Menlu Thailand Buka Suara soal Pertemuan Pattaya

Thailand inisiasi pertemuan informal untuk bantu Myanmar

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Thailand, Don Pramudwinai, buka suara soal pertemuan informal yang digelar Thailand di Pattaya pada pertengahan Juni lalu. Thailand menginisiasi pertemuan untuk membantu meredakan konflik di Myanmar.

“Pertemuan di Pattaya itu adalah yang ketiga kalinya. Ini merujuk pada artikel nomor 14, yakni terbuka untuk semua pendekatan (untuk isu Myanmar). Jadi, pertemuan pertama dan kedua, termasuk yang ketiga merujuk juga pada artikel 14 tersebut, di mana boleh ada pendekatan lain," kata Don, ketika ditemui di sela pertemuan Menlu ASEAN di Hotel Shangri-La, Jakarta, Selasa (11/7/2023).

Don juga mengatakan, Myanmar pasti memiliki caranya sendiri untuk menyelesaikan konflik yang sedang terjadi saat ini.

Diketahui, Indonesia sebagai Ketua ASEAN yang juga diundang ke dalam pertemuan informal tersebut memutuskan untuk tidak hadir. Begitu juga dengan negara anggota ASEAN lainnya.

Baca Juga: PM Thailand Prayut Chan-o-cha Umumkan Mundur dari Dunia Politik

1. Indonesia sebut pertemuan itu bukan main track ASEAN

Menlu Thailand Buka Suara soal Pertemuan PattayaMenteri Luar Negeri RI Retno Marsudi. (IDN Times/Sonya Michaella)

Sementara itu, Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, juga turut mengomentati soal pertemuan informal yang diinisiasi Menteri Luar Negeri Thailand, Don Pramudwinai di Pattaya tersebut.

“Soal informal meeting yang di Thailand, sekali lagi, saya menegaskan bahwa itu adalah informal meeting dari sebuah negara ASEAN. Yang hadir saat itu hanya menteri luar negeri tuan rumah dan Menlu Laos serta jalur yang diambil dalam pelaksanaan itu bukan main track dari ASEAN,” kata Retno, dalam jumpa pers di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Jumat (7/7/2023) lalu.

Baca Juga: Soal Pertemuan di Thailand, Menlu RI: Itu Bukan Jalur ASEAN

2. ASEAN masih merujuk pada Lima Poin Konsensus

Menlu Thailand Buka Suara soal Pertemuan PattayaMenteri Luar Negeri RI Retno Marsudi. (IDN Times/Sonya Michaella)

Retno menegaskan, hingga hari ini ASEAN masih merujuk pada Lima Poin Konsensus (5PC) untuk menyelesaikan konflik di Myanmar.

"Di sela-sela pertemuan ASEAN antara Summit - AMM - Summit, Indonesia sebagai ketua telah dan akan terus melakukan komunikasi intensif dengan semua pihak, dalam rangka mengimplementasikan 5PC,” ucap Retno.

“Karena, 5PC adalah kesepakatan dari ASEAN, disepakati oleh para ASEAN leaders, dan 5PC harus menjadi rujukan utama ASEAN untuk meng-engage dan menyelesaikan isu Myanmar,” lanjut dia.

Baca Juga: Belum Deal, Menlu Retno Yakin Tekad ASEAN Jadi Kawasan Bebas Nuklir 

3. Pendekatan ke semua pihak untuk implementasi 5PC

Menlu Thailand Buka Suara soal Pertemuan PattayaPengunjuk rasa menggelar aksi protes terhadap kudeta militer di Kota Yangon, Myanmar, Sabtu (6/2/2021). Mereka menuntut pembebasan pemimpin terpilih Myanmar Aung San Suu Kyi. ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer/wsj.

Retno juga memaparkan perkembangan langkah-langkah yang telah dilakukan Indonesia sebagai Ketua ASEAN dalam menangani isu Myanmar.

“Beberapa prinsip yang dijalankan Indonesia, yaitu menjadikan 5PC sebagai rujukan utama, menjadikan keputusan para pemimpin ASEAN sebagai dasar bertindak, menjaga nilai-nilai dan prinsip Piagam ASEAN serta siap untuk menjembatani perbedaan,” ucap dia.

Baca Juga: Perdana ke Mongolia, Menlu Retno Promosikan Wisata Indonesia

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya