Israel Bakal Perpanjang Rel Kereta hingga Arab Saudi

Proyek ini bernama One Israel

Jakarta, IDN Times - Israel bakal memperpanjang jalur rel kereta api untuk menghubungkan ibu kota Tel Aviv ke sekitarnya, termasuk sampai ke Arab Saudi.

“Proyek ini bernama One Israel yang dirancang khusus untuk mengurangi waktu tempuh perjalanan untuk mencapai lokasi pusat pemerintahan dan bisnis negara, kurang dari dua jam,” kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dikutip dari Middle East Eye, Senin (31/7/2023).

1. Akan siap dalam kurun waktu 10 tahun

Israel Bakal Perpanjang Rel Kereta hingga Arab Saudibendera Israel (wikimedia.org)

Seiring dengan berjalannya proyek ini, Netanyahu juga mengatakan bahwa kereta api Israel nantinya bisa mengangkut kargo dari Eilat ke Mediterania.

“Dan juga bisa menghubungkan Israel ke Arab Saudi dengan kereta api, serta ke Semenanjung Arab,” ucap Netanyahu lagi.

Eliat merupakan kota yang terletak di ujung selatan negara tersebut dan merupakan kota pelabuhan paling sibuk di dekat Laut Merah.

Netanyahu juga menegaskan, proyek ini akan rampung dalam kurun waktu 10 tahun ke depan.

Baca Juga: Indonesia Kecam Kunjungan Menteri Israel ke Al-Aqsa: Provokasi!

2. Proyek senilai 27 miliar dolar AS

Sebelumnya, pemerintah Israel sempat memiliki proyek serupa pada 2010 silam. Namun, proyek tersebut tidak berjalan lancar.

Proyek One Israel ini ditaksir bakal menelan biaya sebesar 27 miliar dolar AS, dan diputuskan beberapa hari setelah para pejabat Amerika Serikat (AS) mengunjungi Arab Saudi, guna mengupayakan normalisasi hubungan Israel dan Saudi.

3. Upaya normalisasi Israel dan Arab Saudi

Israel Bakal Perpanjang Rel Kereta hingga Arab SaudiSuasana di Palestina usai konflik antara Israel-Palestina berlangsung. (Twitter.com/adalalt)

Namun, beberapa anggota parlemen Israel mengatakan bahwa normalisasi hubungan dua negara tampaknya tidak akan terjadi dalam waktu dekat.

“Saya pikir masih terlalu dini untuk berbicara tentang kesepakatan yang sedang dikerjakan,” kata Kepala Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan Parlemen Israel, Yuli Edelstein.

Pada 2020, Israel menjalin hubungan diplomatik dengan Uni Emirat Arab, Bahrain, Maroko, dan Sudan, sebagai bagian dari Abraham Accords. Warga Palestina lantas mengecam perjanjian tersebut karena dianggap melanggar posisi lama Liga Arab, yang di mana normalisasi hubungan Israel harus dengan syarat kemerdekaan Palestina.

Saudi sendiri telah menegaskan tidak akan menormalisasi hubungan dengan Israel sampai Palestina merdeka.

Baca Juga: Remaja Palestina Tewas Ditembak Pasukan Israel di Tepi Barat

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya