Rusia dan Uni Eropa Sempat Bersitegang di Pertemuan ASEAN
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell kembali mengecam invasi Rusia ke Ukraina. Hal ini disampaikan langsung di pertemuan ASEAN Regional Forum (ARF) di Jakarta, kemarin.
Borrell diketahui berada di dalam satu ruangan dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov.
“Kami terus menentang agresi ilegal Rusia melawan Ukraina, yang secara terang-terangan melanggar hukum internasional dan Piagam PBB. Kami meminta Rusia untuk menarik pasukannya dari Ukraina,” kata Borrell di pertemuan ARF di Hotel Shangri-La, Jakarta, Jumat (14/7/2023).
“Ancaman nuklir Rusia yang tidak bertanggung jawab, rezim senjata, dan penempatan senjata nuklir di Belarusia, ini berbahaya dan tidak dapat diterima. Ini harus dikecam oleh semua pihak,” tegas Borrell lagi.
Baca Juga: Indonesia Serukan Lagi Perdamaian Konflik Rusia-Ukraina
1. Rusia kecam kritikan atas invasi ke Ukraina
Sementara itu, Lavrov dikabarkan mengecam segala kritikan yang dilayangkan ke Rusia atas invasi ke Ukraina.
“Lavrov menanggapi dengan sangat agresif dan menjelaskan sudut pandangnya, mengatakan semua adalah konspirasi Barat dan perang akan berlanjut,” ujar Borrell kepada awak media di Jakarta.
Baca Juga: Zelenskyy: NATO Aneh jika Gak Kasih Kepastian Kapan Ukraina Bergabung
2. Indonesia serukan lagi perdamaian Rusia dan Ukraina
Editor’s picks
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi kembali menyerukan perdamaian atas konflik antara Rusia dan Ukraina.
"Sebagai sahabat Rusia dan Ukraina, Indonesia akan bekerja tanpa lelah untuk menyerukan penyelesaian konflik di Ukraina secara damai," tegas Retno dalam pertemuan Menlu ASEAN dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, di Hotel Shangri-La, Jakarta, Kamis (13/7/2023).
“Paradigma kolaborasi dibutuhkan untuk menyelamatkan dunia. Sebagai teman Rusia maupun Ukraina, Indonesia tak kenal lelah untuk menyerukan perdamaian. Kemitraan kita harus mewujudkan paradigma ini dalam tindakan nyata,” kata Retno.
Baca Juga: Rusia Kecam Pemulangan Sejumlah Komandan Ukraina dari Turki
3. Lebih dari 9 ribu warga sipil dilaporkan tewas
Sementara itu, PBB melaporkan, perang Rusia-Ukraina hari ke-500 telah merenggut lebih dari 9 ribu nyawa warga sipil, termasuk 500 anak-anak.
Misi Pemantau Hak Asasi Manusia PBB di Ukraina (HRMMU) mengatakan, pada Jumat (7/7/2023), mereka menyesalkan korban sipil yang mengerikan dari perang di Ukraina.
Kendati telah mencatat 9 ribu korban, misi tersebut memperingatkan bahwa jumlah korban sebenarnya kemungkinan jauh lebih tinggi daripada angka kematian terkonfirmasi.
Misi pemantauan PBB di Ukraina juga mencatat tiga kali lebih banyak warga sipil tewas dalam 500 hari terakhir, dibandingkan dengan seluruh 8 tahun permusuhan sebelumnya di Ukraina timur, ketika separatis yang didukung Rusia merebut Krimea dan daerah lainnya.