Dubes Ukraina Sindir Indonesia yang Tak Kecam Invasi Rusia 

Tapi Indonesia mengeluarkan kecaman keras untuk Israel

Jakarta, IDN Times - Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin memprotes cuitan Kementerian Luar Negeri RI yang mengecam aksi Israel di Jalur Gaza.

Hamianin merasa, Indonesia juga seharusnya mengecam aksi Rusia yang menginvasi Ukraina sejak 24 Februari 2022 lalu.

Baca Juga: Sebut AS Pemicu Perang Rusia-Ukraina, China: Mental Perang Dingin!

1. Dubes Ukraina meminta Indonesia mengecam Rusia

Haminin mengeluarkan cuitan di akun Twitter miliknya pada Minggu (7/8/2022) kemarin, yang menanggapi cuitan Kemlu RI soal kecaman ke Israel.

“Bagaimana dengan kecaman keras soal serangan di Ukraina dalam lima bulan terakhir? Dan tewasnya ratusan hingga ribuan anak-anak, termasuk muslim?” kata Hamianin.

Baca Juga: [WANSUS] Dubes Ukraina: Kami Berharap Banyak pada Indonesia 

2. Kecaman Indonesia untuk Israel

Sementara itu, Indonesia mengutuk keras serangan yang dilakukan Israel di Jalur Gaza, yang telah mengakibatkan tewasnya masyarakat sipil, termasuk anak-anak.

“Indonesia mendorong PBB segera mengambil langkah nyata untuk menghentikan tindakan kekerasan dan agresi tersebut guna menghindari semakin banyaknya korban serta memburuknya situasi,” sebut pernyataan dari Kemlu RI, kala itu.

Baca Juga: Dubes Ukraina: Rusia Pantas Disebut sebagai Rezim Fasis 

3. Presiden Jokowi mengunjungi Ukraina dan Rusia

Dubes Ukraina Sindir Indonesia yang Tak Kecam Invasi Rusia Presiden Joko "Jokowi" Widodo tiba di Istana Maryinsky, Kyiv dan disambut Presiden Volodymyr Zelenskyy pada Rabu, 29 Juni 2022. (Dokumentasi Biro Pers Istana)

Namun, Presiden RI Joko “Jokowi” Widodo sendiri telah terbang ke Ukraina dan Rusia dalam misi perdamaian. Ia telah bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Kala itu, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menegaskan bahwa kunjungan Jokowi ini juga merupakan kunjungan kemanusiaan.

“Kunjungan ini menunjukkan kepedulian kemanusiaan, kontribusi akibat krisis pangan yang diakibatkan dampak perang ini memang dirasakan semua negara berkembang dan berpenghasilan rendah. Indonesia juga terus mendorong spirit perdamaian,” kata Menlu Retno dalam konferensi pers, 22 Juni 2022 lalu.

Selain itu, sebagai pemegang presidensi G20, Indonesia mencoba menjembatani konflik antara dua negara tersebut dengan membawa pesan perdamaian.

"Meski situasi sulit dan kompleks, sebagai presiden G20 dan anggota Champion Group Global Crisis PBB, Presiden Jokowi memilih untuk mencoba berkontribusi tidak memilih untuk diam," ujar Menlu Retno lagi.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya