China dan Filipina Ribut di Laut China Selatan, Ada Apa?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Kementerian Luar Negeri China meminta Filipina untuk menarik kapal perang sisa peninggalan Perang Dunia II, yang kini dijadikan pangkalan, di area Laut China Selatan yang disengketakan.
Sebelumnya, Manila sudah menolak permintaan Beijing tersebut. Ketegangan antara dua negara yang bersengketa di perairan internasional ini cukup meningkat.
“China sekali lagi mendesak agar Filipina segera mengeluarkan kapal perang dari Second Thomas Shoal dan mengembalikan beting tersebut dalam keadaan kosong seperti semula,” kata Kemlu China, dikutip dari Channel News Asia, Rabu (9/8/2023).
1. Filipina abaikan teguran China
Selain itu, Kemlu China mengaku telah berkali-kali memberikan nota diplomatik ke Filipina soal Second Thomas Shoal, namun pesan Beijing diabaikan Manila.
“China ingin menangani masalah maritim dengan pembicaraan dan konsultasi,” lanjut pernyataan tersebut.
Baca Juga: Uni Eropa Gandeng Filipina untuk Pakta Keamanan dan Perdagangan Bebas
2. Filipina tuduh penjaga pantai China tembak meriam ke pasokan militer Filipina
Sebelumnya, Filipina sempat menuding penjaga pantai China memblokir dan menembakkan meriam air kepada kapal pasokan militer Filipina di Laut China Selatan. Filipina menyebut tindakan tersebut sangat ofensif.
Editor’s picks
Namun, penjaga pantai China mengklaim bahwa pihaknya telah menerapkan tindakan yang sesuai dengan aturan untuk mencegah kapal Filipina, yang dianggap melanggar batas.
China sendiri mengklaim kedaulatannya hampir di seluruh wilayah Laut China Selatan dan pernyataan ini ditolak oleh dunia internasional. Sedangkan, Filipina, Vietnam, Malaysia dan Brunei Darussalam juga mengklaim sejumlah wilayah di perairan internasional tersebut.
3. Filipina tegaskan komitmen negosasi COC Laut China Selatan
Menteri Luar Negeri Filipina, Enrique Manalo, menegaskan negaranya tetap berkomitmen melanjutkan negosiasi Code of Conduct (COC) Laut China Selatan. Kawasan itu menjadi salah satu isu yang dibahas di pertemuan Menlu ASEAN bulan lalu.
“Kami mungkin akan mengangkat isu ini di kawasan namun juga tetap mempromosikan sentralitas ASEAN. Itu fokus utama kami,” kata Manalo, ketika ditemui di sela pertemuan Menlu ASEAN di Hotel Shangri-La, Jakarta, Selasa (11/7/2023).
Ketika ditanya soal sikap terhadap China, Manalo kembali menegaskan fokus utama Filipina adalah memperkuat sentralitas ASEAN dalam isu sengketa Laut China Selatan ini.
“Fokus kami tetap memperkuat sentralitas ASEAN dan tentu dialog dengan partner kami, China,” ucap Manalo lagi.
Ia juga menambahkan, cukup banyak poin di dalam perundingan COC Laut China Selatan, sehingga harus banyak diskusi yang dilakukan, terutama untuk sejumlah detail di dalam paragraf.
“Namun saya yakin, ada kemauan dari semua pihak untuk berdikusi. Ini bukan isu sendiri. Tentu, detailnya harus juga didiskusikan dan disepakati semua pihak,” tutur Manalo.
Baca Juga: Pengusaha Taiwan, Anaknya dan 2 Tentara Diduga Agen Mata-mata China