Mengenal Proyek Willow, Pengeboran di Alaska yang Baru Disetujui Biden

Apa itu proyek Willow yang ditentang aktivis lingkungan

Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyetujui proyek Willow yang merupakan proyek pengeboran minyak dan besar-besaran di Alaska. Pengeboran minyak senilai 7 miliar dolar AS ini dikerjakan oleh perusahaan ConocoPhillips.

Sepekan setelah disetujui Biden, proyek ini masih menjadi pro dan kontra, apalagi di kalangan aktivis. Bahkan, di tubuh Partai Demokrat sendiri terjadi perdebatan.

Keputusan Biden ini dianggap mengingkari janjinya sendiri saat kampanye pilpres di mana ia bertekad untuk memerangi perubahan iklim dan mengakhiri pengeboran di lahan publik.

Dilansir dari New York Times, Senin (20/3/2023), proyek Willow ini juga bakal berjalan selama bertahun-tahun di North Slope Borough atau lereng utara Alaska tepatnya di National Petroleum Reserve Alaska milik pemerintah federal AS.

Area ini direncanakan akan menampung hingga 600 juta barel minyak. Perusahaan ConocoPhillips yang berbasis di Houston ini adalah satu-satunya perusahaan yang memiliki operasi pengeboran minyak cadangan di Alaska, meski dua proyek nya saat ini lebih kecil daripada Willow.

Proyek Willow memang diusulkan oleh ConocoPhillips dan awalnya disetujui oleh eks Presiden Donald Trump pada 2020. Awalnya, ConocoPhillips akan membangun lima bantalan bor dan akhirnya dikurangi menjadi tiga bantalan di masa pemerintahan Biden.

Tiga bantalan bor ini memungkinkan perusahaan mengebor sekitar 90 persen dari minyak yang mereka targetkan.

Baca Juga: AS Setujui Proyek Pengeboran Minyak dan Gas di Alaska

1. Perdebatan di pemerintahan Biden

Mengenal Proyek Willow, Pengeboran di Alaska yang Baru Disetujui BidenPresiden Amerika Serikat Joe Biden memberikan keterangan kepada media di Nusa Dua, Bali, Senin (14/11/2022). (ANTARA FOTO/Media Center G20/Akbar Nugroho Gumay)

Setujunya Biden dengan proyek Willow ini menimbulkan pro dan kontra di pemerintahannya, terutama di Partai Demokrat dan juga Republik. Tak sedikit yang pro, namun banyak pula yang kontra.

Sejumlah anggota Republik memuji langkah Biden yang dianggap bisa ‘mandiri’ dalam upaya mengatasi kenaikan harga bahan bakar.

Anggota Kongres AS dari Alaska, Mary Peltola, mendukung proyek tersebut. Dia mengatakan proyek itu akan menciptakan ratusan lapangan kerja dan mendatangkan pendapatan miliaran dolar ke kas negara bagian.

"Saya merasa orang-orang Alaska telah didengar. Negara bagian Alaska tidak dapat memikul beban untuk menyelesaikan masalah pemanasan global kita sendirian," kata politikus Demokrat itu.

Senator AS Lisa Murkowski, seorang anggota Republik dari Alaska, juga menyambut baik keputusan pemerintah. Murkowski mengatakan proyek tersebut akan berarti bagi pekerjaan dan pendapatan untuk Alaska, dengan membawa lebih dari 180 ribu barel minyak per hari ke Jalur Pipa Trans Alaska.

Sumber pemerintah AS mengatakan kepada CNN bahwa administrasi Biden merasa tangannya ‘terikat’ dengan proyek tersebut karena Conoco pumnya sewa valid di daerah tersebut.

Baca Juga: BI Akui Tantangan Ekonomi Global Makin Tak Mudah

2. Protes keras dari aktivis lingkungan dan warga Alaska

Sementara, pertentangan proyek Willow ini mayoritas datang dari para aktivis lingkungan seperti Green Peace. Biden dianggap melanggar janji kampanyenya sendiri pada 2020 lalu.

Untuk menentang proyek pengeboran migas, lebih dari 1 juta surat protes telah ditulis ke Gedung Putih, dan aktivis membuat petisi di Change.org, yang menarik lebih dari 3 juta tanda tangan.

"Itu langkah yang salah dan akan menjadi bencana bagi satwa liar, tanah, masyarakat, dan iklim kita," kata lembaga amal lingkungan Sierra Club.

Sonny Ahk, aktivis Inuipat muda dari Alaska yang berkampanye melawan Willow, mengatakan proyek tersebut akan mengunci ekstraksi minyak dan gas Arktik selama 30 tahun lagi dan mengkatalisasi ekspansi minyak di masa depan di Arktik.

"Sementara para eksekutif di luar negara bagian mendapat keuntungan besar, penduduk lokal dibiarkan menghadapi dampak merugikan karena dikelilingi oleh operasi pengeboran besar-besaran," katanya.

Biro Manajemen Lahan AS memperkirakan bahwa Willow akan menghasilkan hingga 278 juta metrik ton Karbon dioksida ekuivalen (CO2e) selama 30 tahun aktivitasnya, setara dengan menambahkan 2 juta mobil ke jalan raya AS setiap tahunnya. CO2e adalah unit yang digunakan untuk menyatakan dampak iklim dari semua gas rumah kaca secara bersamaan.

Tak hanya aktivis lingkungan, warga asli Alaska yang tinggal di dekat proyek yang direncanakan ini sangat prihatin dengan dampak kesehatan dan lingkungan dari proyek Willow.

“Kami berada di titik nol industrialisasi Arktik. Desa-desa lain mungkin mendapatkan keuntungan finansial dari aktivitas minyak dan gas serta tak menerima dampak signifikan daripada kami yang berada di Nuiqsut,” kata Wali Kota Nuiqsut, Rosemary Ahtuangaruak dalam suratnya yang ditujukan ke Menteri Dalam Negeri AS Deb Haaland. 

Baca Juga: Daftar Kebakaran Kilang Minyak dan Depo Pertamina sejak 2009

3. Proyek Willow bisa berhadapan dengan hukum

Walaupun Biden telah memberikan lampu hijau terhadap proyek Willow ini, belum bisa dipastikan kapan proyek akan dijalankan.

Earthjustice, sebuah kelompok pro-lingkungan, diharapkan segera mengajukan protes terhadap proyek tersebut. Kelompok ini disinyalir juga akan menempuh jalur hukum.

Konstruksi proyek Willow sendiri hanya bisa dilakukan selama musim dingin karena membutuhkan jalan dan saluran pipa yang terbentuk dari es. Sedangkan, musim dingin di Alaska diperkirakan bakal berakhir pada bulan April.

Jika para aktivis lingkungan bisa memenangkan perjuangan mereka, setidaknya proyek ini bisa ditunda selama satu tahun. Proyek ini sendiri harus dibangun sepenuhnya sebelum minyak dapat diproduksi dan dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk minyak dipompa keluar dari Willow untuk dipasarkan.

Earthjustice memastikan bahwa proyek Willow bisa berhadapan dengan jalur hukum. Mereka juga mengonfirmasi bahwa mereka sedang mempersiapkan pengaduan dan sudah menjelaskan alasan mengapa mereka menentang proyek ini.

“Kami tidak melihat ada versi baik dari proyek ini yang bisa diterima,” kata Jeremy Lieb, pengacara senior dari Earthjustice, dikutip dari CNN.

Proyek Willow ini dikhawatirkan bakal menghancurkan habitat spesies asli Alaska dan mengubah pola migrasi hewan serta yang paling parah adalah mencairnya es Arktik. Proyek ini juga akan menghasilkan 9,2 juta metrik ton polusi karbon yang sama besarannya dengan menambahkan 2 juta mobil ke jalan raya.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya