Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Turis Jepang Dideportasi Usai Pamer Bokong di Tembok Besar China

Potret Tembok Besar China. (unsplash.com/ Yuchen Dai)
Potret Tembok Besar China. (unsplash.com/ Yuchen Dai)

Jakarta, IDN Times - Dua turis Jepang yang berusia 20-an ditahan selama dua minggu di China, kemudian dideportasi karena mengambil foto yang memperlihatkan bokongnya di Tembok Besar pada awal Januari.

NTV dan media Jepang lainnya melaporkan pada 13 Maret, seorang laki-laki yang memperlihatkan bokong terbuka. Sementara, seorang perempuan Jepang yang menemaninya mengambil foto, dilansir The Straits Times pada Jumat (14/3/2025).

1. Tanggapan Jepang atas insiden tersebut

Bendera Jepang. (Unsplash.com/ Roméo A.)
Bendera Jepang. (Unsplash.com/ Roméo A.)

Kementerian Luar Negeri Jepang mengatakan, pada 14 Maret, mengonfirmasi bahwa dua warganya ditahan otoritas setempat di Tembok Besar.

"Mereka kemudian dibebaskan dan dikembalikan ke Jepang pada Januari," demikian pernyataan kementerian tersebut.

Sementara itu, Kedubes Jepang di Beijing tidak menanggapi permintaan komentar.

2. Kronologi insiden tersebut

Menurut laporan, para turis tersebut mengatakan kepada Kedubes Jepang bahwa mereka melakukannya sebagai lelucon. Namun, mereka ditahan selama dua minggu karena melanggar Undang-Undang Hukuman untuk Administrasi Keamanan Publik.

Berdasarkan regulasi, tindakan memperlihatkan bagian bawah tubuh di tempat umum dianggap mengganggu ketertiban sosial, dan hal itu melanggar hukum di China.

Setelah insiden tersebut, NTV Jepang mengirim wartawan ke lokasi tersebut. Seorang wartawan Jepang menyatakan kebingungan atas perilaku turis tersebut.

"Tembok Besar berada di dataran tinggi. Pada Januari, suhu dapat turun hingga minus 15 derajat celcius. Sulit untuk memahami mengapa pria itu mau melepas celananya untuk memperlihatkan bokongnya untuk difoto dalam cuaca yang sangat dingin," kata wartawan tersebut, dikutip dari Global Times.

3. Respons warga China

Ilustrasi bendera China. (unsplash.com/CARLOS DE SOUZA)
Ilustrasi bendera China. (unsplash.com/CARLOS DE SOUZA)

Aksi memalukan itu telah dilaporkan oleh beberapa media di China, termasuk aplikasi berita People's Daily dan akun Wechat resmi China Youth Daily. Kejadian tersebut memicu perdebatan sengit di antara netizen di China dan Jepang.

Beberapa warganet Jepang berkomentar, 'sangat memalukan bagi kedua turis Jepang ini untuk berperilaku sangat tidak pantas di situs bersejarah. Penahanan dua minggu terlalu ringan'. Sementara yang lain berkata, 'Negara kami sering mengeluh tentang turis asing yang berperilaku tidak baik, tetapi warga negara kita sendiri melakukan hal-hal seperti itu di luar negeri'.

Di Negeri Tirai Bambu, topik tersebut menduduki peringkat ke-11 dalam daftar media sosial Weibo hingga 14 Maret. Banyak netizen yang mengungkapkan kemarahan mereka dan mengatakan bahwa mereka tidak dapat memahami perilaku para turis.

Banyak komentar yang mendapat like terbanyak mengecam para turis tersebut atas tindakan mereka, beberapa di antaranya menggunakan bahasa kebencian terhadap orang Jepang. Ada juga beberapa warganet yang memuji pendekatan yang diambil oleh polisi setempat, dengan menyatakan mereka yang tidak memiliki etika harus ditangani dengan hukuman seperti itu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rahmah N
EditorRahmah N
Follow Us