Bendera Thailand. (pixabay.com/confused_me)
Pada Juli, sekelompok pejabat Thailand dan pakar dari kantor PBB yang mengurusi permasalahan narkoba dan tindakan kriminal (UNODC) mengunjungi pelabuhan Laem Chabang. Pelabuhan tersebut adalah pelabuhan tersibuk di Thailand, dengan rata-rata 10 ribu kontainer pengiriman keluar masuk setiap hari. Arus besar inilah yang menjadi target penyelundup untuk mengirim limbah ilegal.
Kunjungan itu untuk membahas upaya perlindungan lingkungan, guna mengatasi perdagangan limbah. Hal ini merupakan langkah-langkah yang sangat dibutuhkan untuk memfasilitasi perdagangan legal dalam mendukung transisi menuju ekonomi sirkular.
Saat itu, pejabat Thailand menyampaikan upaya mereka untuk mengekang impor ilegal melalui larangan impor limbah plastik yang akan menghentikan aktivitas tersebut di semua wilayah mulai Januari 2025. Juga, mengumumkan Undang-Undang Pengelolaan Limbah Listrik dan Peralatan Elektronik yang akan datang.
Mereka juga membentuk Satuan Tugas Perdagangan Limbah untuk Thailand, menyusul rekomendasi dari pertemuan konsultasi sebelumnya dengan UNODC. Kunjungan itu juga memberikan dimensi penegakan hukum pada dialog gugus tugas, dengan fokus pada proses pengurusan bea cukai, prosedur manajemen risiko untuk mengidentifikasi pengiriman yang mencurigakan, dan demonstrasi pemeriksaan kontainer di lokasi, dilansir laman resmi UNODC.