Menlu RI: Kekuatan Ekonomi ASEAN dan GCC Menjanjikan

Retno optimistis kerja sama 2 organisasi akan berkembang

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi menegaskan bahwa dalam hubungan ASEAN dan Gulf Cooperation Council (GCC) atau Dewan Negara Teluk terus berkembang. Kedua organisasi ini juga berkontribusi pada perdamaian dan stabilitas kawasan.

“Semua anggota GCC telah mengakses Treaty of Amity and Cooperation (TAC). Hal ini menunjukkan komitmen kuat GCC dalam mendukung pemeliharaan perdamaian dan stabilitas di Indo Pasifik. Begitu pula sebaliknya, ASEAN pun berkomitmen mendukung stabilitas di Timur Tengah,” kata Retno, di Riyadh, Arab Saudi, Jumat (20/10/2023).

“Saya yakin bahwa kerja sama ASEAN dan GCC akan terus berkembang di masa depan,” tutur Retno.

GCC sendiri terdiri dari Arab Saudi, Bahrain, Qatar, Oman, Uni Emirat Arab dan Kuwait. 

1. Kekuatan ekonomi ASEAN dan GCC juga menjanjikan

Retno juga menyinggung soal bidang ekonomi di mana ASEAN dan GCC disebutnya sebagai dua kekuatan ekonomi yang menjanjikan di masa depan.

“Gabungan PDB kita tahun lalu melebihi 5 triliun dolar AS dan populasi kita melebihi 700 juta orang, sebagian besar adalah anak muda dan produkti,” ucap Retno.

Ia melanjutkan, pertumbuhan ekonomi ASEAN dan GCC juga ada di atas rata-rata ekonomi global. Adapun nilainya adalah 7,5 persen untuk GCC dan 5,3 persen untuk ASEAN.

“Ini adalah modalitas baik bagi ASEAN dan GCC untuk semakin memperkuatnya dalam kerja sama di berbagai bidang,” ungkap Retno.

Baca Juga: Menlu Retno Hadiri Rapat OKI di Jeddah, Serukan 3 Fokus untuk Gaza

2. Keprihatinan soal kondisi Palestina

Tak ketinggalan, Retno kembali mengangkat soal kondisi Palestina saat ini. Ia meminta agar ASEAN dan GCC bersatu untuk mencegah kekerasan terus terjadi di Gaza.

“ASEAN dan GCC juga berdiri kokoh dalam mendukung solusi damai untuk Palestina. Posisi ini tercermin dalam pernyataan ASEAN dan GCC tentang perkembangan di Gaza,” ucap Retno lagi.

3. Retno angkat soal pekerja migran

Kemudian, Retno juga mengangkat isu soal pekerja migran Asia Tenggara yang banyak bekerja di negara-negara GCC.

“Pernyataan Bersama kita menyebutkan penegasan kembali soal kontribusi pekerja migran Asia Tenggara untuk pembangunan berkelanjutan serta pertumbuhan ekonomi di kawasan GCC,” tuturnya.

“Oleh karena itu, kita sepakat untuk berkolaborasi dalam mewujudkan ketertiban, keamanan, hak pekerja migran yang diatur adil serta memerangi perdagangan manusia,” tutup Retno.

Baca Juga: Jokowi: Ekonomi ASEAN dan Negara GCC Harus Dimaksimalkan

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya