Dukung Proses Gabung ke Uni Eropa, Warga Georgia Gelar Demo

Jakarta, IDN Times - Ribuan warga Georgia menyelenggarakan demonstrasi untuk menuntut proses masuknya negara tersebut ke dalam Uni Eropa (UE). Masyarakat yang datang pada demo Minggu (9/4/2023) itu, merupakan simpatisan partai oposisi yang kerap mengkritisi kebijakan pemerintah.
Beberapa bulan terakhir, Georgia tengah dihadapkan dengan situasi sulit lantaran terus digoyahkan oleh pengaruh Rusia dan Eropa. Pada Maret lalu, warga juga menggelar demonstrasi untuk menolak persetujuan kepada undang-undang pelabelan media sebagai agen asing.
1. Demonstrasi damai diorganisir oleh partai oposisi
Ribuan warga melangsungkan demonstrasi damai di Tbilisi sebagai wujud dukungan aksesi masuknya Georgia dan Ukraina sebagai anggota Uni Eropa (UE). Demonstran diketahui berkumpul di luar gedung parlemen untuk menyuarakan aksinya.
Demonstrasi bertajuk "Bersama di Eropa" ini diorganisir oleh Partai United National Movement (UNM). Demonstran diketahui membawa bendera Georgia, Ukraina, dan Uni Eropa, serta membawa spanduk yang bertuliskan "Demi masa depan Eropa", dilansir RFE/RL.
Selain itu, massa juga menyanyikan lagu yang mereferensikan pada mantan Presiden Mikheil Saakashvili. Banyak warga dan kelompok penegak hak asasi manusia (HAM) yang mengecam penahanan Saakhasvili dan menganggapnya sebagai motif politik.
2. Pemerintah dianggap sudah dikontrol oleh Rusia

Pemimpin UNM, Levan Khabeisvili mengungkapkan bahwa demonstran menginginkan pembebasan tahanan politik dan reformasi. Ia menyebut bahwa ini adalah kondisi agar negaranya dapat disetujui sebagai kandidat negara UE.
Sementara itu, mantan Presiden Georgia, Giorgi Margvelashvili menuding bahwa pemerintah Georgia sekarang sudah dikontrol oleh Rusia. Ia pun menyerukan tugasnya sebagai warga negara untuk menyelematkan negaranya.
"Kami adalah rakyat yang cinta kebebasan, sebagai bagian dari keluarga Eropa. Kami menolak perbudakan Rusia," paparnya.
3. AS jatuhkan sanksi kepada jaksa di Georgia
Pekan lalu, Amerika Serikat resmi menjatuhkan sanksi kepada tiga jaksa dan seorang mantan jaksa di Dewan Hukum Tinggi (HCOJ) yang dituding punya asosiasi dengan Partai Georgian Dream. Mereka juga dianggap telah terlibat dalam kasus korupsi dan pengrusakan hukum.
HCOJ merupakan badan independen yang bertanggung jawab dalam mengawasi proses yudisial di Georgia. Namun, badan tersebut terus mendapat kritikan lantaran adanya tudingan bahwa jaksa beraliansi dengan pemerintah dan sengaja mereformasi sistem yudisial, dilaporkan OC Media.
Keempat jaksa tersebut terdiri dari, Mikheil Chinchaladze, Levan Murusidze, and Irakli Shengelia, and Valerian Tsertsvadze. Setelah ditetapkannya keputusan ini, maka mereka dan anggota keluarganya dilarang masuk ke teritori AS.