Dua Keturunan India Calon Kuat Menteri di Kabinet Joe Biden

Gedung putih bakal diisi tim kampanye

Jakarta, IDN Times – Dua warga Amerika Serikat keturunan India disebut-sebut bakal menjadi bagian dari kabinet presiden terpilih, Joe Biden, dan wakil presiden terpilih, Kamala Harris. Mereka adalah Vivek Murthy, mantan kepala US Surgeon General, dan guru besar Universitas Stanford Arun Majumdar.

Siapa yang bakal menjadi anggota kabinet untuk empat tahun berikutnya, menjadi diskusi hangat pasca-pemilu AS 2020.  Meskipun hasil resmi belum ditetapkan, tetapi Biden-Harris unggul jauh dibandingkan petahana, Presiden Donald J Trump dan wapres Mike Pence, baik dalam hal suara populer maupun suara elektoral.

Trump, sampai saat ini belum mau mengaku kalah pemilu, dan mengancam menggugat hasilnya ke pengadilan di sejumlah negara bagian.

Baca Juga: Demi Selamatkan Banyak Warga, Joe Biden Peringatkan Donald Trump

1. Vivek Murthy digadang-gadang sebagai bakal menteri kesehatan AS

Dua Keturunan India Calon Kuat Menteri di Kabinet Joe Biden(Twitter/Vivek Murthy)

Viviek Murthy yang pekan lalu diumumkan sebagai ketua penasihat penanggulangan pandemik COVID-19 di tim transisi Biden-Harris, jadi kandidat kuat untuk posisi menteri kesehatan dan pelayanan manusia.

Pria 43 tahun ini adalah ahli kesehatan masyarakat yang rutin memberikan paparan kepada Biden, soal pandemik virus corona selama masa kampanye. Tema COVID-19 jadi bahan paling hangat selama kampanye termasuk debat capres AS 2020. Keunggulan Biden, sebagian besar diakibatkan kegagalan pemerintahan Trump dalam menangani pandemik.

Murthy menjadi kepala US Surgeon General, pada akhir 2014, hampir setahun setelah dia dinominasikan untuk posisi itu oleh Presiden Barack Obama. Dia membawahi sedikitnya 6.000 dokter nasional, mengawasi operasional para tenaga kesehatan masyarakat yang profesional.  Sering disebut kelompok elite para tenaga kesehatan.

Nominasi Murthy sempat terganjal cukup lama di senat, terutama karena pandangannya terhadap kekerasan senjata yang dianggap sebagai ancaman kesehatan masyarakat.

Jika Biden memilih Murthy, dia akan menggantikan posisi yang saat ini dijabat oleh Alex Azhar. Dua nama potensial lainnya untuk posisi menkes AS adalah Mandy Cohen, kepala departemen kesehatan dan layanan manusia North Carolina dan Michele Lujan Grisham, gubernur New Mexico.

Selama menjabat sebagai US Surgeon General, Murthy menerbitkan sebuah laporan yang penting terkait kecanduan obat-obatan dan narkotika, menyebutnya sebagai, “ujian moral bagi Amerika”, menjadikan laporan itu sebagai kelanjutan penting untuk menangani masalah ini, bersamaan dengan masalah penggunaan tembakau untuk rokok, dan AIDS serta pentingnya aktivitas fisik bagi  setiap warga.

Sejak meninggalkan posisi itu, Murthy banyak menulis dan berbicara soal kesepian. Sebelumnya, dia adalah wakil admiral bagi korps petugas pelayanan kesehatan publik.

2. Arun Majumdar memimpin lembaga yang dapat dukungan bipartisan di Kongres

Dua Keturunan India Calon Kuat Menteri di Kabinet Joe BidenBiden dan Kamala Harris bersama dengan pasangannya masing-masing di di Wilmington, Delaware, Amerika Serikat, Rabu (19/8/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Kevin Lamarque)

Sementara Arun Majumdar dipertimbangkan mengisi pos menteri energi. Dia pernah menjabat sebagai direktur pertama Badan Riset Proyek Energi Maju (ARPA-E) dan menjadi penasihat kunci untuk Biden dalam isu terkait energi.

“Kantor itu, sebuah inkubator untuk teknologi energi baru, selama ini mendapatkan dukungan bipartisan dari Kongres, dan ini membuatnya lebih berpeluang untuk dapat konfirmasi senat,” demikian laman The Washington Post.

Selain Majumdar, nama lain yang mencuat untuk posisi menteri energi adalah Ernest Moniz, mantan menteri energi, akademisi Universitas Stanford Dan Reicher dan Elizabeth Sherwood-Randal, mantan wakil menteri energi. Moniz dan Sheerwood menjabat di era Presiden Barack Obama, di mana Biden adalah wapresnya.

Saat menjabat bos ARPA-E, Majumdar menjadikan lembaga itu sebagai model untuk keunggulan dan inovasi di bidang energi.  Setelah tidak lagi menjabat, sebelum mengajar di Stanford, Majumdar menjadi wakil presiden untuk energi di Google, di mana dia membentuk sejumlah inisiatif energi, terutama yang berkaitan dengan data interseksi, komputasi dan pembangkit listrik.

3. Posisi penting di kantor presiden era Biden bakal diisi para tokoh di tim kampanyenya

Dua Keturunan India Calon Kuat Menteri di Kabinet Joe BidenBiden dan Kamala Harris bersama dengan pasangannya masing-masing merayakan selebrasi di Milwaukee, Wisconsin, Amerika Serikat, Kamis (20/8/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Kevin Lamarque)

Setelah mengumumkan Ron Klain sebagai bakal kepala staf kepresidenan, Biden juga menyusun tim yang bakal berkantor bersama dia di Gedung Putih. Ron Klain menjabat sebagai kepala staf saat Biden di posisi wapres.

Cedric Richmond, senator dari Partai Demokrat yang menjadi ketua bersama kampanye Biden-Harris dan pernah menjabat sebagai ketua kaukus kulit hitam di Kongres, bakal memimpin kantor keterlibatan publik di Gedung Putih. Dalam posisi itu, Richmond bakal membantu Biden menjalankan agenda besar pemerintahan federal, bekerjasama dengan pemerintahan negara bagian dan lokal.

Jen O’Malley Dillon, manajer kampanye Biden sejak Maret 2020 bakal menjadi wakil kepala staf kepresidenan. O’Malley Dillon yang mencetak sejarah sebagai perempuan pertama yang sukses menjadi manajer kampanye presiden, awalnya menyatakan tidak berminat berkantor di Gedung Putih.

Namun, seperti dilaporkan NBC News, lingkar dekat Biden yang kagum akan kemampuan manajerialnya, mendesak agar dia bisa membantu kantor Presiden Biden. O’Malley Dillon bakal dicatat sebagai manajer kampanye presiden yang sukses menjalankan mesin kampanyenya di tengah krisis pandemik yang hebat.

Julie Rodriguez yang menjadi direktur politik kampanye wapres Kamala Harris, bakal menjadi direktur urusan antar pemerintahan Gedung Putih. Rodriguez adalah cucu dari pemimpin hak-hak sipil Cezar Chavez. Dana Remus, penasihat kampanye Biden akan menduduki kursi penasihat Gedung Putih.

Operasional kantor kepresidenan, Oval Office, akan dijabat oleh Annie Tomasini yang menjadi kepala urusan perjalanan selama kampanye, termasuk saat kampanye 2008.

“Sejumlah sosok yang dipilih (Biden) pernah menjabat tidak hanya di satu periode, bahkan dua periode administrasi. Mereka adalah orang yang tahu bagaimana pemerintahan bekerha dan bagaimana menjalani prosesnya,” kata Anita Dunn, penasihat kampanye Biden.

Presiden terpilih Biden menyatakan bahwa susunan kabinetnya nanti bakal jadi kabinet yang paling majemuk dalam sejarah AS.

Baca Juga: 10 Program Presiden Terpilih AS, Joe Biden, Tangani COVID-19

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya