Gempa di Afghanistan, Kemlu Pastikan Tidak Ada Korban WNI
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Gempa bumi berkekuatan 6,1 SR menewaskan sedikitnya 250 orang di Afghanistan pada Rabu (22/6/2022). Seorang pejabat mengatakan, sekitar 250 orang juga terluka dan pemeriksaan sedang dilakukan untuk melihat apakah jumlah korban mungkin meningkat.
Gempa itu terjadi sekitar 44 kilometer dari kota Khost, dekat perbatasan Pakistan, pada kedalaman 51 kilometer, kata US Geological Survey.
Baca Juga: Gempa Bumi 6,1 SR di Afghanistan Tewaskan 250 Orang
1. Kemlu RI pastikan tidak ada korban WNI
Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) Kemlu RI Judha Nugraha menegaskan hingga saat ini tidak ada WNI yang menjadi korban.
“KBRI Kabul segera menghubungi simpul simpul WNI yang menetap di Afghanistan. Tidak terdapat informasi adanya korban WNI,” kata Judha dalam keterangannya, Rabu (22/6/2022).
Baca Juga: Kondisi Ukraina dan Afghanistan Jadi Bahasan RI-Saudi
2. Getaran dirasakan tiga negara
Editor’s picks
Getaran dirasakan oleh sekitar 119 juta orang di Pakistan, Afghanistan, dan India. Itu disampaikan oleh European Mediterranean Seismological Centre (EMSC) di Twitter resminya.
“Goncangan kuat dan lama,” ungkap seorang penduduk ibu kota Afghanistan, Kabul, yang diposting di situs web EMSC.
Foto-foto yang diunggah di media sosial menunjukkan beberapa rumah lumpur yang rusak parah di daerah pedesaan terpencil.
Baca Juga: Perempuan Afghanistan Demo Tolak Aturan Wajib Pakai Burqa
3. Afghanistan butuh bantuan segera
Kepala kementerian bencana alam pemerintahan Taliban, Mohammad Nassim Haqqani, mengatakan sebagian besar korban meninggal berada di provinsi Paktika, di mana 100 orang tewas dan 250 lainnya terluka.
“25 orang lainnya tewas di Khost dan lima di provinsi Nangarhar,” katanya, seraya menambahkan bahwa penyelidikan sedang dilakukan untuk menentukan apa ada lebih banyak korban.
Sementara itu, juru bicara pemerintah, Bilal Karimi, menyerukan kepada badan-badan bantuan untuk tanggap darurat kepada para korban gempa, demi mencegah bencana kemanusiaan lebih lanjut.
Mohammad Amin Huzaifa, kepala Departemen Informasi dan Kebudayaan di Paktika, salah satu provinsi yang terkena gempa, mengatakan bahwa jumlah korban diperkirakan akan meningkat.