Ukraina Kritik Pembukaan Penerbangan Rusia-Georgia

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Ukraina mengritik keras keputusan Rusia untuk membuka kembali penerbangan dari Moskow ke Tbilisi. Pihaknya menyebut bahwa normalisasi relasi kedua negara akan memperlambat masuknya Georgia dalam anggota Uni Eropa (UE).
Belakangan ini, relasi Ukraina-Georgia retak karena Tbilisi menolak menjatuhkan sanksi ke Rusia. Bahkan, Georgia menuding Ukraina ikut campur dan mendorong kudeta di tengah demonstrasi akbar menolak pengesahan rancangan undang-undang (RUU) pelabelan media independen sebagai agen asing.
1. Nikolenko sebut Georgia setujui perjanjian dengan iblis
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina, Oleg Nikolenko mengungkapkan bahwa keputusan penghapusan visa dan pengembalian penerbangan adalah kompensasi politik dari Rusia. Ia menyebutnya sebagai perjanjian dengan Iblis.
"Rusia menawarkan Georgia sebuah perjanjian dengan Iblis. Dalam perjanjian dengan Iblis, seperti yang Anda ketahui. Iblis akan selalu menang," tulis Nikolenko dalam akun Facebook-nya pada Kamis (11/5/2023), dikutip Ukrinform.
"Kami meminta agar pemerintah Georgia menentang keputusan Rusia dan mulai menjatuhkan sanksi kepada Rusia. Terkait invasi Ukraina, serta memperlambat proses integrasi Eropa," sambungnya.
Nikolenko menambahkan, normalisasi hubungan Moskow-Tbilisi ini berbanding terbalik dengan fakta bahwa Rusia telah mengokupansi 20 persen teritori Georgia. Ia mengungkapkan Rusia telah melakukan berbagai kejahatan dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) selama menduduki sebagian teritori Georgia.