Putin Sahkan Dekrit Permudah Naturalisasi Warga Ukraina Menjadi Rusia

Dekrit ini berlaku bagi seluruh warga Ukraina

Tangerang Selatan, IDN Times - Presiden Rusia, Vladimir Putin, pada Senin (11/7/2022) resmi menandatangani dekrit untuk mempercepat prosedur perpindahan kewarganegaraan Rusia bagi semua warga di Ukraina. Hal itu dilakukan olehnya setelah rudal pasukan Rusia menghantam wilayah Donbass.

Sampai saat ini, hanya penduduk di wilayah Donetsk, Luhansk timur, Zaporizhzhia selatan, dan Kherson yang memenuhi syarat dipermudah proses naturalisasi kewarganegaraan Rusia. Wilayah-wilayah tersebut secara de facto telah berada di bawah kendali Putin.

1. Dekrit oleh Putin dinilai melanggar kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina  

Kementerian Luar Negeri Ukraina menanggapi dekrit tersebut. Dia mengatakan bahwa aturan itu merupakan pelanggaran terhadap kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina.

Dekrit yang baru disahkan menyatakan, naturalisasi berlaku bagi setiap penduduk di Ukraina, khususnya penduduk yang tidak memiliki kewarganegaraan.

Aturan serupa juga pernah ditetapkan pada 2019 lalu, di mana penduduk di wilayah Donetsk dan Luhansk yang dikuasai pemberontak pro-Rusia, telah menerima paspor Rusia sebesar 19 persen dari total 720 ribu penduduk, melansir Reuters. 

Pada akhir Mei, tepatnya tiga bulan setelah Rusia menginvasi Ukraina, prosedur naturalisasi juga ditawarkan kepada warga Zaporizhzhia dan Kherson. Hal itu jadi paspor kewarganegaraan Rusia yang pertama kali beredar di wilayah tersebut.

Baca Juga: Rusia Tembakan Rudal ke Ukraina, 15 Orang Tewas

2. Dekrit kewarganegaraan disetujui setelah Rusia luncurkan rudal ke Donbass

Melansir Associated Press, dekrit oleh Putin dilakukan setelah pasukannya menyerang kota terbesar kedua Ukraina, yakni Donbass. Menurut laporan jaksa dan pejabat setempat, terdapat enam orang tewas dan 31 lainnya mengalami luka-luka. Beberapa jam sebelumnya, pasukan Rusia meluncurkan tiga serangan rudal di Kharkiv, yang membuat pejabat menyebutnya sebagai 'terorisme absolut'.

Syniehubov selaku Gubernur Kharkiv melalui telegram mengatakan, bahwa serangan itu berasal dari peluncuran rudal Rusia. Adapun korban yang terkena serangan yaitu anak-anak berusia empat tahun dan remaja 16 tahun.

“Hanya bangunan sipil, pusat perbelanjaan, dan rumah-rumah penduduk Kharkiv yang aman dari serangan Rusia. Beberapa peluru menghantam pekarangan rumah-rumah pribadi. Garasi dan mobil juga hancur, beberapa kebakaran terjadi,” tulis Syniehubov.

Dia mengatakan bahwa salah satu rudal telah menghancurkan bangunan sekolah pada malam hari. Rudal lain juga menghantam bangunan rumah warga, dan mendarat di dekat fasilitas gudang Kharkiv.

“Semua (tiga rudal diluncurkan) secara eksklusif pada objek sipil, ini adalah terorisme mutlak!” kata Syniehubov.

Gubernur Luhansk, Serhiy Haidai, pada hari Senin mengatakan bahwa serangan dari pasukan Rusia telah menghantam pemukiman di perbatasan Luhansk-Donetsk. Rusia diyakini meluncurkan lima serangan rudal dan beberapa tembakan lainnya di wilayah itu.

Perlu diketahui, Wilayah Luhansk dan Donetsk bersama-sama membentuk pertahanan untuk bagian timur Ukraina, yang sampai sekarang dikenal sebagai wilayah Donbass.

3. Pasukan Rusia mulai lelah mental dan fisik

Militer Inggris menyebut bahwa kondisi pasukan Rusia saat ini sedang diregangkan. Hal itu dinyatakan kementerian pertahanan melalui Twitter dan menunjukan setidaknya satu brigade tank Rusia mengalami kelelahan secara mental dan fisik. Pemicunya adalah pertempuran yang tak kunjung henti sejak invasi dimulai pada 24 Februari. 

Kondisi lainnya, jalur pipa gas Rusia ke Jerman statusnya masih ditutup lantaran alasan maintenance. Hal itu jadi kekhawatiran pihak Eropa karena kemungkinan Moskow tidak akan menghidupkan pasokan gas meski maintenance telah berakhir. 

Jalur pipa Nord Stream 1, yang dikabarkan beroperasi kembali pada 21 Juli, merupakan jalur utama bagi pasokan gas untuk Jerman dan negara Eropa lainnya. 

Pemerintahan Jerman mencurigai aksi Rusia yang menghentikan pasokan gas. Hal itu dimulai ketika perusahaan Gazprom mengurangi alirannya melalui Nord Stream sebesar 60 persen.

Baca Juga: Buntut Invasi Rusia, Krisis Energi Mengancam Eropa 

Syahreza Zanskie Photo Verified Writer Syahreza Zanskie

Feel free to contact me! syahrezajangkie@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya