Ukraina Minta Negara-negara Barat Sumbang Dana untuk Gelar Pemilu
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menanggapi seruan seorang senator Amerika Serikat yang mendorong Ukraina untuk menggelar pemilihan umum pada 2024.
Namun, Zelenskyy mengatakan bahwa pemilu di Ukraina bisa saja digelar asal negara-negara Barat dapat membantu.
“Pemungutan suara dapat dilakukan di masa perang jika para mitra (sekutu Ukraina) bisa menyumbang biaya, para legislator menyetujuinya dan semua orang dapat ikut serta dalam pemilu,” kata Zelenskyy, dikutip dari Straits Times, Senin (28/8/2023).
Pekan lalu, senator AS Lindsey Graham yang mengunjungi Kiev memuji kegigihan Zelenskyy melawan Presiden Rusia Vladimir Putin. Namun, Ukraina perlu menunjukkan perbedaannya dengan mengadakan pemilu di masa perang.
1. Biaya pemilu yang digelar di masa perang tentu akan lebih besar
Sementara itu, Zelenskyy mengungkapkan bahwa biaya pemilu yang digelar di masa damai saja akan menelan sekitar 183,4 juta dolar AS. Jika pemilu akan digelar di masa perang, tentu biayanya akan lebih besar lagi.
“Saya tidak tahu berapa banyak yang dibutuhkan di masa perang. Jadi saya katakan, mungkin AS dan Eropa memberikan dukungan finansial untuk pemilu,” tutur Zelenskyy.
Ia menegaskan bahwa pemerintahannya tidak akan mengambil dana dari sumbangan paket senjata dari mitra Barat dan mengalokasikannya untuk pemilu.
Editor’s picks
Baca Juga: BRICS Dukung Dialog Penyelesaian Konflik Ukraina
2. Bantuan untuk menyediakan akses pemilihan di luar negeri
Selain itu, Ukraina juga memerlukan bantuan untuk menyediakan akses bagi para warga Ukraina di luar negeri jika pemilu digelar tahun depan.
“Saya mengatakan kepada Graham, Anda dan saya harus mengirimkan observer ke garis depan (medan perang) hingga kiat bisa mengadakan pemilu yang sah dan seluruh dunia,” ucap Zelenskyy lagi.
3. Pemilu tidak bisa digelar di tengah-tengah perang
Zelenskyy telah menegaskan bahwa pemilu saat ini tidak dapat diadakan di Ukraina karena negara tersebut berada di bawah darurat militer karena invasi dari Rusia.
Darurat militer ini diperpanjang setiap 90 hari dan yang terakhir akan berakhir 15 November 2023. Padahal, biasanya Ukraina menggelar pemilihan parlemen di bulan Oktober dan pemilihan presiden di bulan Maret tahun berikutnya.
Baca Juga: Zelenskyy Sebut Rusia Akan Serang Jaringan Listrik Ukraina