Setahun Perang Ukraina, AS Ingin Rusia Dijatuhkan Sanksi Lebih Berat

AS yakin sanksi tambahan untuk Rusia bisa terwujud    

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen, melalui forum G20 di India, ingin Rusia dijatuhkan sanksi yang lebih keras dan lebih efektif. 

Bertepatan dengan satu tahun invasi Rusia ke Ukraina, Yellen mengatakan sanksi yang telah dijatuhkan terhadap Moskow berhasil. Namun, itu perlu diperbanyak untuk melumpuhkan pasukan Kremlin di medan tempur.

“Kami sedang berusaha untuk memperkuat sanksi dan memastikan bahwa kami mengatasi pelanggaran sanksi,” kata Yellen di pusat teknologi di kota Bengaluru pada Kamis (23/2/2023), dilansir Associated Press.

 1. AS berharap dapat kirim bantuan Rp152 T ke Ukraina   

Setahun Perang Ukraina, AS Ingin Rusia Dijatuhkan Sanksi Lebih BeratIlustrasi mata uang (unsplash.com/Viacheslav Bublyk)

Selain itu, Yellan mencatat bahwa Rusia sedang mencari cara alternatif untuk memperbaiki dan mengganti suku cadang serta alutsistanya yang rusak dalam perang. 

“Kami telah menghilangkan banyak saluran bagi mereka untuk mendapatkan materi yang sangat penting untuk upaya pertahanan mereka. Itu adalah fokus khusus yang kami pikirkan sehubungan dengan penegakan sanksi yang ada dan mungkin sehubungan dengan sanksi lebih lanjut," beber Yellan. 

Terkait dukungan lebih lanjut untuk Kiev, Yellen mengatakan AS berharap dapat memberikan bantuan tambahan senilai 10 miliar dolar AS (sekitar Rp152 triliun) untuk membantu perekonomian Ukraina. 

Dia juga berharap direktur pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF), Kristalina Georgieva, bisa menyelesaikan program peminjaman dana untuk Ukraina sampai akhir Maret.

"Kami sangat ingin melihat IMF merundingkan kesepakatan untuk meminjamkan ke Ukraina," katanya.

Baca Juga: Setahun Perang Rusia-Ukraina, Lebih dari 8.006 Warga Sipil Tewas

2. AS yakin sanksi tambahan untuk Rusia bisa terwujud  

Yellen meyakini bahwa kecaman keras untuk Rusia atas invasinya, yang juga berdampak pada ekonomi dunia, bisa dicapai pada forum di Bengaluru.

Saat KTT G20 di Bali pada November 2022, para petinggi negara mengutuk perang dan memperingatkan bahwa konflik itu semakin merapuhkan perekonomian dunia. 

Kelompok itu juga mengalami perpecahan. Hal itu terlihat ketika China dan India, yang memiliki hubungan baik dengan Rusia, masih menjalin perdagangan dengan Moskow. Terlebih, kedua negara itu telah berhenti mengkritik soal perang. 

3. AS minta China restrukturisasi utang negara miskin  

Setahun Perang Ukraina, AS Ingin Rusia Dijatuhkan Sanksi Lebih BeratIlustrasi bendera China (unsplash.com/CARLOS DE SOUZA)

Melansir Reuters, Yellen mengatakan kondisi ekonomi global saat ini lebih baik jika dibanding beberapa bulan sebelumnya. Hal itu karena inflasi dan gangguan pasokan kian mereda. Namun kondisi tersebut dinilai belum aman.

Kemudian, dia juga meminta negara-negara G20, terutama China, untuk bekerja merestrukturisasi utang negara-negara miskin dan menengah yang menghadapi masalah pelunasan, seperti yang dihadapi Zambia dan Sri Lanka. 

Yellen mengatakan pembicaraan AS-China soal masalah ekonomi akan dilanjutkan pada waktu yang tepat. Dia pun memperingatkan Beijing bahwa memberikan dukungan material apapun ke Moskow terhadap perangnya akan menjadi perhatian khusus.

Sejauh ini, pembicaraan keduanya masih tertunda imbas ketegangan yang dipicu balon mata-mata China yang mengudara di wilayah AS. Penundaan itu termasuk rencana kunjungan ke Beijing oleh Yellen dan Menteri Luar Negeri Antony Blinken.

Baca Juga: Eks Presiden Rusia: Kami Akan Hancur jika Kalah di Ukraina

Syahreza Zanskie Photo Verified Writer Syahreza Zanskie

Feel free to contact me! syahrezajangkie@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya