Lima Poin Konsensus Tetap Jadi Pegangan ASEAN Bantu Myanmar 

Aksi dari negara anggota harus koordinasi dengan Ketua ASEAN

Jakarta, IDN Times - Gelaran ASEAN Foreign Minister Meeting (AMM) di Jakarta akhirnya mengeluarkan pernyataan bersama. Salah satu yang diangkat adalah isu konflik Myanmar, yang akhir-akhir ini memanas karena adanya pergerakan dari Thailand yang cukup membuat resah ASEAN.

"Kami membahas kembali perkembangan di Myanmar dan menegaskan kembali sikap kita yang bersatu dalam Lima Poin Konsensus (5PC), tetap menjadi acuan untuk membantu menyelesaikan konflik di Myanmar. Kami mengutuk keras tindakan kekerasan yang terus berlanjut di Myanmar," sebut pernyataan bersama Menlu ASEAN, Jumat (14/7/2023).

Aksi dari Indonesia yang terus membantu menyelesaikan masalah Myanmar, terutama melakukan pendekatan, menjembatani kesenjangan serta perbedaan yang mengarah ke dialog yang inklusif untuk solusi yang komprehensif, diapresiasi oleh negara anggota ASEAN.

1. ASEAN tetap memegang 5PC sebagai acuan utama

Lima Poin Konsensus Tetap Jadi Pegangan ASEAN Bantu Myanmar Twitter.com/Myanmar Now

Menanggapi aksi Thailand akhir-akhir ini, pernyataan bersama menyebutkan bahwa sejumlah negara anggota ASEAN memandangnya sebagai perkembangan positif. Namun, 5PC tetap menjadi acuan ASEAN untuk membantu Myanmar.

“Sejalan dengan Paragraf 14 soal Tinjauan dan Keputusan Para Pemimpin ASEAN tentang Pelaksanaan Lima Poin Konsensus, kami diberi pengarahan oleh Thailand tentang aktivitasnya baru-baru ini di Myanmar, yang dipandang oleh sejumlah negara anggota ASEAN sebagai perkembangan yang positif,” kata pernyataan itu.

“Kami menegaskan kembali persatuan ASEAN dan menegaskan kembali bahwa setiap upaya harus mendukung dan sejalan dengan 5PC dan berkoordinasi dengan Ketua ASEAN,” lanjut pernyataan tersebut.

Selain itu, implementasi 5PC akan ditinjau secara komprehensif dan menyampaikan rekomendasi ke KTT ASEAN ke-43 September nanti.

Baca Juga: Jokowi: ASEAN Tidak Boleh Jadi Proxy Negara Manapun

2. Indonesia sudah lakukan 110 pendekatan ke Myanmar

Lima Poin Konsensus Tetap Jadi Pegangan ASEAN Bantu Myanmar Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi membuka pertemuan Pleno AMM/PMC di Jakarta. (dok. Kemlu RI)

Hampir tujuh bulan keketuaan Indonesia di ASEAN tahun ini, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi membeberkan bahwa Indonesia telah melakukan pendekatan yang sangat intensif dan inklusif untuk menangani krisis Myanmar.

“110 pendekatan telah dilakukan, baik berupa pertemuan in person, virtual, maupun melalui percakapan per telepon, termasuk pendekatan saya secara in person baik dengan Menlu National Unity Government (NUG) maupun Menlu Dewan Administrasi Negara (SAC) dalam beberapa kali,” kata Retno, dalam jumpa pers beberapa waktu lalu.

“Dan juga pendekatan Office of Special Envoy, baik dengan Ethnic Resistance Organizations (EROs), wakil-wakil partai politik, dan CSO serta pihak-pihak lain di Myanmar,” lanjut Retno.

3. Pendekatan merupakan aspek penting

Lima Poin Konsensus Tetap Jadi Pegangan ASEAN Bantu Myanmar ilustrasi kudeta Myanmar (ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer)

Retno kembali menekankan pendekatan dengan semua pihak adalah kunci dari implementasi 5PC untuk membantu Myanmar.

Menurut Retno, pendekatan bukan tujuan, namun alat untuk mencapai dialog inklusif agar perdamaian yang kuat dan kokoh terwujud.

“Pendekatan yang intensif dan inklusif penting dilakukan dan menjadi kunci untuk membangun kepercayaan, mendengarkan posisi masing-masing pihak, mencoba membangun jembatan untuk mempersempit perbedaan," ujar Retno.

Dia mengatakan, pendekatan juga mendorong deeskalasi kekerasan.

"Mendorong dialog inklusif dan mengajak semua pihak untuk membantu dan mendukung pemberian bantuan kemanusiaan dengan prinsip no one left behind,” lanjutnya.

Baca Juga: Menlu Retno: AS Memegang Kunci untuk Wujudkan Cita-cita ASEAN

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya