Rusia-Brasil Bertemu, Bahas Konflik Ukraina 

Menlu Sergey Lavrov mengunjungi Brasil

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengunjungi Brasil dan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Mauro Vieira. Rencananya, Lavrov juga akan bertemu dengan Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva. 

Dalam pertemuan ini, topik utama yang dibahas keduanya adalah konflik Ukraina.

“Kami berterima kasih kepada Brasil atas pemahaman mereka yang jelas soal situasi di Ukraina. Kami berterima kasih atas keinginan mereka untuk berkontribusi menemukan cara menyelesaikan situasi ini,” kata Lavrov, dikutip dari Channel News Asia, Selasa (18/4/2023).

“Kami tertarik untuk menyelesaikan konflik secepat mungkin,” lanjut Lavrov.

Baca Juga: Ukraina Sebut Ada Komponen Buatan China di Senjata Rusia 

1. Lavrov bakal kunjungi negara-negara yang kontra AS

Brasil menjadi tujuan pertama Lavrov dalam turnya kali ini. Sebelum bertemu dengan Lula, Lavrov terlebih dahulu telah bertemu dengan Penasihat Kebijakan Luar Negeri Brasil, Celso Amorim.

Setelah Brasil, Lavrov dijadwalkan akan mengunjungi Venezuela, Nikaragua, dan Kuba. Negara-negara ini merupakan negara yang kontra dengan AS.

Baca Juga: Bertemu Lavrov, Blinken Minta Perang Rusia di Ukraina Diakhiri

2. Lula da Silva sempat bertemu Xi Jinping

Sebelum menerima Lavrov di Brasilia, Lula terlebih dahulu melakukan kunjungan ke China dan diterima oleh Presiden Xi Jinping. Lula mengatakan bahwa AS harus berhenti mendorong perang dan mulai berbicara tentang jalur perdamaian.

"Amerika Serikat perlu berhenti mendorong perang dan mulai berbicara tentang perdamaian. Uni Eropa perlu mulai berbicara tentang perdamaian," kata Lula, kala itu.

Baca Juga: Kunjungi China, Ini 5 Hal Penting yang Dibicarakan Presiden Brasil

3. Brasil tolak permintaan kirim amunisi ke Ukraina

Rusia-Brasil Bertemu, Bahas Konflik Ukraina Presiden Brasil Lula da Silva (dua dari kanan) (twitter.com/LulaOficial)

Kedua pemimpin juga sepakat bahwa dialog adalah jalan untuk menyelesaikan perselisihan antara Ukraina dan Rusia.

Februari lalu, Lula mengatakan Ukraina memiliki hak membela diri. Tapi dia menolak permintaan Kanselir Jerman untuk mengirim amunisi ke Ukraina karena tidak mau ikut perang.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya