Konflik Myanmar Jadi Isu Bahasan Retreat Menlu ASEAN

Indonesia mengutuk kekerasan yang terus terjadi di Myanmar

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi membuka pertemuan retreat Menlu ASEAN atau ASEAN Foreign Minister Meeting Post Ministeral Meeting (AMM/PMC). Di retreat kali ini, Retno menyoroti isu Myanmar.

“Pada April 2021, para pemimpin ASEAN bertemu ke Jakarta. Mereka melakukan upaya untuk keluar dari krisis politik. Mereka menyepakati Lima Poin Konsensus (5PC). Oleh karena itu, 5PC menjadi acuan utama dan implementasi 5PC harus tetap menjadi fokus ASEAN,” kata Retno, membuka retreat, di Hotel Shangri-La, Jakarta, Rabu (12/7/2023).

1. Indonesia punya keterlibatan intensif dengan para pemangku kepentingan Myanmar

Konflik Myanmar Jadi Isu Bahasan Retreat Menlu ASEANMenteri Luar Negeri RI Retno Marsudi. (IDN Times/Sonya Michaella)

Selain itu, Retno mengatakan bahwa Indonesia memiliki keterlibatan yang sangat intensif dan luas dengan semua pemangku kepentingan. Retno mengungkapkan, lebih dari 110 keterlibatan telah dilakukan sejauh ini.

“Ini adalah pendekatan yang sangat kompleks, dan itu tidak mudah sama sekali,” ucap dia.

“Keterlibatan dan pendekatan hanyalah sarana. Ini adalah waktu yang telat untuk mendorong dialog di antara mereka. Dialog akan membuka jalan menuju solusi politik,” tegas Retno.

Baca Juga: Belum Deal, Menlu Retno Yakin Tekad ASEAN Jadi Kawasan Bebas Nuklir 

2. Indonesia mengecam kekerasan yang terjadi di Myanmar

Konflik Myanmar Jadi Isu Bahasan Retreat Menlu ASEANilustrasi kudeta Myanmar (ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer)

Retno juga mengungkapkan keprihatinannya terkait kekerasan di Myanmar yang akhir-akhir ini terus meningkat.

“Kami masih sangat prihatin melihat kekerasan yang terus terjadi dan meningkat di Myanmar. Indonesia mengutuk keras penggunaan kekuatan dan kekerasan di sana. Kami sangat mendesak semua pemangku kepentingan untuk mengecam keras kekerasan seperti ini,” tegas Retno.

3. AHA Centre diharapkan terus bisa masuk ke Myanmar

Konflik Myanmar Jadi Isu Bahasan Retreat Menlu ASEANAHA Centre. (dok. ahacentre.org)

Retno juga berharap agar akses untuk AHA Centre (badan kemanusiaan ASEAN) terus bisa masuk ke Myanmar, bagi yang membutuhkan, terutama Magway dan Sagaing.

“Untuk sentralitas ASEAN, ASEAN harus bisa terus menjadi duduk di ‘kursi pengemudi’ untuk menavigasi tantangan geopolitik saat ini dan ke depannya, termasuk lewat East Asia Summit (EAS) dan ASEAN Regional Forum (ARF),” ungkap Retno.

EAS dan ARF adalah platform inklusif yang sangat penting, untuk semua pihak duduk dan berdiksusi.

“ASEAN percaya pada inklusivitas, ASEAN percaya dialog, ASEAN percaya pada kolaborasi yang saling menguntungkan,” tutup Retno.

Baca Juga: Komisioner HAM PBB: Situasi Myanmar Kian Memburuk

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya