga Indonesia juga lewat online. Kalau korban nanti sudah percaya, baru kita kasih link. Kalau link itu diklik oleh korban, kita bisa lihat semua data di ponsel korban, seperti rekening,” ungkap Mawar.

Pemerintah Indonesia kini masih berupaya untuk menyelamatkan puluhan bahkan mungkin ratusan WNI yang terjebak pekerjaan bodong ini. Mereka tersebar di sejumlah negara di ASEAN, seperti Kamboja, Myanmar, Filipina, Laos, Thailand dan Vietnam.

Setidaknya, sejak tahun 2020, Kementerian Luar Negeri RI bersama lembaga terkait telah menyelamatkan 2.400 kasus WNI yang terjebak pekerjaan online scamming.

Baca Juga: Polri Ungkap Kendala Bongkar Sindikat TPPO Jual Ginjal di Kamboja

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya