Krisis Migran, Uni Eropa Jatuhkan Sanksi Kelima untuk Belarusia

Maskapai Belarusia dilarang untuk melintasi jalur udara UE

Jakarta, IDN Times – Uni Eropa (UE) memutuskan untuk menjatuhkan sanksi baru terhadap Belarusia, setelah dituduh memicu krisis yang menyebabkan ribuan migran dan pengungsi terdampar di hutan yang dingin di perbatasan Polandia-Belarusia.

Blok tersebut menuduh Belarusia dengan sengaja mengarahkan pengungsi ke perbatasan UE, sebagai balasan atas sejumlah sanksi yang telah diberikan sebelumnya. Minsk telah menolak tuduhan tersebut.

“Sistem tidak manusiawi yang menggunakan pengungsi sebagai alat untuk menekan UE telah memburuk selama beberapa hari terakhir,” kata Menteri Luar Negeri Jerman, Heiko Maas, pada Senin (15/11/2021) dikutip dari Al Jazeera.

Mass bahkan menuduh Belarusia telah melakukan ‘perdagangan manusia’.

Baca Juga: Pilpres Belarusia Bergejolak, Putin Kejar Integrasi Belarusia ke Rusia

1. UE pertimbangkan untuk menghukum maskapai lain

Krisis Migran, Uni Eropa Jatuhkan Sanksi Kelima untuk BelarusiaPrajurit berkuda penjaga perbatasan Polandia sedang mengawasi jalur masuk Polandia-Belarusia. twitter.com/theragex

Para pencari suaka, yang sebagian besar berasal dari Irak dan Afghanistan, mulai tiba di perbatasan darat Belarusia dengan UE tahun ini. Mereka ingin menyeberang ke negara anggota UE, seperti Lithuania, Latvia, dan Polandia.

Tokoh UE, Josep Borrell, mengatakan paket sanksi kelima telah disetujui oleh para menteri luar negeri UE dan akan diselesaikan dalam beberapa hari mendatang.

Mereka akan menargetkan maskapai penerbangan, agen perjalanan, dan individu yang terlibat dalam upaya pengiriman pengungsi ke perbatasan Polandia-Belarusia. Eksekutif UE juga sedang mencari tahu apakah maskapai lain akan menerima sanksi, setelah blok itu melarang maskapai Belavia melewati jalur udaranya.

Pada Senin, Kanselir Jerman Angela Merkel berbicara dengan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko untuk mencari solusi atas krisis tersebut. Sementara, Presiden Rusia Vladimir Putin, sekutu dekat Belarusia, juga mencari solusi melalui dialog dengan Presiden Prancis Emmanual Macron.  

Baca Juga: UE Ancam Hukum Maskapai Belarusia gegara Krisis Migran di Polandia

2. Penjagaan Polandia dinilai tidak efektif

Krisis Migran, Uni Eropa Jatuhkan Sanksi Kelima untuk BelarusiaImigran ilegal dan pengungsi yang tertahan di perbatasan Polandia-Belarusia. twitter.com/prclondon

Para migran yang dikabarkan semakin putus asa mulai nekat untuk melewati pagar darurat. Polandia sedikitnya melaporkan 5.100 upaya para migran untuk melewati perbatasan selama November 2021.

Asssed Baig, koresponden Al Jazeera yang bertugas di perbatasan Polandia-Belarusia, mengatakan bahwa lebih dari 15 ribu pasukan keamanan Polandia tampaknya tidak menghalangi para pencari suaka untuk menyeberang ke UE.

“Terlepas dari berapa banyak kekuatan yang ditempatkan Polandia di sepanjang perbatasan, orang masih berhasil melewatinya. Dan kami mendengar ada dorongan pagi ini di pihak Belarusia, dari orang-orang yang terjebak di sana, untuk mencoba lagi dan melewati perbatasan,” kata Baig.

Latvia juga telah mengerahkan 3.000 tentara untuk latihan militer di dekat perbatasannya, sebuah kebijakan yang sebelumnya tidak pernah diumumkan.  

Baca Juga: 5 Fakta Krisis Migran Polandia-Belarusia, Picu Ketegangan di Uni Eropa

3. Belarusia sebut telah memerintahkan migran untuk kembali ke negaranya

Krisis Migran, Uni Eropa Jatuhkan Sanksi Kelima untuk BelarusiaPresiden Belarusia Alexander Lukashenko. twitter.com/EgeTelgraf

Kementerian Luar Negeri Belarusia mengatakan, tuduhan Minsk telah merekayasa krisis perbatasan adalah ungkapan yang tidak masuk akal. Sementara itu, Lukashenko mengatakan bahwa Belarusia meyakinkan para migran untuk pulang, tetapi tidak satupun dari mereka ingin kembali.

Minsk akan membalas sanksi baru UE. Sanksi yang sebelumnya diberikan UE adalah pemberian daftar hitam kepada Lukashenko, putranya, dan 165 pejabat Belarusia lainnya, termasuk pembatasan perdagangan kalium, salah satu komoditas ekspor penting Belarusia.

Lukashenko sempat mengatakan, Belarusia tidak ingin situasi perbatasan meningkat menjadi konflik.

“Pekerjaan aktif sedang berlangsung di area ini, untuk meyakinkan orang (migran), tolong kembali ke rumah. Tapi tidak ada yang ingin kembali," kata Lukashenko.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya