Meski Dikecam Korut, AS-Korsel Pastikan Latihan Militer Tetap Lanjut
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS) pastikan latihan militer gabungan tahun ini tetap berlanjut. Langkah tersebut diprediksi membuat Korea Utara (Korut) semakin geram.
Dilansir Al Jazeera pada Jumat (3/3/2023), latihan skala besar itu akan dimulai pada 13 hingga 23 Maret mendatang. Operasi bertujuan untuk melatih kemampuan pertahanan kedua pihak.
Baca Juga: Korut Tembak Rudal Lagi, AS Pertimbangkan Kirim Jet Tempur ke Korsel
1. Latihan untuk memperkuat pertahanan AS-Korsel dalam menanggapi serangan Korut
Diketahui, operasi Freedom Shield akan melibatkan militer AS-Korsel untuk latihan pos komando simulasi komputer bersama. Sementara program Warrior Shield berfokus pada latihan lapangan.
“Freedom Shield dirancang untuk memperkuat kemampuan pertahanan dan respons Aliansi dengan berfokus dalam skenario latihan pada hal-hal seperti perubahan lingkungan keamanan, agresi DPRK (nama resmi Korut) dan pelajaran yang dipetik dari perang dan konflik baru-baru ini,” demikian pernyataan bersama militer AS-Korsel, dikutip dari Al Jazeera.
Pada latihan gabungan sebelumnya, Korut merespon dengan menggelar uji coba rudal dan mengancam serangan nuklir. Namun terkait program Freedom Shield, Pyongyang kemungkinan akan menanggapinya dengan uji coba yang lebih provokatif dan membuat retorika perang.
Sejauh ini, Korut selalu menentang latihan AS-Korsel. Pihaknya menganggap operasi semacam itu sebagai latihan untuk melakukan invasi.
Baca Juga: Korsel-AS Godok Rencana Latihan Militer, Antisipasi Serangan Korut
2. AS-Korsel gelar latihan udara menggunakan pesawat pengebom dan jet tempur
Editor’s picks
Kementerian pertahanan Korsel mengatakan, militer Washington-Seoul juga melakukan latihan udara pada Jumat. Operasi itu melibatkan setidaknya satu pesawat pengebom jarak jauh B-1B, jet tempur F-15K dan KF-16.
Kementerian itu menambahkan, operasi pada Jumat dilakukan untuk latihan koordinasi serta menunjukan aksi pencegahan yang diperluas militer AS dalam menghadapi ancaman Korut.
Sementara juru bicara militer AS, Kolonel Isaac L Taylor, mengatakan operasi Warrior Shield bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pelaksanaan operasi. Ia pun menambahkan, latihan akan mencakup serangan amfibi gabungan.
3. Korut ingin AS tarik aset strategisnya di Korsel
Bulan lalu, kementerian luar negeri Korut memperingatkan bahwa AS-Korsel akan mendapat perlawanan keras apabila menggelar latihan gabungan. Pejabat senior kementerian luar negeri Korut, Kwon Jong Gun, menyebut satu-satunya cara agar ketegangan di semenanjung Korea berkurang yaitu tarik mundur aset strategis AS dari Korsel.
Jong Gun menambahkan, Korut akan menganggap langkah AS sebagai deklarasi perang apabila tetap melanjutkan tindakan permusuhan dan provokatif di semenanjung Korea.
Retorika serupa kerap dilontarkan Korut dalam menanggapi AS-Korsel. Namun, ketegangan semakin meningkat setelah Pyongyang melakukan uji coba lusinan senjata nuklir, termasuk Rudal Balistik Antarbenua (ICBM) pada akhir 2022.
Pada bulan Januari, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, mengatakan Washington akan meningkatkan pengerahan jet tempur dan pesawat pembom ke semenanjung Korea, dilansir Associated Press.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.