Rusia Angkat Bicara soal Kondisi Myanmar 

Dubes Rusia untuk ASEAN dukung implementasi 5PC

Jakarta, IDN Times - Myanmar didesak untuk hentikan kekerasan adalah salah satu hasil dari KTT ASEAN ke-42 di Labuan Bajo, pekan lalu. ASEAN juga memutuskan untuk melanjutkan Lima Poin Konsensus (5PC) untuk membantu memulihkan kondisi Myanmar.

Terkait hal ini, Duta Besar Rusia untuk ASEAN, Evgeny Zagaynov angkat bicara. Rusia terus mencermati upaya Indonesia, sebagai ketua ASEAN, untuk membantu Myanmar.

“Saat ini kami mengikuti dan mencermati upaya Indonesia dan ASEAN soal situasi di Myanmar. Lima Poin Konsensus, menurut kami adalah dasar yang baik,” kata Zagaynov, dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (17/5/2023).

Baca Juga: Junta Militer Bakar Hidup-hidup 19 Warga Myanmar

1. Berharap 5PC membuahkan hasil

Rusia Angkat Bicara soal Kondisi Myanmar Sebagian besar warga Myanmar menentang adanya kudeta militer di Myanmar. (Twitter.com/HninWood)

Selain itu, Zagaynov juga berharap agar 5PC yang disepakati sejak April 2021 di Jakarta tersebut bisa membuahkan hasil.

“Kami berharap usaha tersebut membuahkan hasil, karena 5PC memang memiliki solusi damai,” ungkap dia.

Rusia sendiri diketahui memiliki hubungan cukup dekat dengan Myanmar. Dalam tahun ini, pertemuan antara junta militer Myanmar dan pihak Rusia sudah digelar sebanyak 2 kali.

Baca Juga: Pemulangan 20 WNI Korban TPPO di Myanmar Masih Diurus 

2. Indonesia siap bicara dengan junta Myanmar

Rusia Angkat Bicara soal Kondisi Myanmar Presiden RI Joko Widodo membuka KTT ke-42 ASEAN Labuan Bajo. (dok. Youtube Setpres RI)

Usai KTT ASEAN ke-42 di Labuan Bajo, Presiden RI Joko “Jokowi” Widodo menegaskan bahwa Indonesia siap jika harus berbicara dengan junta militer Myanmar.

“Indonesia siap berbicara dengan siapa pun, termasuk dengan junta militer dan semua pihak di Myanmar untuk kepentingan kemanusiaan dan yang penting adalah engagement bukan memberikan pengakuan. Saya tegaskan bahwa melakukan pendekatan bukanlah memberikan pengakuan,” kata Jokowi, dalam konferensi pers di Labuan Bajo, Kamis (11/5/2023).

Selama KTT ke-42 ASEAN di Labuan Bajo, Indonesia tidak mengundang perwakilan dari Myanmar di level politik, sama halnya ketika Kamboja menggelar KTT ke-40 dan 41 tahun lalu di Phnom Penh. Kursi Myanmar tampak kosong selama di Labuan Bajo.

Baca Juga: Dubes Rusia: Tak Ada Negara Muslim yang Jatuhkan Sanksi ke Kami 

3. Diperlukan persatuan dari ASEAN

Rusia Angkat Bicara soal Kondisi Myanmar Para pemimpin ASEAN telah berkumpul di Labuan Bajo. (dok. Youtube Setpres RI)

Selain itu, ditegaskan oleh Jokowi bahwa ASEAN harus bersatu untuk membantu Myanmar keluar dari krisis politik ini.

“Soal Myanmar, pencideraan terhadap nilai-nilai kemanusiaan tidak dapat ditoleransi. Lima Poin Konsensus memandatkan ASEAN harus melakukan pendekatan dengan semua pihak, inklusivitas harus dipegang kuat oleh ASEAN karena kredibilitas ASEAN sedang dipertaruhkan,” tutur Jokowi.

“Saya menyampaikan di pertemuan, kesatuan ASEAN sangat penting. Tanpa kesatuan, mudah bagi pihak lain untuk memecah ASEAN, dan saya yakin, tidak satu pun negara ASEAN menginginkan hal tersebut,” pungkas dia.

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya