Di Forum Dunia, PMI Ingatkan Ancaman Korupsi di Tengah Pandemik COVID
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Sekretaris Jenderal Palang Merah Indonesia (PMI) Sudirman Said, mewanti-wanti sejumlah pihak yang memanfaatkan pandemik COVID-19 menjadi ladang korupsi. Oleh sebab itu, dia mendesak supaya kegiatan kemanusiaan harus mengedepankan transparansi dan integritas.
"Suasana kedaruratan bila tidak diurus dengan niat baik sering membuka peluang bagi kecurangan dan korupsi," kata Sudirman saat menjadi pembicara di International Conference Preventing Fraud and Corruption in Humanitrian Operation yang diselenggarakan oleh International Federation of Red Cross (IFRC).
Pada acara tersebut, Sudirman membawakan materi bertemakan Managing Fraud and Corruption Risk in Humanitarian Operation: a Behavioral Perspective. Konferensi itu diikuti sekitar 350 peserta dari pengurus dan aktivis gerakan kepalangmerahan seluruh dunia.
1. Transparansi dan akuntabilitas bisa dibentuk dengan penerapan SOP ketat
Mantan Menteri ESDM itu menjelaskan, transparansi dan akuntabilitas dalam situasi bencana bisa diciptakan dengan standar operasional prosedur yang ketat, serta sistem audit dan kepatuhan yang canggih.
Selain sistem tata kelola, dibutuhkan juga integritas manusia yang mengelolanya. Menurutnya, sistem yang kuat sekali pun bisa jebol jika ada niat untuk mencuri dan mengakali prosedur.
"Karena itu dalam operasi kemanusiaan seperti penanggulangan bencana, gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah harus menjaga agar semua pihak yang terlibat memiliki nilai-nilai luhur dan integritas tinggi," ungkapnya.
Baca Juga: Jusuf Kalla Tegaskan PMI Netral Pada Pemilu 2024
2. Para pemimpin organisasi kemanusiaan harus jadi tauladan
Sudirman menekankan, integritas tinggi harus dimiliki oleh setiap unsur yang terlibat termasuk para relawan di lapangan, bukan saja pengurus atau board members organisasi.
Peran pemimpin, kata Sudirman, penting untuk menjadi teladan. Pemimpin organisasi kemanusiaan harus menunjukan nol toleransi terhadap korupsi dan kecurangan dalam kegiatannya.
"Peran pemimpin sebagai teladan di semua lapisan menjadi penting. Training-training tentang etika dan anti korupsi penting, tetapi sikap para pemimpin yang menampilkan perilaku zero tolerant terhadap kecurangan dan korupsi memberi pesan lebih kuat kepada seluruh elemen gerakan kemanusiaan," ujarnya.
3. Organisasi kemanusiaan harus mendapat kepercayaan dari masyarakat
Terakhir, Sudirman menyatakan menjauhi korupsi dan kecurangan amat penting bagi organisasi kemanusiaan. Pasalnya, organisasi kemanusiaan hanya bisa menjalankan kegiatannya jika dipercaya masyarakat. Sekali terjadi korupsi, ujar Sudirman, citra organisasi akan rusak dan kepercayaan masyarakat hilang.
"Karena organisasi seperti PMI, IFRC dan ICRC hanya bisa beroperasi bila ada kepercayaan dari masyarakat. Sekali ada kasus korupsi, reputasi akan rusak dan sulit sekali membangun kembali public trust," ujarnya.
Baca Juga: 3 Pandemik Terbesar di Dunia dengan Kematian Tertinggi Dalam Sejarah