Korut Janji Sediakan Rusia Rudal KN-25, Agar Mampu Tandingi HIMARS
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Cianjur, IDN Times - Korea Utara (Korut) berjanji untuk menyediakan Rusia sebuah sistem rudal yang bisa menandingi dan bertahan melawan HIMARS yang diberikan Amerika Serikat (AS) ke Ukraina.
Hal itu bisa memberikan Rusia pilihan di tengah kurangnya pasokan senjata dan sanksi-sanksi dari Barat terhadap Moskow.
Sanksi itu sebagian besar telah memaksa Rusia untuk putus dari rantai pasokan global. Sebagian pihak menduga, sanksi tersebut memaksa Rusia untuk beralih ke Korut dalam kesepakatan senjata.
Korut memiliki rudal yang bisa menghadapi M142 High Mobility Artillery Rocket Systems (HIMARS) milik AS. Rudal tersebut bernama KN-25 yang dianggap sebagai salah satu rudal paling kuat di gudang senjata Pyongyang.
1. KN-25 memiliki jangkauan lebih jauh dibanding HIMARS
Salah satu keunggulan yang dimiliki KN-25 adalah jangkauannya yang jauh dibandingkan dengan HIMARS.
Saat ini, rudal Korut tersebut memiliki jangkauan 380 kilometer, sedangkan jangkauan HIMARS saat ini terbukti hanya sejauh 300 kilometer saja.
Jangkauan rudal HIMARS digunakan oleh militer Ukraina untuk menargetkan pasukan Rusia jauh ke belakang. Pabrikan senjata itu juga mengatakan bahwa mereka sedang mengembangkan amunisi untuk memperluas jangkauannya hingga 499 kilometer.
Baca Juga: Krisis Keamanan di Ukraina, Kherson Tunda Referendum Gabung Rusia
2. HIMARS AS memiliki kecepatan yang lebih tinggi dibanding dengan KN-25
Editor’s picks
Menurut Military Today, HIMARS buatan AS diklaim memiliki kecepatan yang lebih tinggi dari KN-25. HIMARS memiliki kecepatan maksimum 85 km/jam, sedangkan KN-25 memiliki kecepatan maksimum 80 km/jam, dikutip dari Newsweek
Banyak spesifikasi tentang KN-25 ini yang tidak diketahui, termasuk berat maksimum amunisinya. Sehingga, sulit untuk menentukan perbandingan yang tepat untuk keduanya.
Dari Missile Threat mengatakan, rudal Korut itu pertama kali diuji pada 2019. Saat itu, rudal mampu mencapai ketinggian maksimum hingga 97 kilometer atau sekitar 60 mil.
3. Rusia dikabarkan sedang dalam proses pembelian roket dan peluru dari Korut
Menurut temuan Intelijen AS baru-baru ini, Kementrian Pertahanan Rusia sedang dalam proses untuk pembelian roket dan peluru artileri dari Korut, untuk pertempuran yang sedang berlangsung di Ukraina, dilansir CBS News.
Pejabat intelijen AS juga percaya bahwa Rusia dapat membeli peralatan militer tambahan Korut untuk ke depannya. Temuan intelijen ini pertama kali dilaporkan oleh New York Times
Seorang Pejabat AS, berbicara dengan syarat anonim, mengatakan bahwa fakta Rusia beralih ke Korut menunjukkan mereka sedang menderita kekurangan pasokan senjata di Ukraina. Namun, pejabat AS itu tidak merinci berapa banyak persenjataan yang ingin dibeli Rusia dari Korut.
4. Korut berusaha mempererat hubungan dengan Rusia
Duta besar Korut untuk Moskow, baru-baru ini bertemu dengan utusan dari dua wilayah separatis yang didukung Rusia di wilayah Donbass Ukraina. Dia menyatakan optimisme tentang kerja sama di bidang migrasi tenaga kerja.
Pada Juli lalu, Korut menjadi salah satu negara selain Rusia dan Suriah yang mengakui kemerdekaan wilayah untuk Donetsk dan Luhansk, yang selanjutnya bersekutu dengan Rusia atas konflik di Ukraina.
Baca Juga: Rusia Dukung Korut Kirim Tenaga Kerja ke Ukraina untuk Bangun Donbass
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.