Konflik Niger, Kemenlu RI Pastikan Kondisi Tiga WNI Aman 

Indonesia memantau Niger lewat KBRI Abuja

Jakarta, IDN Times - Kementerian Luar Negeri RI memastikan bahwa kondisi tiga Warga Negara Indonesia (WNI) di Niger saat ini, aman. Niger kini tengah dilanda ketidakpastikan politik paska terjadinya kudeta oleh militer pekan lalu.

Indonesia memang tidak memiliki perwakilan di Niger, namun Indonesia memantau kondisi Niger lewat KBRI Abuja di Nigeria yang wilayah akreditasinya meliputi Niger. Tiga WNI yang ada di Niger ini diketahui bekerja di sana.

“Ada tiga WNI yang bekerja di daerah Taaoua, mereka sudah dihubungi KBRI dan dipastikan kondisinya aman,” kata Direktur Perlindungan WNI Kemlu RI, Judha Nugraha, Selasa (1/8/2023).

1. Ada WNI yang bekerja di pusat kota

Konflik Niger, Kemenlu RI Pastikan Kondisi Tiga WNI Aman Salah satu sudut ibukota Niamey, Niger. (Wikimedia.org/NigerTZai)

Sementara itu, KBRI juga mengonfirmasi ada satu WNI yang bekerja di ibu kota Niamey, pusat terjadinya kudeta pada 26 Juli lalu. Namun, WNI ini dipastikan sedang tidak berada di Niamey karena cuti dan pulang ke Indonesia.

“KBRI Abuja bersama konsul kehormatan kita di Niger akan terus memantau situasi di sana,” tutur Judha.

Baca Juga: Harga Uranium Diprediksi Naik Imbas Kudeta Niger

2. Pemerintah Niger diminta untuk segera dipulihkan

Komunitas Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat (ECOWAS) telah memberlakukan sanksi terhadap Niger. Mereka juga mengancam kemungkinan penggunaan kekuatan apabila junta tidak melepaskan kekuasaannya dalam waktu satu minggu.

Namun, pemerintah militer Burkina Faso dan Mali memperingatkan bahwa setiap intervensi militer terhadapi Niger akan dianggap sebagai tindakan perang melawan mereka.

Menyusul kudeta tersebut, negara-negara Barat termasuk Prancis dan Jerman, serta Uni Eropa (UE) juga memotong anggaran dan bantuan keamanan ke Niger, yang merupakan salah satu negara termiskin di dunia.
Hilangnya bantuan UE diperkirakan mencapai 320 juta dolar AS (sekitar Rp4,8 triliun). Pada tahun 2022, dukungan pembangunan Prancis untuk negara tersebut mencapai 132 juta dolar AS (sekitar Rp1,9 triliun), dikutip dari The National.

3. Kantor kedutaan besar Prancis di Niger dibakar

Pada Minggu (30/7/2023), para pendukung kudeta membakar bendera Prancis dan menyerang kedutaan negara itu di ibu kota Niger, Niamey, yang mendorong polisi menembakkan gas air mata.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan setiap serangan terhadap kepentingan Prancis di Niger akan ditanggapi dengan tanggapan cepat dan tanpa kompromi.

Prancis memiliki pasukan di wilayah itu selama satu dekade untuk membantu melawan kelompok bersenjata, tetapi beberapa penduduk setempat mengatakan mereka ingin mantan penguasa kolonial itu berhenti mencampuri urusan mereka.

Niger memiliki sejarah politik yang bergejolak sejak memperoleh kemerdekaannya pada 1960. Sebelum peristiwa pada Rabu, telah terjadi empat kudeta dan banyak upaya lainnya untuk melengserkan pemerintah.

 

Baca Juga: Niger Memanas, Prancis Evakuasi Mulai Warga Negaranya

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya