Badai Topan Mocha Hantam Myanmar, Picu Banjir dan Bangunan Rusak
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Badai Topan Mocha menyapu daratan Myanmar dan Bangladesh. Hal itu mengakibatkan beberapa wilayah terkena banjir dan merobohkan banyak tiang listrik dan pohon-pohon.
Arus komunikasi juga mengalami gangguan. Hal itu menyebabkan para petugas setempat kesulitan untuk menilai tingkat kerusakan di wilayah terdampak pada Senin (15/5/2023).
Badai di Myanmar menghantam pantai negara bagian Rakhine sekitar pukul 13.30 waktu setempat. Angin kencang membuat pepohonan tumbang dan merobohkan tiang serta kabel listrik. Jalanan di dataran rendah juga terkena banjir imbas gelombang pasang.
Baca Juga: Topan Mocha Mendekat ke Bangladesh-Myanmar, Ribuan Warga Dievakuasi
1. Topan dengan kecepatan angin 250 kilometer hantam kota Sittwe dan Cox Bazar
Badai dengan kecepatan angin hingga 250 kilometer per jam itu menerjang kota Sittwe di Myanmar dan Cox’s Bazar di Bangladesh. Cox Bazar merupakan tempat bagi hampir sejuta pengungsi Rohingya yang kabur akibat penumpasan Junta Myanmar tahun 2017.
Melansir Al Jazeera, badai yang menimpa kamp-kamp pengungsi di Cox Bazar dikabarkan mulai mereda. Namun, butuh waktu lebih lanjut untuk memastikan seberapa besar kerusakan tersebut.
Sementara di Myanmar, laporan awal menyebutkan bahwa kerusakan di Sittwe, negara bagian Rakhine, tergolong parah. Media lokal melaporkan banyak pohon dan tiang yang ambruk di jalanan.
Menurut laporan Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (UNOCHA) pada Minggu, gelombang badai setinggi 3,5 meter juga memicu banjir besar di daerah dataran rendah.
Baca Juga: Kebakaran Kamp Rohingya di Cox's Bazar Diduga Sabotase!
2. Akses komunikasi padam imbas runtuhnya menara telekomunikasi di Myanmar
Sementara, kantor junta Myanmar mengatakan badai menyebabkan kerusakan di berbagai kota di negara bagian Rakhine, yakni Sittwe, Kyaukpyu dan Gwa. Kerusakan juga ditemukan di kepulauan Coco, sekitar 425 km dari barat daya kota Yangon.
Menara telekomunikasi yang runtuh juga membuat layanan internet dan telepon terputus. Hal itu mempersulit upaya penilaian tingkat kerusakan oleh otoritas Myanmar.
“Pagi ini agak suram bagi kami,” kata Ramanathan Balakrishnan, Koordinator Residen PBB di Myanmar dari Yangon, dikutip dari Al Jazeera.
“Pantai Myanmar dan Rakhine khususnya telah menanggung beban terberat dari dampak badai yang sangat parah ini,” sambung dia.
Baca Juga: Usai Ditembaki, Keamanan Tim Bantuan ASEAN ke Myanmar Dijaga Ketat
3. PBB kirim tim darurat ke Myanmar
Balakrishnan mengatakan, PBB telah meluncurkan tim darurat. Ia pun menambahkan, itu dikerahkan karena banyak warga mengungsi ke tempat penampungan yang banguannnya tidak kokoh.
“Kami perkirakan kerusakannya berat,” ungkap Balakrishnan.
Banyak bangunan rusak parah di Sittwe dan Kyauktaw. Atap di setiap sekolah dan biara yang jadi tempat penampungan warga juga lepas imbas angin kencang.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.