Uni Eropa Siap Bantu Ekuador Lawan Geng Kriminal

Borrell mengatakan UE akan menawarkan peningkatan kerja sama dan operasi gabungan antara kedua negara dalam melawan geng kriminal. 

"Kami mendukung pemerintah Ekuador dan institusi keamanan dalam menegakkan keamanan dan menjamin keselamatan seluruh warga. Maka dari itu, kami siap berkolaborasi di seluruh tingkatan untuk menghadapi ini bersama-sama, yang mana ini bukanlah masalah sepele," ungkap Borrell, dilansir Europa Press.

Ia menambahkan, UE sudah mengadakan kerja sama keamanan dengan berbagai negara di seluruh dunia dan sekarang adalah waktunya berkolaborasi dengan Ekuador. 

"Kami akan menawarkan kerja sama keamanan dan operasi gabungan melalui Europol. Kami harus memasukkan keamanan di Ekuador sebagai agenda dan bukan menganggap sebelah mata karena lokasinya yang jauh," sambungnya. 

Menteri Dalam Negeri Komisi Eropa Ylva Johansson mengharapkan dapat mencapai kesepakatan dengan Ekuador terkait kerja sama keamanan. Ia juga mengungkapkan bahwa mayoritas narkoba yang diselundupkan di UE berasal dari Ekuador. 

Ia mengaku sudah mengadakan kunjungan ke pelabuhan Guayaquil pada musim semi tahun lalu untuk melihat langsung situasi di sana. Ia pun berharap Brussels dapat mengirimkan tim untuk menilai risiko di pelabuhan tersebut dan menemukan celahnya serta menutupnya, dilansir Primicias.

Mendagri Belgia Annelies Verlinden juga mengatakan narkoba di Eropa mayoritas diselundupkan lewat pelabuhan Antwerp di negaranya. Ia pun mengharapkan kesepakatan dengan Kolombia, Ekuador, dan Bolivia dalam melawan penyelundupan narkoba. 

Dilaporkan Euronews, terdapat peningkatan jumlah narkoba yang disita di pelabuhan-pelabuhan di Eropa pada 2023. Johansson menyebut bahwa geng kriminal mengekspolitasi kelemahan keamanan internal di dalam pelabuhan. 

Ia pun mengumumkan Aliansi Pelabuhan UE, dalam melawan penyelundupan narkoba di Eropa. Aksi tersebut akan diutamakan di pelabuhan-pelabuhan besar Eropa, seperti Rotterdam, Antwerp, dan Hamburg. 

Selain berniat mengadakan kerja sama dengan UE, Ekuador sudah menyetujui kolaborasi keamanan dengan Amerika Serikat (AS) untuk melawan geng kriminal. Quito bahkan setuju menukarkan senjata bekas asal Rusia milik Ekuador dengan senjata baru buatan AS. 

Dilansir Mercopress, penukaran senjata asal Rusia ke AS tersebut mendapat penolakan dari Moskow. Duta Besar Rusia di Quito Vladimir Sprinchan menyebut bahwa keputusan tersebut adalah langkah yang dapat merusak persahabatan kedua negara. 

"Presiden Noboa memang boleh menjual atau memberikan senjata tersebut dan itu tidak ilegal. Namun, Amerika tidak membutuhkan senjata tersebut ketika disebut sebagai sampah. Ini adalah langkah tidak bersahabat," ujarnya. 

Selain membahas soal kerja sama militer, pemerintah Ekuador juga meminta akses lebih bagi produknya untuk masuk ke pasar AS. Quito menyebut kerja sama ini akan menarik investasi dan meningkatkan lapangan pekerjaan.