COVID-19 Menggila di China, 31 Ribu Kasus dalam 24 Jam 

China memberlakukan lockdown lagi

Jakarta, IDN Times - China kembali mencatat rekor kasus COVID-19 tertinggi yaitu 31 ribu kasus dalam 24 jam terakhir, per Kamis (21/11/2022).

Biro Kesehatan Nasional China menyebutkan, bahwa total kasus COVID-19 sebanyak 31.454 kasus. Namun, sekitar 21 ribu kasus dilaporkan tanpa gejala.

1. Kenaikan infeksi cukup banyak

COVID-19 Menggila di China, 31 Ribu Kasus dalam 24 Jam Ilustrasi COVID-19 di Tiongkok (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)

Dilansir dari Channel News Asia, Kamis (24/11/2022), kenaikan ini merupakan yang cukup tinggi selama beberapa pekan terakhir.

Lockdown cukup ketat langsung diberlakukan begitu kenaikan kasus melonjak tinggi.

Beberapa kota yang cukup diperketat adalah Beijing, Shanghai, Guangzhou dan Chonqing.

Baca Juga: COVID-19 Melonjak, China Perketat Aturan Masuk 

2. Wajib PCR jika ingin masuk Beijing

COVID-19 Menggila di China, 31 Ribu Kasus dalam 24 Jam Petugas medis dengan alat pelindung diri membantu warga berbaris di dalam pusat olahraga untuk uji asam nukleat, setelah adanya kasus baru infeksi virus corona (COVID-19) di Beijing, China, Senin (15/6/2020). ANTARA FOTO/China Daily via REUTERS/pras

Tak hanya itu, pemerintah kota Beijing kini mengharuskan semua orang yang ingin masuk ke Beijing harus melakukan tes PCR paling lambat 48 jam terakhir.

Aturan ini juga diberlakukan di beberapa tempat umum seperti mal dan hotel.

Baca Juga: Infeksi Ulang COVID-19 Bisa Memperburuk Long COVID

3. Museum dan tempat hiburan ditutup

COVID-19 Menggila di China, 31 Ribu Kasus dalam 24 Jam Pengunjung memakai masker berjalan melewati Shanghai Disney Resort, yang akan ditututp selama liburan Tahun Baru Imlek menyusul penularan virus corona baru di Shanghai, Tiongkok, pada 24 Januari 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Aly Song

Tak hanya itu, China juga memutuskan untuk langsung menutup museum dan tempat hiburan seperti Happy Valley dan Taman Chaoyang.

Sebelumnya, Beijing juga telah menutup beberapa sekolah dan tempat bisnis karena penyebaran infeksi mulai meningkat.

Topik:

  • Rendra Saputra

Berita Terkini Lainnya